andree_erlangga
New member
Gennaro Delvecchio menyesali aksi tandukannya ke wajah Marco Materazzi. Namun ia mengaku aksinya merupakan reaksi atas provokasi bek Inter Milan itu.
Insiden tandukan terhadap Matrix, sapaan Materazzi, terjadi saat Inter bertanding melawan tuan rumah Sampdoria, Senin (29/1) dini hari WIB, yang kemudian dimenangi Nerazzurri 2-0.
Melihat Delvecchio mengangkat kakinya terlalu tinggi sehingga terlihat hendak menerjang kiper Julio Cesar, Materazzi bertindak sebagai pembela rekannya. Ia mengadang Delvecchio dan tampak mengatakan sesuatu.
Tak disangka-sangka, Delvecchio tidak bergerak menjauh. Ia malah menghentakkan kepalanya ke bagian bawah dagu Materazzi. Tandukan itu membuat mulut pemain internasional Italia itu berdarah. Delvecchio pun harus terima dikartu merah wasit.
Seusai pertandingan, Matrix mengatakan bahwa ia cuma berkata ?cukup sampai di sini? sebelum dibalas dengan tandukan. Namun hal sebaliknya dikatakan Delvecchio.
?Materazzi harus mengaku kalau dia memprovokasi saya. Saya memang salah, saya minta maaf karena bereaksi seperti itu,? ujarnya pada kantor berita Italia Ansa.
Menurut versi Matrix, ia mengatakan ?cukup? karena Delvecchio sebelumnya juga hampir mencederai Adriano. Tetapi gelandang bernomor punggung 40 itu membela diri.
?Saya tidak berniat jahat pada Adriano. Saya juga tidak bermaksud buruk terhadap Julio Cesar karena saya cuma ingin mengejar bola. Lalu Marco mendatangi saya dengan nada suara tertentu... dan saya bereaksi. Tapi kita semua tahu orang seperti apa Materazzi,? tukasnya.
Perbuatan Delvecchio dan alasan dibaliknya mengingatkan dengan kejadian di partai final Piala Dunia 2006, saat Zinedine Zidane menanduk dada Matrix. Sama seperti Zidane, Delvecchio sudah membayar perbuatannya dengan kartu merah langsung. Ia pun menghadapi larangan pertandingan setidaknya satu partai. Tapi pada kasus di partai final Piala Dunia, Matrix juga mendapatkan larangan bertanding di pentas internasional karena memprovokasi.
Insiden tandukan terhadap Matrix, sapaan Materazzi, terjadi saat Inter bertanding melawan tuan rumah Sampdoria, Senin (29/1) dini hari WIB, yang kemudian dimenangi Nerazzurri 2-0.
Melihat Delvecchio mengangkat kakinya terlalu tinggi sehingga terlihat hendak menerjang kiper Julio Cesar, Materazzi bertindak sebagai pembela rekannya. Ia mengadang Delvecchio dan tampak mengatakan sesuatu.
Tak disangka-sangka, Delvecchio tidak bergerak menjauh. Ia malah menghentakkan kepalanya ke bagian bawah dagu Materazzi. Tandukan itu membuat mulut pemain internasional Italia itu berdarah. Delvecchio pun harus terima dikartu merah wasit.
Seusai pertandingan, Matrix mengatakan bahwa ia cuma berkata ?cukup sampai di sini? sebelum dibalas dengan tandukan. Namun hal sebaliknya dikatakan Delvecchio.
?Materazzi harus mengaku kalau dia memprovokasi saya. Saya memang salah, saya minta maaf karena bereaksi seperti itu,? ujarnya pada kantor berita Italia Ansa.
Menurut versi Matrix, ia mengatakan ?cukup? karena Delvecchio sebelumnya juga hampir mencederai Adriano. Tetapi gelandang bernomor punggung 40 itu membela diri.
?Saya tidak berniat jahat pada Adriano. Saya juga tidak bermaksud buruk terhadap Julio Cesar karena saya cuma ingin mengejar bola. Lalu Marco mendatangi saya dengan nada suara tertentu... dan saya bereaksi. Tapi kita semua tahu orang seperti apa Materazzi,? tukasnya.
Perbuatan Delvecchio dan alasan dibaliknya mengingatkan dengan kejadian di partai final Piala Dunia 2006, saat Zinedine Zidane menanduk dada Matrix. Sama seperti Zidane, Delvecchio sudah membayar perbuatannya dengan kartu merah langsung. Ia pun menghadapi larangan pertandingan setidaknya satu partai. Tapi pada kasus di partai final Piala Dunia, Matrix juga mendapatkan larangan bertanding di pentas internasional karena memprovokasi.