lala_lulu
New member
Perdana Menteni (PM) Jepang Yukio Hatoyama kemarin memecat Menteri Negara Bidang Konsumen, Keamanan Pangan, Hubungan Sosial, dan Persamaan Gender Mizuho Fukushima yang juga Ketua Partai Sosialis Jepang (SDP). Keputusan itu diambil karena Fukushima menolak menandatangani kesepakatan koalisi perihal relokasi pangkalan militer Amerika Serikat di Okinawa.
“Dengan sangat menyesal kami memecat Fukushima sebagai menteri kabinet karena menolak menandatangani kesepakatan koalisi mengenai kebijaksanaan bersama kabinet koalisi, khususnya mengenai relokasi pangkalan
Amerika Serikat Futenma ke daerah Henoko-saki Nago Okinawa,” papar Hatoyama di Kantor Perdana Menteri .
Pemecatan ini adalah kali pertama dalam sejarah saat Jepang dipimpin Partai Demokrat Jepang (DPJ).SDP adalah mitra koalisi DPJ.
Menurut Hatoyama, ada dua perbedaan besar antara SDP dengan kebijaksanaan kabinet yang dipimpinnya. Fukushima menginginkan perpindahan militer AS ke luar Jepang, sedangkan Hatoyama telah menyatakan tak mungkin terjadi saat ini. Namun, Pemerintah Jepang akan terus-menerus berusaha agar militer AS keluar dari Jepang setelah kemerdekaan yang diperoleh Okinawa dari AS tanggal 15 Mei 1972.
“Namun bukan sekanang’ inkan Hatoyarna yang berusaha memotivasi Fukushima agar mau menandatangani kesepakatan bersama koalisi pemerintahan Jepang itu.
Perbedaan kedua, Fukushima menekankan kesepakatan saat pembentukan koalisi bahwa Hatoyama berjanji akan merelokasi pasukan AS ke luar Okinawa. Namun ternyata hal itu tidak bisa direalisasi. Hatoyama menyanggah hal itu, “Pada kesepakatan saat dimulainya koalisi sama sekali tidak tertulis apakah relokasi militer AS ke luar Jepang atau di dalam Jepang.”
“Saya pusing hari ini dan yang paling pusing serta paling saya sesalkan adalah keputusan memecat Fukushima sehagai Menteri Kabinet Jepang,” tekan Hatoyamalagi.
Sementara itu Wali Kota Nago Okinawa, Susumu Inamine, berkampany emenolak daerahnya sebagai tempat relokasi pangkalan AS. “Inilah hari yang sangat memalukan. Kita harus menentang habis-habisan jangan sampai daerah ini menjadi tempat relokasi militer AS,”katanya yang disambut dukungan ribuan anggota masyarakatnya.
Jepang telah menandatangani penpanjangan kesepakatan Abiansi PertahananBensarna denganAS dan sepakat merelokasi pangkabanudanaFutenrnake Henokoseko, Nago, Okinawa, beserta landasan pacu sepanjang 1.800 meter. Relokasi tensebut diharapkan selesai tahun 2014.
Hal itu jelas tertulis dabam kesepakatan bersama kedua negara dan hal mi juga membuat rnarah
Fukushima. “Kesepakatan tersebut ternyata jauh lebih buruk dan yang saya perkirakan semula karena jelas termuat semua hal di situ secara terperinci,” tekannya.
Saat ini, tambah Hatoyama, dia akan berusaha terus meyakinkan masyarakat Okinawa dan mencari dukungan semua perfektur Jepang agar dapat melakukan relokasi militer AS dengan baik. Dia juga mencari tempat latihan militer AS dengan baik ke perfektur lain supaya kesepakatan militer Jepang-AS dapat berjalan dengan baik.
“Kesepakatan kedua negara ini sangat penting bagi kestabilan dan keamanan di Asia Pasifik, apalagi setelah baru-baru ini ada kejadian penembakan kapal laut Korea Selatan oleh Korea Utara dan kami menyalahkan sepenuhnya Korea Utara dalam ke jadian tersebut.”
Pada bagian lain Hatoyama juga meminta maaf sedalam-dalamnya kepada masyarakat Okinawa dan Tokushima yang menjadi bingung selama ini gara-gara berbagai pemberitaan. “Kami sadar ternyata banyak informasi bocor dengan mudah ke masyarakat dan membuat kepusingan di tengah masyarakat. Karena itu kami akan memperbaiki manajemen informasi kabinet Jepang lebih baik lagi di masa depan,” ujarnya.
