spirit
Mod
Tangis Dimas Ibnu Elias (13) pecah seketika, saat Suparno Gusno, seorang tokoh pegiat sosial mendatangi rumahnya. Gusno memberi kejuatan berupa ponsel pintar dari donator kepada Dimas. Selama ini ia sekolah sendirian karena tak punya ponsel untuk belajar dalam jaringan (daring).
Dengan air mata meleleh, siswa asal SMPN 1 Rembang yang tinggal di Rt 1 Rw 1 Desa Pantiharjo Kaliori (sebelumnya disebut Punjulharjo), menerima ponsel baru yang jadi miliknya. Jelas sekali, di balik tangisan haru itu terbayang perasaan lega karena segera bisa belajar daring, seperti lainnya.
Didampingi Kasek SMPN 1 Rembang, Isti Choma Wati dan ibunya Asiatun di rumahnya, Dimas mengaku tidak terbebani harus belajar sendirian di sekolah. Ia pun menyadari kondisi orang tuanya yang sederhana membuatnya harus legawa tidak dibelikan ponsel.
Memang, menurut penuturan sang ibu, beberapa-kali Dimas merengek minta ponsel. Namun, pada akhirnya keinginan itu harus dikubur dalam-dalam lantaran uang yang selama ini ada hanya cukup untuk pemenuhan kebutuhan lebih pokok.
“Tidak terbebani. Saya sendiri yang minta ke ibu agar bisa belajar di sekolah karena tidak punya ponsel. Saya tetap senang belajar di sekolah meski tidak ada teman lainnya. Ya tetap pengen punya ponsel,” kata Dimas.
Tidak Memiliki Uang
Ibu Dimas, Asiatun mengaku sama sekali tidak memiliki uang untuk menopang pembelajaran daring anaknya. Apalagi, sementara ini suaminya menganggur lantaran kapal yang biasanya digunakan mencari rajungan rusak.
“Pernah minta ponsel, tapi ya tidak saya turuti Karen memang tidak ada uangnya. Syukurnya anaknya tidak sampai ngambek dan justru minta belajar di sekolah langsung kepada gurunya,” kata Asiatun.
Kasek SMPN 1 Rembang, Isti Choma Wati mengaku terus memantau kondisi Dimas setelah bocah itu nekat sekolah sendirian di masa pandemi. Bahkan saat pulang, ia sengaja meminta wali kelas mengantar sampai rumah.
Sementara itu, Suparno Gusno kepada Suara Merdeka mengungakpkan, bantuan ponsel baru kepada Dimas berasal dari donator grup sosial media Indonesia Rembang Club (IRC). Para donator trenyuh setelah membaca pemberitaan di Suara Merdeka mengenai kondisi yang dialami Dimas.
“Ini sebagai bukti pembelajaran daring tidak ramah terhadap semua anak. Ada kalanya keluarga sederhana yanhg jauh lebih membutuhkan beras daripada ponsel dan internet. Ini PR kita bersama,” paparnya.
Selain ponsel bantuan dan simpati untuk Dimas juga mengalir dari berbagai pihak. Wakil Ketua Umum DPP PPP Arwani Thomafi memberikan bantuan paket kuota untuk belajar daring. Sedangkan Dandim 0720 Rembang, Letkol Arh Andi Budi Sulistianto memberikan bantuan kebutuhan sekolah, seperti sepatu dan tas.