Djumali, Lima Tahun Lebih Bekerja sebagai Pengamat Cuaca Bandara Notohadinegoro

Kalina

Moderator
Bisa Mengukur Cuaca tanpa Alat Pengukur

Salah satu yang berperan penting saat pesawat mendarat dan take off di Bandara Notohadinegoro waktu lalu, dia adalah Djumali. Lima tahun lebih dia bekerja sebagai pengamat cuaca. Apa aktivitasnya pasca bandara tidak beroperasi?

Kesan sederhana tampak pada diri Djumali. Mengenakan balutan kaus putih dipadu warna orange dan beralaskan sandal jepit, menambah kesan santai pada diri Djumali. Namun siapa yang menyangka, dia termasuk salah seorang yang memiliki peran penting saat pesawat terbang mendarat di Bandara Notohadinegoro waktu lalu.

Dialah yang mencatat kondisi arah angin sebelum pesawat mendarat di Bandara Notohadinegoro. Arah angin, tekanan udara, kelembapan udara, serta jarak pandang benar-benar menjadi perhatiannya. Salah sedikit menghitung, bahaya pasti mengancam.

Djumlai memang secara khusus didatangkan dari kantor BMG Wilayah Malang untuk memantau keadaan cuaca di Jember, khususnya di Bandara Notohadinegoro.

Meski bandara belum beroperasi kembali, namun tiap harinya sekitar pukul 07.00, Djumali mulai bergegas keluar dari kamar kos menuju Bandara Notohadinegoro. Saat memasuki ruangan bertuliskan BMG (Badan Meteorology dan Geofisika) sebagai tempat bekerja, dia ditemani sebuah alat tua penunjuk tekanan udara di sampingnya. Berikut sebuah komputer untuk melaporkan perkembangan cuaca ke kantor pusat. "Komputer ini on line dengan kantor pusat," katanya.

Pria kelahiran Ambon 44 tahun silam ini mengaku, sejak 2004 dirinya bekerja di Bandara Notohadinegoro. Meski lapangan terbang jauh dari kegiatan penerbangan nasional apalagi internasional, dengan sabar dia mencatat perubahan iklim setiap jamnya.

Ini lantaran, dirinya memiliki kewajiban melaporkan kondisi cuaca kepada kantor pusat BMG Malang tiap jamnya. Meski disadari, hasil catatan itu tak bisa berguna untuk penerbangan karena tidak ada pesawat yang mendarat atau tinggal landas.

"Kadangkala kantor saja yang minta laporan. Itu pun bila mereka butuh," ujarnya. Meski begitu, dengan alasan pekerjaan adalah amanah, maka tugas itu diembannya dengan sebaik-baiknya.

Dengan kondisi seperti itu, dia tak mengelak jika sempat mengalami kejenuhan atau kebosanan. Walaupun, pekerjaan di bandara lebih santai ketimbang pekerjaannya di kantor pusat Malang.

"Kalau di sini saya hanya ditemani satu komputer. Artinya, tugas saya hanya bertanggung jawab pada satu pekerjaan. Namun, bila di kantor Malang, saya dihadapkan empat komputer sekaligus," terangnya.

Dijelaskan, sebelum ditempatkan di Jember, dia bekerja di kantor BMG Malang selama 10 tahun. Djumali bisa dianggap senior dalam hal memperkirakan cuaca di suatu daerah. Pasalnya, terhitung sejak 1989, dia bekerja sebagai petugas pengamat cuaca. Setelah lulus dari Akademi Meteorology dan Geofisika, dia langsung bekerja di Jakarta.

Tak heran bila Djumali begitu mudah memperkirakan cuaca, meski tidak menggunakan alat pengukur. Hanya dengan menggunakan indranya, bisa melihat berapa kelembapan udara dan suhu di sekitarnya. "Biasanya saya dimintai tolong untuk mengukur suhu dan memperkirakan kapan akan terjadi hujan," ujarnya.

Yang cukup berat bagi Djumali kini adalah pisah dengan keluarganya. Pasalnya, sejak bekerja di Jember, dia tidak memboyong keluarganya. "Sudah 5,5 tahun saya bekerja di sini tidak ditemani keluarga," katanya. Menurut dia, istri dan kedua anaknya lebih nyaman tinggal di Malang.

Untungnya, dia diberikan kompensasi oleh kantor BMG libur satu minggu sekali. Sehingga, untuk mengobati rasa kangen keluarga, dia harus rela seminggu sekali balik ke Malang.

"Di kos-kosan, saya hanya tinggal sendiri, keluarga jauh. Tapi lama-kelamaan juga terbiasa hidup sendiri," ujarnya.

Di balik duka, tentu ada suka yang dialami Djumali selama bekerja di Jember. Apalagi, kini dia lebih banyak punya teman. Jiwa rantaunya terasah ketika bekerja di luar kota. "Asal saya Ambon, jadi sudah biasa jauh dari rumah. Malah saya lebih senang ketika di luar kota banyak temannya," jelasnya.

bandara ini.. baru dibuka sehari, besoknya tutup.. vakum ampe beberapa tahun, dibuka lagi.. ehh besoknya tutup lagi -_-a ngeselin!
 
Bls: Djumali, Lima Tahun Lebih Bekerja sebagai Pengamat Cuaca Bandara Notohadine

hebat ya dia diberi anugerah oleh yang Maha kuasa segitu hebatnya tapi kalo ngukur kadar kelembapan ketek orang bisa gak ya
 
Back
Top