Hatoyama menyatakan bertanggung jawab atas semua pernyataan dan tindakannya, tetapi tidak menyinggung kemungkinan pengunduran diri gara-gara tidak dapat memenuhi keinginan masyarakat Okinawa untuk menggusur semua militer AS.
Sindo
“Dengan sangat menyesal kami memecat Fukushima sebagai menteri kabinet karena menolak menandatangani kesepakatan koalisi mengenai kebijaksanaan bersama kabinet koalisi, khususnya mengenai relokasi pangkalan
Amerika Serikat Futenma ke daerah Henoko-saki Nago Okinawa,” papar Hatoyama di Kantor Perdana Menteri .
Pemecatan ini adalah kali pertama dalam sejarah saat Jepang dipimpin Partai Demokrat Jepang (DPJ).SDP adalah mitra koalisi DPJ.
Menurut Hatoyama, ada dua perbedaan besar antara SDP dengan kebijaksanaan kabinet yang dipimpinnya. Fukushima menginginkan perpindahan militer AS ke luar Jepang, sedangkan Hatoyama telah menyatakan tak mungkin terjadi saat ini. Namun, Pemerintah Jepang akan terus-menerus berusaha agar militer AS keluar dari Jepang setelah kemerdekaan yang diperoleh Okinawa dari AS tanggal 15 Mei 1972.
“Namun bukan sekanang’ inkan Hatoyarna yang berusaha memotivasi Fukushima agar mau menandatangani kesepakatan bersama koalisi pemerintahan Jepang itu.
Perbedaan kedua, Fukushima menekankan kesepakatan saat pembentukan koalisi bahwa Hatoyama berjanji akan merelokasi pasukan AS ke luar Okinawa. Namun ternyata hal itu tidak bisa direalisasi. Hatoyama menyanggah hal itu, “Pada kesepakatan saat dimulainya koalisi sama sekali tidak tertulis apakah relokasi militer AS ke luar Jepang atau di dalam Jepang.”
“Saya pusing hari ini dan yang paling pusing serta paling saya sesalkan adalah keputusan memecat Fukushima sehagai Menteri Kabinet Jepang,” tekan Hatoyamalagi.
Sementara itu Wali Kota Nago Okinawa, Susumu Inamine, berkampany emenolak daerahnya sebagai tempat relokasi pangkalan AS. “Inilah hari yang sangat memalukan. Kita harus menentang habis-habisan jangan sampai daerah ini menjadi tempat relokasi militer AS,”katanya yang disambut dukungan ribuan anggota masyarakatnya.
Jepang telah menandatangani penpanjangan kesepakatan Abiansi PertahananBensarna denganAS dan sepakat merelokasi pangkabanudanaFutenrnake Henokoseko, Nago, Okinawa, beserta landasan pacu sepanjang 1.800 meter. Relokasi tensebut diharapkan selesai tahun 2014.
Hal itu jelas tertulis dabam kesepakatan bersama kedua negara dan hal mi juga membuat rnarah
Fukushima. “Kesepakatan tersebut ternyata jauh lebih buruk dan yang saya perkirakan semula karena jelas termuat semua hal di situ secara terperinci,” tekannya.
Saat ini, tambah Hatoyama, dia akan berusaha terus meyakinkan masyarakat Okinawa dan mencari dukungan semua perfektur Jepang agar dapat melakukan relokasi militer AS dengan baik. Dia juga mencari tempat latihan militer AS dengan baik ke perfektur lain supaya kesepakatan militer Jepang-AS dapat berjalan dengan baik.
“Kesepakatan kedua negara ini sangat penting bagi kestabilan dan keamanan di Asia Pasifik, apalagi setelah baru-baru ini ada kejadian penembakan kapal laut Korea Selatan oleh Korea Utara dan kami menyalahkan sepenuhnya Korea Utara dalam ke jadian tersebut.”
Pada bagian lain Hatoyama juga meminta maaf sedalam-dalamnya kepada masyarakat Okinawa dan Tokushima yang menjadi bingung selama ini gara-gara berbagai pemberitaan. “Kami sadar ternyata banyak informasi bocor dengan mudah ke masyarakat dan membuat kepusingan di tengah masyarakat. Karena itu kami akan memperbaiki manajemen informasi kabinet Jepang lebih baik lagi di masa depan,” ujarnya.
Hatoyama menyatakan bertanggung jawab atas semua pernyataan dan tindakannya, tetapi tidak menyinggung kemungkinan pengunduran diri gara-gara tidak dapat memenuhi keinginan masyarakat Okinawa untuk menggusur semua militer AS.
Sindo