Kalina
Moderator
Kualitas tidur sangat penting bagi ibu-ibu yang sedang mengandung. Penelitian membuktikan, ibu hamil yang pernapasannya tidak lancar saat tidur
berisiko melahirkan bayi tidak sehat. Karenanya, mari bantu ibu hamil agar tidak ngorok. Hasil penelitian tersebut berlaku terutama bagi ibu hamil dengan riwayat preeklampsia atau memiliki tekanan darah tinggi semasa hamil. Jika masalah tidurnya ditasi, maka calon bayi yang dikandungnya akan lebih sehat dan aktif bergerak di dalam perut. "Apa yang diyakini tidak penting yakni ngorok sepertinya punya efek besar terhadap suplai darah ke janin. Pada gilirannya si bayi akan melindungi diri dengan lebih jarang bergerak," kata Colin Sullivan dari American Academy of Sleep Medicine yang melakukan penelitian ini seperti dikutip dari Healthday, Senin (7/1/2013). Dengan mengatasi berbagai permasalahan seputar ngorok, diyakini kesehatan janin di dalam kandungan akan menjadi lebih baik. Pernapasan ibu hamil kjadi lebih lancar, suplai darah ke janin juga lebih mencukupi untuk bergerak dan menendang-nendang perut ibunya. Untuk membuktikannya, Sullivan mengamati 20 ibu hamil dengan riwayat preeklampsia sedang hingga berat yang janinnya kurang banyak bergerak di dalam rahim. Kurang gerak di dalam rahim merupakan salah satu indikator yang banyak dipakai untuk memperkirakan kondisi kesehatan janin. Ibu-ibu hamil tersebut mendapat perawatan untuk mengatasi ngorok yakni dengan alat standar yang disebut CPAP atau Continuous Positive Airway Pressure. Alat ini akan memberikan tekanan yang konstan di tenggorokan sehingga terjaga selalu longgar dan tidak ngorok. Hasilnya, setelah ibu hamil mendapat perawatan
dengan CPAP maka pergerakan janin di dalam
kandungannya meningkat jadi 592 kali dalam
semalam. Sebelum menggunakan CPAP, pergerakan
janin di dalam kandungan hanya teramati rata-rata
319 kali dalam semalam.
DetikHealth
berisiko melahirkan bayi tidak sehat. Karenanya, mari bantu ibu hamil agar tidak ngorok. Hasil penelitian tersebut berlaku terutama bagi ibu hamil dengan riwayat preeklampsia atau memiliki tekanan darah tinggi semasa hamil. Jika masalah tidurnya ditasi, maka calon bayi yang dikandungnya akan lebih sehat dan aktif bergerak di dalam perut. "Apa yang diyakini tidak penting yakni ngorok sepertinya punya efek besar terhadap suplai darah ke janin. Pada gilirannya si bayi akan melindungi diri dengan lebih jarang bergerak," kata Colin Sullivan dari American Academy of Sleep Medicine yang melakukan penelitian ini seperti dikutip dari Healthday, Senin (7/1/2013). Dengan mengatasi berbagai permasalahan seputar ngorok, diyakini kesehatan janin di dalam kandungan akan menjadi lebih baik. Pernapasan ibu hamil kjadi lebih lancar, suplai darah ke janin juga lebih mencukupi untuk bergerak dan menendang-nendang perut ibunya. Untuk membuktikannya, Sullivan mengamati 20 ibu hamil dengan riwayat preeklampsia sedang hingga berat yang janinnya kurang banyak bergerak di dalam rahim. Kurang gerak di dalam rahim merupakan salah satu indikator yang banyak dipakai untuk memperkirakan kondisi kesehatan janin. Ibu-ibu hamil tersebut mendapat perawatan untuk mengatasi ngorok yakni dengan alat standar yang disebut CPAP atau Continuous Positive Airway Pressure. Alat ini akan memberikan tekanan yang konstan di tenggorokan sehingga terjaga selalu longgar dan tidak ngorok. Hasilnya, setelah ibu hamil mendapat perawatan
dengan CPAP maka pergerakan janin di dalam
kandungannya meningkat jadi 592 kali dalam
semalam. Sebelum menggunakan CPAP, pergerakan
janin di dalam kandungan hanya teramati rata-rata
319 kali dalam semalam.
DetikHealth