gilag
New member
Pencemaran terjadi di mana-mana. Tak hanya udara, laut kini juga menjadi sasaran manusia tidak bertanggung jawab. Jika itu dilakukan terus-menerus, pemanasan global bakal berjalan lebih cepat. Artinya, bumi kita akan rusak lebih cepat pula. Untuk menangkalnya, sudah banyak diciptakan robot-robot ikan yang dapat mendeteksi polusi di dalam air.
Robot ikan kali pertama diperkenalkan London Aquarium pada April 2006. Penciptanya adalah Profesor Huosheng Hu dari Essex University. Namun, saat itu robot-robot ikan yang diciptakan hanya untuk kepentingan hiburan.
Baru-baru ini, Profesor Huosheng Hu meng-upgrade ikan-ikan itu. Menggunakan konsep robot yang sama, Profesor Huosheng Hu kini menambah fitur pendeteksi polusi pada ikannya.
Saat ini delapan robot sudah dilepas ke perairan Bay of Biscay di Gijon. Biaya yang digunakan sebesar GBP 20 ribu atau setara dengan Rp 340 juta. Program robot ikan itu merupakan bagian dari kemitraan tiga tahun antara firma konsultasi teknik BMT Group dan Essex University.
Robot berbentuk ikan gurami tersebut berukuran panjang 1,5 meter. Ia memiliki sensor kimia yang dapat mendeteksi bahan bakar kapal dan bahan kimia di air. Robot itu digerakkan baterai yang dapat bertahan selama delapan jam. Hebatnya lagi, robot ikan tersebut dapat bergerak tanpa harus menggunakan remote control.
Menurut Profesor Huosheng Hu, robot ikan itu punya cara kerja berbeda untuk mencegah polusi. Yakni, melacak sumber dari penyebaran itu. Jika percobaan sukses, si robot akan diterjunkan di berbagai belahan dunia untuk melakukan misi yang sama.
Ada pernyataan menarik yang dikeluarkan Rory Doyle, ilmuwan senior dari BMT Group, yang mengembangkan ikan robotik bersama dengan para peneliti dari Universitas Essex. Ada banyak alasan mengapa mereka lebih tertarik membuat robot berbentuk ikan bawal daripada mengembangkan kapal selam konvensional.
"Dengan menggunakan ikan robotik, kami tengah mengembangkan satu desain yang diciptakan proses evolusi berusia ratusan juta tahun dengan energi yang sangat efisien," katanya agak bercanda.
"Efisiensi ini adalah hal yang kami perlukan untuk menjamin bahwa sensor deteksi polusi bisa menjejak lingkungan bawah air selama berjam-jam," imbuh Rory. Robot itu bisa beroperasi secara mandiri, dan dirancang menjelajahi lautan. Ikan-ikan keren tersebut berdaya tahan delapan jam. Rencananya, mereka akan dilepaskan selama 18 tahun ke depan. Ikan-ikan robotik itu akan mengirimkan informasi yang diserapnya ke daratan. Media perantaranya menggunakan teknologi wi-fi.
Sistem Kerja
1. Ikan dilepas diperairan luas untuk menjelajah dan mencari sumber polusi yang terjadi di laut.
2. Sensor kimia mendeteksi polusi yang terjadi dari kebocoran bahan bakar kapal, maupun kesengajaan.
3. Ikan menyampaikan informasi yang didapat melalui sebuah charging hub, yang disambungkan melalui koneksi Wi-fi.
4. Pelabuhan yang menerima data, kemudian mengikuti jejak pencemaran tersebut dan melakukan penanggulangan.