fajarsany
New member
Dalam kelelahan aku terduduk di depan sebuah warung di suatu desa
Kusaksikan penduduknya mondar-mandir dengan wajah sedih
Seperti tidak ada sedikitpun kebahagiaan dalam hidup mereka
Cuaca yang mendung turut menjadikan tempat ini suram
Aku bertanya kenapa mereka tampak sedih
Mereka menjawab dengan mengarahkan telunjuk mereka
Mengarah pada sekumpulan orang-orang yang sedang sibuk
Sibuk bersama mesin-mesin yang ribut
Kemudian aku kesana, dan akhirnya aku tahu
Aku tahu apa yang membuat penduduk desa ini bersedih
Orang-orang sibuk itu, mereka mendatangkan kegelisahan dan kesedihan
Ke desa ini yang sebelumnya asri dan tenteram
Orang-orang sibuk itu, mereka tidak peduli pada kemanusiaan
Hanya peduli pada perut dan tempat duduk sendiri saja
Mereka tidak peduli kebersamaan, keindahan, dan perdamaian
Sama sekali tidak peduli
Akankah desa ini kembali seperti sebelum aku menyebutnya: Desa Sedih?
Semoga saja
Kusaksikan penduduknya mondar-mandir dengan wajah sedih
Seperti tidak ada sedikitpun kebahagiaan dalam hidup mereka
Cuaca yang mendung turut menjadikan tempat ini suram
Aku bertanya kenapa mereka tampak sedih
Mereka menjawab dengan mengarahkan telunjuk mereka
Mengarah pada sekumpulan orang-orang yang sedang sibuk
Sibuk bersama mesin-mesin yang ribut
Kemudian aku kesana, dan akhirnya aku tahu
Aku tahu apa yang membuat penduduk desa ini bersedih
Orang-orang sibuk itu, mereka mendatangkan kegelisahan dan kesedihan
Ke desa ini yang sebelumnya asri dan tenteram
Orang-orang sibuk itu, mereka tidak peduli pada kemanusiaan
Hanya peduli pada perut dan tempat duduk sendiri saja
Mereka tidak peduli kebersamaan, keindahan, dan perdamaian
Sama sekali tidak peduli
Akankah desa ini kembali seperti sebelum aku menyebutnya: Desa Sedih?
Semoga saja