gupy15
Mod
Dicurangi Wasit, Petinju Riau Menangis
Jumat, 11 Juli 2008 | 15:08 WIB
www.kompas.com
SAMARINDA, JUMAT - Gagal sudah usaha atlet tinju senior Riau, Darman, mengakhiri kariernya dengan manis di PON Kalimantan Timur 2008. Di babak penyisihan, Darman harus mengakui keunggulan petinju muda tuan rumah, Kalimantan Timur, La Dondoh dengan skor 15-21. Darman pun gagal melangkah ke semifinal.
Pertandingan yang berlangsung di GOR Beladiri Komplek Perjiwa, Tenggarong, Kamis (10/7) malam, itu berlangsung ketat. Meski usianya paling tua di antara petinju yang berlaga di PON kali ini, Darman yang kini berusia 34 tahun mampu menyamakan skor 1-1 di ronde pertama. Di ronde kedua, Darman yang duduk di sudut biru tertinggal 2-5.
Pada ronde ketiga, penonton lebih banyak mengarahkan dukungannya kepada Darman dibandingkan petinju tuan rumah. Namun, Darman justru tertinggal jauh dengan skor 5-12. Pergerakan Darman mulai terlihat lamban karena faktor usia hingga ronde keempat skor akhir 11-20.
Selama pertandingan, Darman menilai banyak terjadi kecurangan. Ia menilai pukulan-pukulannya tepat mengenai wajah La Dondoh namun juri tak masukkannya menjadi nilai tambah. Meski sempat mendapat protes, wasit tetap meberi keputusan yang memihak tuan rumah. Ketua Pengurus Pertina Provinsi Riau, Robin P Hutagalung yang menyaksikan pertandingan itu, pun terlihat geram.
"Saya memang tidak menargetkan meraih medali di PON Kaltim, tapi yang sangat saya sesalkan kekalahan dari atlet junior yang tidak tahu teknik bertinju tapi dimenangkan oleh wasit," ujar Darman usai bertanding dan langsung memeluk semua penonton dari Riau sembari menangis dan meminta maaf atas kekalahannya tersebut.
Sebagai bukti teknik Darman lebih bagus dari La Dondoh, usai bertanding keluar dari ring, penonton justru memberi tepuk tangan sambil berdiri sebagai penghormatan untuk Darman yang akan pensiun sebagai atlet tinju. Selain itu, pelatih tuan rumah pun turut mengacungkan jempol kepada Darman sebagai isyarat bagus.
"Darman kalah dengan kepala tegak, bukan karena petinju, tapi karena wasit yang berpihak kepada tuan rumah. Karena dilihat dari teknik kedua petinju, Darman jauh lebih unggul. Petinju tuan rumah terlihat baru belajar tinju," tutur Robin P Hutagalung.
Untuk menghibur Darman yang bersedih, Robin P Hutagalung menjanjikannya posisi pelatih tinju Riau usai PON Kaltim. Darman akan diberi kepercayaan membina atlet junior untuk persiapan menuju PON 2012 mendatang. Posisi pelatih bagi Darman ini juga didukung kelengkapan administrasi yang dimilikinya, yakni sebagai anggota Komisi Teknis di PB Pertina serta mengantongi sertifikat pelatih. (SAN/Persda Network)
Jumat, 11 Juli 2008 | 15:08 WIB
www.kompas.com
SAMARINDA, JUMAT - Gagal sudah usaha atlet tinju senior Riau, Darman, mengakhiri kariernya dengan manis di PON Kalimantan Timur 2008. Di babak penyisihan, Darman harus mengakui keunggulan petinju muda tuan rumah, Kalimantan Timur, La Dondoh dengan skor 15-21. Darman pun gagal melangkah ke semifinal.
Pertandingan yang berlangsung di GOR Beladiri Komplek Perjiwa, Tenggarong, Kamis (10/7) malam, itu berlangsung ketat. Meski usianya paling tua di antara petinju yang berlaga di PON kali ini, Darman yang kini berusia 34 tahun mampu menyamakan skor 1-1 di ronde pertama. Di ronde kedua, Darman yang duduk di sudut biru tertinggal 2-5.
Pada ronde ketiga, penonton lebih banyak mengarahkan dukungannya kepada Darman dibandingkan petinju tuan rumah. Namun, Darman justru tertinggal jauh dengan skor 5-12. Pergerakan Darman mulai terlihat lamban karena faktor usia hingga ronde keempat skor akhir 11-20.
Selama pertandingan, Darman menilai banyak terjadi kecurangan. Ia menilai pukulan-pukulannya tepat mengenai wajah La Dondoh namun juri tak masukkannya menjadi nilai tambah. Meski sempat mendapat protes, wasit tetap meberi keputusan yang memihak tuan rumah. Ketua Pengurus Pertina Provinsi Riau, Robin P Hutagalung yang menyaksikan pertandingan itu, pun terlihat geram.
"Saya memang tidak menargetkan meraih medali di PON Kaltim, tapi yang sangat saya sesalkan kekalahan dari atlet junior yang tidak tahu teknik bertinju tapi dimenangkan oleh wasit," ujar Darman usai bertanding dan langsung memeluk semua penonton dari Riau sembari menangis dan meminta maaf atas kekalahannya tersebut.
Sebagai bukti teknik Darman lebih bagus dari La Dondoh, usai bertanding keluar dari ring, penonton justru memberi tepuk tangan sambil berdiri sebagai penghormatan untuk Darman yang akan pensiun sebagai atlet tinju. Selain itu, pelatih tuan rumah pun turut mengacungkan jempol kepada Darman sebagai isyarat bagus.
"Darman kalah dengan kepala tegak, bukan karena petinju, tapi karena wasit yang berpihak kepada tuan rumah. Karena dilihat dari teknik kedua petinju, Darman jauh lebih unggul. Petinju tuan rumah terlihat baru belajar tinju," tutur Robin P Hutagalung.
Untuk menghibur Darman yang bersedih, Robin P Hutagalung menjanjikannya posisi pelatih tinju Riau usai PON Kaltim. Darman akan diberi kepercayaan membina atlet junior untuk persiapan menuju PON 2012 mendatang. Posisi pelatih bagi Darman ini juga didukung kelengkapan administrasi yang dimilikinya, yakni sebagai anggota Komisi Teknis di PB Pertina serta mengantongi sertifikat pelatih. (SAN/Persda Network)