spirit
Mod
Relationship
Memanfaatkan kunjungan di Elizabeth Garrett Anderson School, pada Kamis 26 Mei 2011 lalu, Michelle Obama meladeni tanya-jawab seputar rasa ketertarikannya pada sang presiden, Barrack Obama.
Rasa cinta terhadap ibu dan saudara-saudara perempuannya serta daya magisnya terhadap perempuan itulah yang membuat ibu negara jatuh hati pada presiden kulit hitam pertama di Amerika Serikat tersebut. Terlihat sekali, Michelle begitu memuja keperibadian emas suaminya. Etos kerjanya yang tinggi, selera humornya, dan kemampuannya mengorganisir sebuah komunitas. Meski demikian, Michelle tidak pernah terpikir suaminya akan menjadi presiden. Demikian dilaporkan dari National Journal.
Michelle pun mulai menjelaskan panjang lebar, "Tentu tidak. Tidak, aku hanya bercanda. Aku tahu dia orang yang istimewa dan ini tidak ada hubungannya dengan pendidikannya. Ini tidak berkaitan dengan potensinya dan aku katakan ini kepada perempuan-perempuan muda, 'Jangan melakukan pengecekan. Apa dia mengenyam pendidikan di sekolah yang baik? Berapa penghasilannya?' Sama sekali tidak ada hubungannya dengan itu semua. Semua karena perasaan yang dia miliki terhadap ibunya, cinta yang dimiliki terhadap ibunya, hubungannya dengan para perempuan, etos kerjanya, dan dia lucu. Kami sangat sering bercanda. Dia pun mencintai adik perempuannya. Dia dulu mengorganisir komunitas. Aku sangat menghargai itu. Nilai-nilai seperti itu yang membuatku berpikir, aku tidak akan menemui orang seperti itu sesering itu. Ketika hal tersebut ditambah dengan bakat - dan dia imut, kamu tahu? - aku selalu berpikir dia bisa berguna bagi orang di sekitarnya. Tapi aku tidak pernah terpikir dia akan jadi presiden. Aku tidak memikirkannya hingga malam kami berdiri di panggung dan dia benar-benar menang. Aku seperti, 'Oh, lihat, kamu menang'."
Beruntunglah Obama benar-benar dicintai istrinya. Cinta yang dewasa dan tanpa syarat.
sumber: ghiboo
Oleh : Cecilia
Memanfaatkan kunjungan di Elizabeth Garrett Anderson School, pada Kamis 26 Mei 2011 lalu, Michelle Obama meladeni tanya-jawab seputar rasa ketertarikannya pada sang presiden, Barrack Obama.
Rasa cinta terhadap ibu dan saudara-saudara perempuannya serta daya magisnya terhadap perempuan itulah yang membuat ibu negara jatuh hati pada presiden kulit hitam pertama di Amerika Serikat tersebut. Terlihat sekali, Michelle begitu memuja keperibadian emas suaminya. Etos kerjanya yang tinggi, selera humornya, dan kemampuannya mengorganisir sebuah komunitas. Meski demikian, Michelle tidak pernah terpikir suaminya akan menjadi presiden. Demikian dilaporkan dari National Journal.
Michelle pun mulai menjelaskan panjang lebar, "Tentu tidak. Tidak, aku hanya bercanda. Aku tahu dia orang yang istimewa dan ini tidak ada hubungannya dengan pendidikannya. Ini tidak berkaitan dengan potensinya dan aku katakan ini kepada perempuan-perempuan muda, 'Jangan melakukan pengecekan. Apa dia mengenyam pendidikan di sekolah yang baik? Berapa penghasilannya?' Sama sekali tidak ada hubungannya dengan itu semua. Semua karena perasaan yang dia miliki terhadap ibunya, cinta yang dimiliki terhadap ibunya, hubungannya dengan para perempuan, etos kerjanya, dan dia lucu. Kami sangat sering bercanda. Dia pun mencintai adik perempuannya. Dia dulu mengorganisir komunitas. Aku sangat menghargai itu. Nilai-nilai seperti itu yang membuatku berpikir, aku tidak akan menemui orang seperti itu sesering itu. Ketika hal tersebut ditambah dengan bakat - dan dia imut, kamu tahu? - aku selalu berpikir dia bisa berguna bagi orang di sekitarnya. Tapi aku tidak pernah terpikir dia akan jadi presiden. Aku tidak memikirkannya hingga malam kami berdiri di panggung dan dia benar-benar menang. Aku seperti, 'Oh, lihat, kamu menang'."
Beruntunglah Obama benar-benar dicintai istrinya. Cinta yang dewasa dan tanpa syarat.
sumber: ghiboo
Oleh : Cecilia