ariefadi
New member
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya (100 ml) menjadi lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Menurut WHO definisi diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah.
a. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari. Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi, intoksikasi (poisoning), alergi, reaksi obat-obatan dan juga faktor psikis. Berdasarkan karakteristiknya, diare akut yang disebabkan oleh infeksi dibagi menjadi 3 tipe yaitu: Inflamatory, Non inflammatory, dan Penetrating
b. Diare Kronis
Diare kronis adalah diare yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih. Pada feses dapat dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala ikutan dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, tenesmus, demam dan tanda-tanda dehidrasi. Proses terjadinya diare dipengaruhi dua hal pokok , yaitu konsistensi feses dan motilitas usus, umumnya dipengaruhi akibat keduanya.
Etiologi
Penyebab diare 70% dapat diketahui antara lain karena bakteri (termasuk toxin yang dikeluarkan), virus, parasit terutama pada diare akut, namun 30% termasuk diare kronis penyebabnya tidak jelas, bahkan tidak diketahui.
Pengobatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa pada umumnya penatalaksanaan diare terdiri atas :
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan
Rehidrasi yang diberikan tujuannya untuk mengganti elektrolit yang keluar melelui feses. Larutan gula garam (LGG) adalah cairan yang biasanya diberikan, oralit adalah salah satu jenis LGG.
2. Dietetik (pemberian makanan)
Pemberian makanan disesuaikan dengan usia penderita. Pemberian makanan mengandung glukosa atau karbohidrat (air tajin, tepung beras) untuk membantu memulihkan stamina tubuh.
3. Obat-obatan
a. Antibiotika, tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut kecuali bila penyebabnya jelas (seperti: kolera, campylobacter). Antibiotik dapat pula diberikan bila terdapat penyakit penyerta (seperti: OMA, faringitis)
b. Obat absorbent (kaolin, pektin, charcoal aktif) digunakan untuk mengeraskan feses dan mengabsorbsi zat toksik, namun obat ini tidak mengurangi elektrolit yang hilang melalui feses.
c. Obat anti motilitas (opium, ekstrak beladona, loperamid) digunakan untuk mengurangi kontraktilitas usus yang meningkat
a. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari. Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi, intoksikasi (poisoning), alergi, reaksi obat-obatan dan juga faktor psikis. Berdasarkan karakteristiknya, diare akut yang disebabkan oleh infeksi dibagi menjadi 3 tipe yaitu: Inflamatory, Non inflammatory, dan Penetrating
b. Diare Kronis
Diare kronis adalah diare yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih. Pada feses dapat dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala ikutan dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, tenesmus, demam dan tanda-tanda dehidrasi. Proses terjadinya diare dipengaruhi dua hal pokok , yaitu konsistensi feses dan motilitas usus, umumnya dipengaruhi akibat keduanya.
Etiologi
Penyebab diare 70% dapat diketahui antara lain karena bakteri (termasuk toxin yang dikeluarkan), virus, parasit terutama pada diare akut, namun 30% termasuk diare kronis penyebabnya tidak jelas, bahkan tidak diketahui.
Pengobatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa pada umumnya penatalaksanaan diare terdiri atas :
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan
Rehidrasi yang diberikan tujuannya untuk mengganti elektrolit yang keluar melelui feses. Larutan gula garam (LGG) adalah cairan yang biasanya diberikan, oralit adalah salah satu jenis LGG.
2. Dietetik (pemberian makanan)
Pemberian makanan disesuaikan dengan usia penderita. Pemberian makanan mengandung glukosa atau karbohidrat (air tajin, tepung beras) untuk membantu memulihkan stamina tubuh.
3. Obat-obatan
a. Antibiotika, tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut kecuali bila penyebabnya jelas (seperti: kolera, campylobacter). Antibiotik dapat pula diberikan bila terdapat penyakit penyerta (seperti: OMA, faringitis)
b. Obat absorbent (kaolin, pektin, charcoal aktif) digunakan untuk mengeraskan feses dan mengabsorbsi zat toksik, namun obat ini tidak mengurangi elektrolit yang hilang melalui feses.
c. Obat anti motilitas (opium, ekstrak beladona, loperamid) digunakan untuk mengurangi kontraktilitas usus yang meningkat