ditemukan, pemusnah nenek moyang diniosaurus

louisiana

New member
Faktor pemusnah dinosaurus diperkirakan berbeda dengan faktor pemusnah nenek moyangnya.
103777_formasi-daratan-bumi-di-era-permia_300_225.jpg

Formasi daratan Bumi di era Permian (maricopa.edu)

VIVAnews - Sejumlah peneliti dari University of Calgary, Kanada yakin bahwa mereka telah menemukan bukti penyebab berakhirnya era Permian, sekitar 250 juta tahun yang lalu.

Sejumlah literatur menyebutkan bahwa pada saat era itu berakhir, 95 persen kehidupan di laut dan 70 persen kehidupan di darat musnah.

Belakangan ditemukan bukti-bukti baru bahwa era itu berakhir lantaran letusan gunung api yang sangat dahsyat. Gunung itu membakar batu bara dalam jumlah yang sangat signifikan dan menghasilkan awan debu yang memiliki dampak terhadap samudra global.

“Temuan ini menjelaskan mengapa era Permia berakhir,” kata Steve Grasby, profesor dari Department of Geoscience and Research Scientist University of Calgary, seperti dikutip dari Science Daily, 24 Januari 2011.

Grasby dan rekan-rekannya menemukan bukti-bukti lapisan debu batu bara di bebatuan di kawasan utara Kanada, dekat kutub utara.

Tidak seperti akhir era dinosaurus atau sekitar 65 juta tahun lalu, yang diperkirakan dipicu oleh jatuhnya meteor ke planet Bumi, sampai saat ini masih belum diketahui jelas apa yang mengakhiri era Permian.

“Temuan kami membuktikan bahwa ada letusan gunung berapi raksasa – letusan terbesar yang pernah dialami Bumi – yang menyebabkan pembakaran batu bara secara signifikan,” kata Grasby. “Efeknya, muncul gas rumah kaca dan pemanasan global,” ucapnya.

Saat itu, daratan di Bumi masih berupa sebuah benua raksasa yang disebut Pangea yang terdiri mulai dari padang pasir hingga hutan belantara. Berbagai vertebrata berkaki empat, di antaranya amphibi primitif, reptil generasi awal dan synapsid – hewan yang menjadi nenek moyang mamalia –hidup di sana.

Lokasi gunung yang meletus tersebut berada di kawasan yang kini menjadi kawasan utara Russia dengan luas hampir dua juta kilometer persegi. Abu dari gunung api itu bergerak sampai ke Kanada di mana lapisan debu batu bara tersebut ditemukan.

Awan debu batu bara itu, menurut peneliti, diperkirakan menyebabkan masalah yang lebih parah pada planet Bumi yang sudah semakin panas dan samudra yang mulai tersesak karena level oksigen menurun.’

“Masa itu merupakan waktu-waktu yang sangat buruk bagi Bumi. Selain gunung berapi itu menyalakan batu bara, debu yang disebarkannya sangat beracun,” kata Grasby. “Menyebarkan debu beracun ke daratan dan lautan berkontribusi terhadap pemusnahan terparah dalam sejarah Bumi,” ucapnya.


• VIVAnews
 
Back
Top