JAKARTA--MIOL: Sepanjang Februari, sembilan orang meninggal akibat wabah demam berdarah dengeu (DBD) di Jakarta. Walau demikian, Jakarta belum ditetapkan sebagai daerah Kejadian Luar Biasa (KLB).
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan DKI Wibowo Sukijat kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (20/2). Wibowo mengatakan, status KLB ditetapkan jika pada Januari 2007 mencapai angka 3.146 pasien, sedangkan bulan lalu, hanya ada 2.458 pasien demam berdarah.
Pada Pebruari 2007, status KLB ditetapkan jika pasien demam berdarah melebihi angka prediksi KLB yang ditetapkan sebanyak 3.798 pasien. "Sejak 1-19 Februari 2007, ada 1.713 pasien demam berdarah," ujar Wibowo.
Sebanyak 1.713 pasien tersebar di lima wilayah. Jakarta Selatan menempati posisi tertinggi dengan jumlah pasien demam berdarah sebanyak 646 orang dan empat orang meninggal dunia. Posisi kedua ditempati Jakarta Timur dengan 446 pasien demam berdarah, dua orang meninggal. Diikuti Jakarta Barat 312 pasien dan satu meninggal, Jakarta Utara 156 pasien dengan dua orang meninggal, dan Jakarta Pusat 153 pasien.
Kasus meninggal akibat demam berdarah selama Pebruari meningkat dibanding Januari 2007. Pada bulan lalu, korban yang meninggal hanya delapan orang. Sehingga total korban meninggal sepanjang tahun 2007 menjadi 17 orang.
"Untuk mengatasi wabah demam berdarah, kita sudah lakukan fogging massal di 88 kelurahan berstatus merah sejak pekan lalu. Kalau hujan, kita tidak lakukan fogging," katanya.
Meski telah dilakukan fogging massal, pasien demam berdarah setiap harinya terus bertambah. Hari ini, pasien demam berdarah bertambah 158 orang. Sedangkan jumlah pasien yang masih dirawat hingga hari ini mencapai 649 orang. RS Fatmawati paling banyak merawat pasien demam berdarah yakni sebanyak 115 pasien. RS Budi Asih 90 pasien, RS Tarakan 62 pasien, dan RS Koja 68 pasien.
Penyakit pascabanjir lainnya, yaitu diare juga menjangkiti warga Jakarta. Hari ini, pasien diare bertambah 150 orang. Sementara itu, ada 726 pasien diare yang masih dirawat di 17 rumah sakit di Jakarta. Paling tinggi ada di RS Koja sebanyak 198 pasien diare, RS Tarakan 135 pasien, RS Sulianti Saroso 108 pasien.
Sedangkan penyakit leptospirosis di Jakarta tercatat ada 30 pasien kasus positif. Kasus leptospirosis di Jakarta paling tinggi terjadi di Jakarta Barat dengan 17 kasus, Jakarta Pusat 5 kasus, Jakarta Utara 4 kasus, Jakarta Selatan 4 kasus.
30 pasien itu rinciannya, satu orang di rawat di RS Gading Pluit, 23 orang di RS Tarakan, tiga orang di RS Cengkareng, tiga orang di RS Fatmawati. "Ada tambahan lagi tiga pasien leptospirosis di RS Cengkareng. Tapi belum positif, masih probable," kata Wibowo.
Wibowo mengatakan, masyarakat perlu mewaspadai penyakit leptospirosis karena diduga penyakit ini juga ditularkan dari kencing binatang pengerat serta hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan DKI Wibowo Sukijat kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (20/2). Wibowo mengatakan, status KLB ditetapkan jika pada Januari 2007 mencapai angka 3.146 pasien, sedangkan bulan lalu, hanya ada 2.458 pasien demam berdarah.
Pada Pebruari 2007, status KLB ditetapkan jika pasien demam berdarah melebihi angka prediksi KLB yang ditetapkan sebanyak 3.798 pasien. "Sejak 1-19 Februari 2007, ada 1.713 pasien demam berdarah," ujar Wibowo.
Sebanyak 1.713 pasien tersebar di lima wilayah. Jakarta Selatan menempati posisi tertinggi dengan jumlah pasien demam berdarah sebanyak 646 orang dan empat orang meninggal dunia. Posisi kedua ditempati Jakarta Timur dengan 446 pasien demam berdarah, dua orang meninggal. Diikuti Jakarta Barat 312 pasien dan satu meninggal, Jakarta Utara 156 pasien dengan dua orang meninggal, dan Jakarta Pusat 153 pasien.
Kasus meninggal akibat demam berdarah selama Pebruari meningkat dibanding Januari 2007. Pada bulan lalu, korban yang meninggal hanya delapan orang. Sehingga total korban meninggal sepanjang tahun 2007 menjadi 17 orang.
"Untuk mengatasi wabah demam berdarah, kita sudah lakukan fogging massal di 88 kelurahan berstatus merah sejak pekan lalu. Kalau hujan, kita tidak lakukan fogging," katanya.
Meski telah dilakukan fogging massal, pasien demam berdarah setiap harinya terus bertambah. Hari ini, pasien demam berdarah bertambah 158 orang. Sedangkan jumlah pasien yang masih dirawat hingga hari ini mencapai 649 orang. RS Fatmawati paling banyak merawat pasien demam berdarah yakni sebanyak 115 pasien. RS Budi Asih 90 pasien, RS Tarakan 62 pasien, dan RS Koja 68 pasien.
Penyakit pascabanjir lainnya, yaitu diare juga menjangkiti warga Jakarta. Hari ini, pasien diare bertambah 150 orang. Sementara itu, ada 726 pasien diare yang masih dirawat di 17 rumah sakit di Jakarta. Paling tinggi ada di RS Koja sebanyak 198 pasien diare, RS Tarakan 135 pasien, RS Sulianti Saroso 108 pasien.
Sedangkan penyakit leptospirosis di Jakarta tercatat ada 30 pasien kasus positif. Kasus leptospirosis di Jakarta paling tinggi terjadi di Jakarta Barat dengan 17 kasus, Jakarta Pusat 5 kasus, Jakarta Utara 4 kasus, Jakarta Selatan 4 kasus.
30 pasien itu rinciannya, satu orang di rawat di RS Gading Pluit, 23 orang di RS Tarakan, tiga orang di RS Cengkareng, tiga orang di RS Fatmawati. "Ada tambahan lagi tiga pasien leptospirosis di RS Cengkareng. Tapi belum positif, masih probable," kata Wibowo.
Wibowo mengatakan, masyarakat perlu mewaspadai penyakit leptospirosis karena diduga penyakit ini juga ditularkan dari kencing binatang pengerat serta hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.