HONGKONG, KAMIS ? Gara-gara keinginannya tidak dituruti pemandu wisata, serombongan turis dari China daratan mengamuk. Mereka memukuli pemandu dan polisi yang berusaha melerai.
Rombongan turis itu semula ingin jalan-jalan di Macau, Selasa (4/12). Mereka ingin menikmati suasana tempat-tempat bersejarah di bekas koloni Portugal yang sekarang menjadi enklave perjudian itu.
Menurut laporan South China Morning Post, Rabu (5/12), rupanya keinginan itu tidak sejalan dengan program biro perjalanan. Alih-alih menikmati suasana kuno, 100 turis itu malah diajak belanja di banyak toko di Macau. Karena merasa dipaksa berbelanja itulah mereka marah dan memukuli si pemandu yang ngotot dengan jadwalnya.
Akhirnya tiga polisi dipanggil untuk mendamaikan perselisihan itu. Jangankan berdamai, ketiga polisi itu malah menjadi sasaran amuk turis yang semakin geram itu. Mereka bahkan menyandera mobil polisi itu sehingga tidak bisa menyelamatkan diri.
Akhirnya, 40 polisi bersenjata pentungan dan tameng dikerahkan untuk membubarkan turis ngamuk itu. Maka, digunakanlah pentungan itu untuk membubarkan kerumunan turis itu. "Situasinya menjadi tidak terkontrol, jadi polisi menggunakan cara yang layak untuk menghentikan mereka," kata Pun, personel polisi kepada South China Morning Post.
Akibat amuk turis itu, empat petugas polisi menderita luka ringan. Sedikitnya lima turis ditangkap dengan tuduhan menciptakan kekacauan dan melawan polisi. Anggota parlemen Macau, Antonio Ng mengatakan insiden itu merusak reputasi teritori itu. "Itu musibah bagi polisi yang terlibat," kata Antonio.
Macau menjadi tujuan wisata setelah sejumlah operator **** di AS membuka kasino di sana. Tidak seperti bekas koloni Inggris, Hongkong, Macau mempertahankan warisan Portugal, seperti bahasa dan sejumlah tempat yang oleh PBB dinyatakan sebagai Warisan Dunia. Selama 2007, sebanyak 2,4 juta turis datang ke Macau, lebih dari setengahnya berasal dari China daratan.
Rombongan turis itu semula ingin jalan-jalan di Macau, Selasa (4/12). Mereka ingin menikmati suasana tempat-tempat bersejarah di bekas koloni Portugal yang sekarang menjadi enklave perjudian itu.
Menurut laporan South China Morning Post, Rabu (5/12), rupanya keinginan itu tidak sejalan dengan program biro perjalanan. Alih-alih menikmati suasana kuno, 100 turis itu malah diajak belanja di banyak toko di Macau. Karena merasa dipaksa berbelanja itulah mereka marah dan memukuli si pemandu yang ngotot dengan jadwalnya.
Akhirnya tiga polisi dipanggil untuk mendamaikan perselisihan itu. Jangankan berdamai, ketiga polisi itu malah menjadi sasaran amuk turis yang semakin geram itu. Mereka bahkan menyandera mobil polisi itu sehingga tidak bisa menyelamatkan diri.
Akhirnya, 40 polisi bersenjata pentungan dan tameng dikerahkan untuk membubarkan turis ngamuk itu. Maka, digunakanlah pentungan itu untuk membubarkan kerumunan turis itu. "Situasinya menjadi tidak terkontrol, jadi polisi menggunakan cara yang layak untuk menghentikan mereka," kata Pun, personel polisi kepada South China Morning Post.
Akibat amuk turis itu, empat petugas polisi menderita luka ringan. Sedikitnya lima turis ditangkap dengan tuduhan menciptakan kekacauan dan melawan polisi. Anggota parlemen Macau, Antonio Ng mengatakan insiden itu merusak reputasi teritori itu. "Itu musibah bagi polisi yang terlibat," kata Antonio.
Macau menjadi tujuan wisata setelah sejumlah operator **** di AS membuka kasino di sana. Tidak seperti bekas koloni Inggris, Hongkong, Macau mempertahankan warisan Portugal, seperti bahasa dan sejumlah tempat yang oleh PBB dinyatakan sebagai Warisan Dunia. Selama 2007, sebanyak 2,4 juta turis datang ke Macau, lebih dari setengahnya berasal dari China daratan.