Dipavimana

singthung

New member
Dipavimana
(Gedung Lampu)



Pada suatu ketika Sang Buddha sedang berdiam di Savatthi, Beliau melakukan pengamatan terhadap pengikut-pengikutnya atau umat awam, baik laki-laki maupun perempuan, pada saat pindapata di pagi hari, masing-masing sesuai dengan kemampuannya, mereka makan tepat pada waktunya dan berpakaian bersih dengan mantel yang juga bersih dengan wewangian dan bunga di tangan mereka, pergi pada sore hari menuju vihara, mengikuti para bhikkhu yang mengilhami pikiran dan waktu sore hari mendengarkan Dhamma. Selagi mereka mendengarkan Dhamma dan ingin tinggal di vihara, karena hari sudah malam.

Kemudian ada seorang wanita yang bepikir, "Mereka harus mempunyai lampu di sini." Dan dia membawa lampu dan barang-barang untuk menyalakan lampu yang dibawa dari rumahnya sendiri, kemudian menyalakan lampu itu dan meletakkannya di kursi Dhamma dan mendengarkan Dhamma. Perempuan ini sangat bahagia dengan pemberian lampu tersebut dan dia sangat bahagia dan senang dan setelah memberi hormat, dia pulang ke rumahnya. Setelah dia meninggal, dia dilahirkan di alam Tavatimsa di dalam sebuah gedung dengan mutiara yang berkilauan. Tetapi karena tubuhnya yang bercahaya sangat terang, sehingga cahaya tubuhnya melebihi dewa lain dan menyebarkan pancaran ke sepuluh arah.

Suatu hari Y.M. Maha Moggallana pergi ke alam dewa (seperti diceritakan di atas). Ketika bertemu dengannya, beliau lalu menanyakan tiga pertanyaan berikut:

1. "Anda yang berdiri dengan kecantikan melebihi yang lain, para dewa, yang sedang membuat ke empat penjuru memancar bagaikan bintang yang mulai bercahaya,"

2. "Karena apakah kecantikan anda bisa demikian? Karena berbuat apakah anda makmur di sini? Dan di sana muncul apa saja yang menyenangkan hati anda?"

3. "Karena apakah anda seorang dewa dengan cahaya tanpa cacat, bersinar melebihi yang lain? Karena apakah semua penjuru menjadi bersinar dikarenakan tubuh anda?"

"Saya bertanya pada anda, dewi yang maha agung, jasa apakah yang anda lakukan ketika anda dilahirkan sebagai seorang manusia? Karena apakah cahaya anda yang demikian agung dan kecantikan anda yang menyinari empat penjuru?"

Dewa tersebut sangat senang dengan pertanyaan Moggallana, yang bertanya pertanyaan tersebut. Kemudian menjelaskan perbuatan yang menyebabkan semua ini berbuah.

"Ketika kelahiran sebelumnya sebagai seorang manusia di antara manusia di dunia manusia, tatkala di sana ada kegelapan yang sangat pekat di malam hari, saya memberikan lampu (penerangan) pada saat itu."

"Dia yang ketika berada di kegelapan yang pekat di malam hari, memberikan sebuah lampu saat itu untuk penerangan, setelah meninggal muncul di gedung mutiara yang cemerlang, dengan bunga-bunga yang berlimpah-limpah, dan juga dengan teratai putih yang sangat banyak."

"Karena melakukan perbuatan inilah, kecantikan saya menjadi begini. Karena melakukan perbuatan inilah saya makmur di sini dan di sana muncul apa saja yang menyenangkan hati saya. Karena hal inilah saya adalah seorang dewa yang bercahaya tanpa cacat melebihi dewa yang lain, karena inilah semua empat penjuru menjadi bersinar oleh tubuh saya."

"Saya memberitahukan anda, Bhikkhu Yang Agung, jasa apakah yang saya lakukan ketika saya lahir sebagai manusia. Karena perbuatan inilah cahaya saya demikian agung dan kecantikan saya menyinari empat penjuru."


Sumber:

Vimanavatthu Stories, Pali Text Society
 
Back
Top