zabuza
New member
Depkes: Sulit, capai target tekan DBD
Jakarta (Espos)
Target pemerintah untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) menjadi 20 per 100.000 penduduk di daerah endemis sulit dicapai pada tahun 2007, karena pada awal tahun ini saja jumlah kasus DBD sudah cukup tinggi.
?Target 20 per 100.000 saat ini terlalu tinggi karena sekarang kasus yang terjadi bukannya turun tetapi malah naik,? kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan I Nyoman Kandun, di Jakarta, Jumat (2/2).
Kandun menambahkan, secara nasional angka kejadian (kasus) DBD saat ini 50 per 100.000 penduduk dengan tingkat kematian (case fatality rate/CFR) 1,8%, tidak berbeda jauh dari angka kejadian DBD tahun 2006 sebesar 52 per 100.000 penduduk dengan angka kematian satu persen.
Angka kejadian penyakit DBD pada 2006 dan awal 2007 tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan angka kejadian DBD pada 2005 yang hanya 42,7 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 1,4%.
Kandun menjelaskan pula bahwa pencapaian target penurunan angka kejadian penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti itu akan semakin sulit bila gerakan untuk memberantas sarang nyamuk tidak menjadi budaya.
?Kita memang tidak punya target waktu, tetapi selama gerakan 3M (menguras bak mandi, menutup tandon air dan mengubur barang yang dapat menampung air hujan-red) belum jadi budaya masyarakat itu akan sulit dicapai,? katanya.
Lebih berat
Berkenaan dengan hal itu, secara terpisah Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari juga menyatakan bahwa penanganan DBD tahun ini akan lebih berat dibandingkan tahun sebelumnya.
?Tahun ini akan lebih berat karena jumlah pasien sudah merambat naik pada pertengahan Januari,? katanya saat menghadiri acara pencanangan pengasapan massal, di Cilandak Barat.
Menkes mengatakan perkiraan jumlah pasien DBD masih akan terus meningkat pada Februari hingga Maret 2007, selama masa puncak musim hujan.
Lebih lanjut Kandun menjelaskan guna mengendalikan penularan penyakit DBD semua pihak, utamanya pemerintah daerah harus bekerja lebih keras dalam melakukan strategi penanggulangan DBD yang telah dibuat dan menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif di dalamnya.
?Jadi kalau ditanya kapan target itu bisa dicapai, jawabnya tergantung pada kemampuan daerah dalam menekan angka kasus, khususnya provinsi-provinsi di Pulau Jawa yang sangat endemis,? tandas Kandun.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam dr Puardi Djarius menyatakan DBD di Kota Batam saat ini sudah mengarah ke kejadian luar biasa (KLB) menyusul munculnya 73 kasus, di mana tiga orang di antaranya meninggal pada Januari tahun ini.
?Januari tahun lalu terdapat 44 kasus dan seorang meninggal. Batam sekarang mengarah ke KLB yang statusnya tercapai bila peningkatannya mencapai 100% dalam hitungan bulan atau tahun,? kata Puardi, di kantornya, Jumat (2/2).
Namun, Puardi menggarisbawahi, yang lebih penting dari penstatusan itu adalah peran aktif masyarakat dalam memberantas sumber-sumber nyamuk Aedes aegypti. ?Tenaga kesehatan dari Dinkes akan sangat terbatas, meski sejak bulan ini mengerahkan 50 juru pemantau jentik ke rumah-rumah,? kata Puardi. - Ant
Jakarta (Espos)
Target pemerintah untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) menjadi 20 per 100.000 penduduk di daerah endemis sulit dicapai pada tahun 2007, karena pada awal tahun ini saja jumlah kasus DBD sudah cukup tinggi.
?Target 20 per 100.000 saat ini terlalu tinggi karena sekarang kasus yang terjadi bukannya turun tetapi malah naik,? kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan I Nyoman Kandun, di Jakarta, Jumat (2/2).
Kandun menambahkan, secara nasional angka kejadian (kasus) DBD saat ini 50 per 100.000 penduduk dengan tingkat kematian (case fatality rate/CFR) 1,8%, tidak berbeda jauh dari angka kejadian DBD tahun 2006 sebesar 52 per 100.000 penduduk dengan angka kematian satu persen.
Angka kejadian penyakit DBD pada 2006 dan awal 2007 tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan angka kejadian DBD pada 2005 yang hanya 42,7 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 1,4%.
Kandun menjelaskan pula bahwa pencapaian target penurunan angka kejadian penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti itu akan semakin sulit bila gerakan untuk memberantas sarang nyamuk tidak menjadi budaya.
?Kita memang tidak punya target waktu, tetapi selama gerakan 3M (menguras bak mandi, menutup tandon air dan mengubur barang yang dapat menampung air hujan-red) belum jadi budaya masyarakat itu akan sulit dicapai,? katanya.
Lebih berat
Berkenaan dengan hal itu, secara terpisah Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari juga menyatakan bahwa penanganan DBD tahun ini akan lebih berat dibandingkan tahun sebelumnya.
?Tahun ini akan lebih berat karena jumlah pasien sudah merambat naik pada pertengahan Januari,? katanya saat menghadiri acara pencanangan pengasapan massal, di Cilandak Barat.
Menkes mengatakan perkiraan jumlah pasien DBD masih akan terus meningkat pada Februari hingga Maret 2007, selama masa puncak musim hujan.
Lebih lanjut Kandun menjelaskan guna mengendalikan penularan penyakit DBD semua pihak, utamanya pemerintah daerah harus bekerja lebih keras dalam melakukan strategi penanggulangan DBD yang telah dibuat dan menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif di dalamnya.
?Jadi kalau ditanya kapan target itu bisa dicapai, jawabnya tergantung pada kemampuan daerah dalam menekan angka kasus, khususnya provinsi-provinsi di Pulau Jawa yang sangat endemis,? tandas Kandun.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam dr Puardi Djarius menyatakan DBD di Kota Batam saat ini sudah mengarah ke kejadian luar biasa (KLB) menyusul munculnya 73 kasus, di mana tiga orang di antaranya meninggal pada Januari tahun ini.
?Januari tahun lalu terdapat 44 kasus dan seorang meninggal. Batam sekarang mengarah ke KLB yang statusnya tercapai bila peningkatannya mencapai 100% dalam hitungan bulan atau tahun,? kata Puardi, di kantornya, Jumat (2/2).
Namun, Puardi menggarisbawahi, yang lebih penting dari penstatusan itu adalah peran aktif masyarakat dalam memberantas sumber-sumber nyamuk Aedes aegypti. ?Tenaga kesehatan dari Dinkes akan sangat terbatas, meski sejak bulan ini mengerahkan 50 juru pemantau jentik ke rumah-rumah,? kata Puardi. - Ant