Data Militer RI Dicuri

jktkite

New member
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Data-data rahasia tentang Indonesia kembali bobol. Setelah bocor di tangan Amerika Serikat melalui internet, kini data rahasia milik Indonesia justru berhasil dibobol pencuri. Pencurian data rahasia milik Indonesia ini diberitakan The Korean Times pada Jumat (18/2/2011) kemarin.

Diberitakan, aksi pembobolan data rahasia militer ini terjadi di kamar hotel salah satu delegasi Indonesia yang menginap di Hotel Lotte, lantai 19, Kota Seoul. Tiga penyusup, terdiri dari dua orang pria dan satu perempuan, masuk ke kamar hotel tersebut dan mengambil sejumlah data-data penting.

Para pencuri yang diduga dari ras Asia ini menduplikasi dokumen rahasia yang terdapat di salah satu laptop delegasi Indonesia, yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Diduga dokumen yang berhasil diduplikasi berisi rahasia pertahanan, termasuk pembelian pesawat T-50 dari Korea.

Polisi setempat menduga para pencuri merupakan jaringan senjata internasional atau mata-mata profesional. Namun anehnya, hingga saat ini Kementerian Luar Negeri Indonesia belum mengajukan keberatan apapun tentang peristiwa itu.

Untuk diketahui, Hatta datang bersama Kapala BKPM Gita Wirjawan, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perindustrian MS Hidayat, dan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Delegasi SBY ini bertemu dengan Presiden Republik Korea Selatan Lee Myun Bak di Blue House, Seoul, Korsel pada Rabu (16/2) lalu.

Kunjungan Hatta berikut rombangan sebagai tindak lanjut perjanjian kerjasama ekonomi yang ditandatangani Presiden Lee Myung-bak dan Presiden Yudhoyono pada pertemuan puncak ASEAN Desember 2010 lalu.(*)

http://www.tribunnews.com/2011/02/20/data-militer-ri-dicuri-di-kamar-hotel-seoul

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dugaan pencurian data-data rencana pembelian pesawat militer T-50 dari laptop delegasi Indonesia di Hotel Lotte, Seoul Korea Selatan, akan didalami oleh Komisi I DPR RI.

Demikian dikatakan Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Minggu (20/2/2011). "Kita akan mencoba konfirmasi ke Kemenhan (Kementerian Pertahanan), kalau itu benar maka kita akan undang Kemenhan karena kita harus jaga betul kerahasiaan alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) kita," ujarnya.

Mahfudz mengatakan dirinya hingga saat ini belum mendapat informasi resmi dari pihak Kemenhan. Menurutnya, Kemenhan harusnya menggali informasi tentang dugaan kebocoran data rahasia militer RI, termasuk soal staf delegasi RI yang kehilangan laptop. Karena kasus tersebut akan berbahaya bila jatuh kepada intelijen asing.

"Ini bisa berbahaya karena intelijen asing bisa mengetahui persenjataan kita, karena kita sedang melakukan modernisasi alutista dan bekerjasama dengan beberapa negara," katanya.

Kemenhan, lanjut politisi PKS itu, harus menyelidiki apakah ada kelalaian dari pihak Korea Selatan bila memang ditemukan indikasi tersebut. "Kalau betul ini kecolongan atau ada kelalaian maka pihak Kemenhan harus melakukan tindakan tegas. Soalnya dalam kerjasama itu ada MoU (Memorandum of Understanding) yang harus dijaga kerahasiaannya," tandasnya.(*)

http://www.tribunnews.com/2011/02/20/dpr-dalami-bocornya-data-rahasia-militer-ri



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengaku tidak tahu soal aksi pencurian yang dilakukan tiga orang berparas Asia yang dikabarkan membobol data militer delegasi Indonesia di sebuah hotel berbintang di Seoul, Korea Selatan.

"Saya gak tahu soal pencurian itu," kata Hidayat ketika dikonfirmasi Tribunnews.com dari Jakarta, Minggu (20/02/2011) sore.

http://www.tribunnews.com/2011/02/20/anggota-delegasi-ri-tak-tahu-pencurian-data-militer

http://www.tribunnews.com/topics/data-militer-dicuri
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menyesalkan peristiwa pencurian data rahasia milik Indonesia di Seoul, Korea Selatan. Apalagi yang dicuri merupakan data rahasia pertahanan Indonesia yang akan dikoordinasikan dengan pemerintahan Korsel.

"Bisa dicuri itu menurut saya sebuah kejadian yang memalukan negara. Apalagi, pencurian ini menyangkut tentang kerahasian negara, dan pertahanan negara," kata Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani kepada Tribunnews.com di Jakarta, Minggu (20/2/2011).

Menurutnya, delegasi Indonesia yang membawa data rahasia tersebut seolah tidak memiliki upaya pengaman atas dokumen rahasia yang tersimpan di laptop. "Ini seperti kita kehilangan dompet, ketika hilang ya hilang semuanya," ucapnya.

Anggota Komisi I DPR RI ini menyebut, sepatutnya dokumen rahasia memiliki prosedur pengamanan tingkat tinggi. Begitu laptop berisi dokumen rahasia hilang, ada prosedur tetap untuk mengamankan dokumen rahasia negara.

"Data rahasia bukan ditenteng dalam satu laptop. Ini memalukan, dan norak sekali," imbuhnya seraya menambahkan, Komisi I DPR RI akan mengundang Menhan Purnomo Yusgiantoro.

"Kami akan menanyakan kebiasan kita dalam mendokumentasikan rahasia negara," sergahnya.

http://www.tribunnews.com/2011/02/20/gerindra-ini-kejadian-yang-memalukan-negara
 

Kamar Delegasi RI yang Dibobol di Seoul Bernomor 1961, Bertarif 350 Dolar



Seoul detiknews - Kamar delegasi Indonesia di Hotel Lotte, pusat kota Seoul, dimasuki 3 orang misterius. Mereka membawa satu laptop dan meninggalkannya di lorong hotel. Kamar yang jadi korban adalah kamar bernomor 1961.

Menurut harian JongAang Daily edisi Senin (22/2/2011), kamar itu berkelas deluxe dan terletak di sayap baru hotel. Tarif kamar itu berkisar 350 dolar semalam. Pejabat tinggi biasanya tidak menetap di kamar itu.

Informasi dari Jakarta mengungkapkan, kamar itu dihuni oleh staf dari salah satu kementerian.

Delegasi sebanyak 50 orang itu, termasuk 5 menteri, dipimpin oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Menurut Hatta, rombongan dinas pada 14-17 Februari. Rombongan membicarakan kerjasama bilateral kedua negara sebagai buah dari pertemuan Presiden Lee Myung-bak dan Presiden SBY akhir tahun lalu.

Rombongan juga membicarakan rencana Korsel untuk menjual pesawat jet supersonic latih T-50 Golden kepada Indonesia.

Rombongan sempat bertemu degan Presiden Lee sebelum pulang ke Jakarta. Menurut JongAang Daily, beberapa orang terpaksa pulang esok harinya karena insiden pembobolan di kamar hotel.

Hingga kini pemerintah Indonesia belum merespons kasus itu ke pemerintah Korsel, misalnya dengan meminta kerjasama penyelidikan atau konfirmasi. Menko Polhukam Djoko Suyanto memastikan tidak ada data penting yang dibawa rombongan ke Seoul.

Polisi Seoul sedang menyelidiki apakah pelaku yang menyusup ke kamar itu adalah agen intelijen ataukah pencuri biasa saja.
 
Back
Top