Irawansaja
New member
DALAM KEDIPAN MATANYA
Bumi boleh marah, menggelegar, menggeliat, meronta-ronta
Manusia boleh berteriak, menghardik, memekikkan semua kebenaran
Kukedepankan langkah ini tuk tetap mencari kisah yang baru saja menjadi cerita
Kubungkus hati ini dengan sutra berdarah agar namamu saja yang slalu terpahatkan
Niat ini kumulai dengan kerendahan hati dan ketulusan pengorbanan
Hasrat ini kugenggam karna aku memahaminya lebih dari dia sendiri
Bukan salah dia menjadi seperti itu, tapi karna kepolosan yang telah termanfaatkan
Dia bunga terindah dan wangi, tanpa cahaya yang membuatnya mengerti
Dicobanya segala sesuatu yang membuatnya tahu, tapi selalu tidak bisa dan jatuh
Dikoyaknya hatinya tuk membaca apa yang sedang terjadi, tapi selalu hampa
Disiksanya sendiri raganya berkali-kali tuk mencari kebenaran hidupnya, tapi semakin membuatnya bingung dengan luka yang membiru
Ditutupinya telinga dan matanya, tapi kebimbangan bertambah menerpa perasaannya
Aku mencintainya karna dia lebih terhormat dari yang dia sendiri rasa
Aku menyukainya karna keindahan yang selalu tertutup ketakutan yang ada pada dirinya sendiri
Aku menyayanginya karna aku membenci sesuatu kisah yang teramat tega merusak kebenaran nuraninya
Aku selalu merindukannya karna gundahku bila tak melihat senyumnya yang sering tertahan ketidakpercayaan dirinya
Aku percaya padanya karna resah yang terlukiskan dalam matanya
Aku percaya padanya dari rengkuhan matanya yang selalu mencari-cari siapa yang bisa dia percaya
Aku percaya padanya saat beningnya air menetes dari matanya memuntahkan kebenaran yang terperihkan
Aku tidak pernah kehabisan cinta yang terpercaya padanya saat dia mengedipkan mata indahnya
Dia adalah cinta terbesarku di dunia karena kedipan matanya yang membuaiku selama-lamanya
Kedipan matanya adalah cahaya kehangatan bagiku tuk selalu lebih mencintainya
By. Irawansaja
Bumi boleh marah, menggelegar, menggeliat, meronta-ronta
Manusia boleh berteriak, menghardik, memekikkan semua kebenaran
Kukedepankan langkah ini tuk tetap mencari kisah yang baru saja menjadi cerita
Kubungkus hati ini dengan sutra berdarah agar namamu saja yang slalu terpahatkan
Niat ini kumulai dengan kerendahan hati dan ketulusan pengorbanan
Hasrat ini kugenggam karna aku memahaminya lebih dari dia sendiri
Bukan salah dia menjadi seperti itu, tapi karna kepolosan yang telah termanfaatkan
Dia bunga terindah dan wangi, tanpa cahaya yang membuatnya mengerti
Dicobanya segala sesuatu yang membuatnya tahu, tapi selalu tidak bisa dan jatuh
Dikoyaknya hatinya tuk membaca apa yang sedang terjadi, tapi selalu hampa
Disiksanya sendiri raganya berkali-kali tuk mencari kebenaran hidupnya, tapi semakin membuatnya bingung dengan luka yang membiru
Ditutupinya telinga dan matanya, tapi kebimbangan bertambah menerpa perasaannya
Aku mencintainya karna dia lebih terhormat dari yang dia sendiri rasa
Aku menyukainya karna keindahan yang selalu tertutup ketakutan yang ada pada dirinya sendiri
Aku menyayanginya karna aku membenci sesuatu kisah yang teramat tega merusak kebenaran nuraninya
Aku selalu merindukannya karna gundahku bila tak melihat senyumnya yang sering tertahan ketidakpercayaan dirinya
Aku percaya padanya karna resah yang terlukiskan dalam matanya
Aku percaya padanya dari rengkuhan matanya yang selalu mencari-cari siapa yang bisa dia percaya
Aku percaya padanya saat beningnya air menetes dari matanya memuntahkan kebenaran yang terperihkan
Aku tidak pernah kehabisan cinta yang terpercaya padanya saat dia mengedipkan mata indahnya
Dia adalah cinta terbesarku di dunia karena kedipan matanya yang membuaiku selama-lamanya
Kedipan matanya adalah cahaya kehangatan bagiku tuk selalu lebih mencintainya
By. Irawansaja