nurcahyo
New member
Daun Koka Lebih Baik dari Susu?
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Jika selama ini orang menganggap susu adalah minuman yang paling banyak mengandung kalsium ternyata anggapan tersebut dimentahkan oleh pemerintah Bolivia.
Daun koka ternyata memiliki kandungan nutrisi lebih banyak ketimbang susu. Sebuah pernyataan yang bertentangan dengan kenyataan yang selama ini melarang penggunaan daun koka dalam segala bentuk.
Meskipun daun koka sendiri termasuk dalam kategori narkotika, namun pemerintah Bolivia justru menyarankan penggunaan daun koka ini di sekolah. Hal ini dibenarkan Menteri Luar Negeri Bolivia David Choquehuanca yang menyebutkan lebih baik mulai mengganti produk susu dengan daun koka sebagai bekal anak-anak saat di sekolah.
"Anak-anak kita lebih butuh kalsium dan daun koka mengandung kalsium lebih banyak dari susu, selain itu daun koka juga memiliki kandungan fosfor lebih banyak dari ikan," ujar Choquehuanca dalam sebuah wawancara.
"Mungkin kita bisa mulai mengganti atau menambah menu daun koka dalam setiap bekal makan siang mereka."
Pernyataan Choquehuanca ini diperkuat dengan penelitian mendalam tentang daun koka yang dilakukan Departemen Kesehatan Bolivia dan Universitas Harvard.
Sehelai daun koka dengan berat 100 gram mengandung 18,9 miligram (mg) kalori protein, 45,8 mg zat besi, 1.540 mg kalsium. Selain itu, daun koka juga mengandung vitamin A, B1, B2, E, dan C yang kadarnya lebih banyak dari kacang-kacangan.
Daun koka sendiri telah dikenal masyarakat Bolivia sebagai tonik (zat untuk menaikkan ketahanan tubuh) dan sebagai penahan rasa lapar. Selain kaya zat gizi, daun koka juga diproses menjadi kokain dan dijual ke luar negeri, terutama ke pasar Amerika dalam perdagangan ilegal bernilai tinggi.
Namun langkah pengembangan tanaman koka ini terganjal dengan langkah Amerika yang melarang Bolivia dibawah pemerintahan Presiden terpilih Evo Morales, presiden pertama keturunan suku Aymara (suku Indian), untuk melanjutkan industri tanaman koka baik yang ilegal maupun sebagai adat kebiasaan masyarakat Bolivia.
Sementara itu menanggapi proposal yang diajukan Choquehuanca, oposisi pemerintah yang juga pernah menjabat sebagi Menteri Pendidikan Tito Hoz de Vila menolak keras penggunaan daun koka di sekolah karena efek buruk yang ditimbulkannya.
"Anak-anak akan tertidur di kelas dan tak akan bisa fokus pada pelajaran dan tugas sekolah mereka," tambah de Vila. (afp/rit)
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Jika selama ini orang menganggap susu adalah minuman yang paling banyak mengandung kalsium ternyata anggapan tersebut dimentahkan oleh pemerintah Bolivia.
Daun koka ternyata memiliki kandungan nutrisi lebih banyak ketimbang susu. Sebuah pernyataan yang bertentangan dengan kenyataan yang selama ini melarang penggunaan daun koka dalam segala bentuk.
Meskipun daun koka sendiri termasuk dalam kategori narkotika, namun pemerintah Bolivia justru menyarankan penggunaan daun koka ini di sekolah. Hal ini dibenarkan Menteri Luar Negeri Bolivia David Choquehuanca yang menyebutkan lebih baik mulai mengganti produk susu dengan daun koka sebagai bekal anak-anak saat di sekolah.
"Anak-anak kita lebih butuh kalsium dan daun koka mengandung kalsium lebih banyak dari susu, selain itu daun koka juga memiliki kandungan fosfor lebih banyak dari ikan," ujar Choquehuanca dalam sebuah wawancara.
"Mungkin kita bisa mulai mengganti atau menambah menu daun koka dalam setiap bekal makan siang mereka."
Pernyataan Choquehuanca ini diperkuat dengan penelitian mendalam tentang daun koka yang dilakukan Departemen Kesehatan Bolivia dan Universitas Harvard.
Sehelai daun koka dengan berat 100 gram mengandung 18,9 miligram (mg) kalori protein, 45,8 mg zat besi, 1.540 mg kalsium. Selain itu, daun koka juga mengandung vitamin A, B1, B2, E, dan C yang kadarnya lebih banyak dari kacang-kacangan.
Daun koka sendiri telah dikenal masyarakat Bolivia sebagai tonik (zat untuk menaikkan ketahanan tubuh) dan sebagai penahan rasa lapar. Selain kaya zat gizi, daun koka juga diproses menjadi kokain dan dijual ke luar negeri, terutama ke pasar Amerika dalam perdagangan ilegal bernilai tinggi.
Namun langkah pengembangan tanaman koka ini terganjal dengan langkah Amerika yang melarang Bolivia dibawah pemerintahan Presiden terpilih Evo Morales, presiden pertama keturunan suku Aymara (suku Indian), untuk melanjutkan industri tanaman koka baik yang ilegal maupun sebagai adat kebiasaan masyarakat Bolivia.
Sementara itu menanggapi proposal yang diajukan Choquehuanca, oposisi pemerintah yang juga pernah menjabat sebagi Menteri Pendidikan Tito Hoz de Vila menolak keras penggunaan daun koka di sekolah karena efek buruk yang ditimbulkannya.
"Anak-anak akan tertidur di kelas dan tak akan bisa fokus pada pelajaran dan tugas sekolah mereka," tambah de Vila. (afp/rit)