Kalina
Moderator
Seorang dokter transeksual pertama di Inggris tengah menjalani penyelidikan. Hal ini dilakukan akibat adanya laporan bahwa dokter tersebut tidak memberikan pengobatan yang tepat bagi pasien yang ingin berganti kelamin. Dr Richard Curtis yang terlahir dengan nama Vanda Zadorozny mengalami perubahan kelamin pada tahun 2005. Namun dokter transeksual ini sedang diselidiki oleh General Medical Council (GMC) terkait adanya 3 laporan terpisah dari pasiennya. Dokter yang berbasis di London ini dituduh
memberikan resep hormon yang tidak tepat untuk
pasien yang ingin mengubah kelamin, dan juga
mengabaikan beberapa batasan di tempatnya
praktek. Dalam satu kasus yang dilaporkan, seorang
perempuan mengeluhkan penyesalan telah menjalani perawatan dengannya, termasuk menjalani mastektomi (pengangkatan payudara) ganda dan perawatan hormon.
Sementara itu pada kasus lain, Dr Curtis diduga
meresepkan obat ganti kelamin untuk pasien di
bawah usia 18 tahun tanpa keterampilan untuk
melakukannya. Hal ini diduga Dr Curtis menyediakan
perawatan pribadi tanpa mengikuti standar yang ada
untuk perawatan tersebut. Pada November 2011, Medical Practitioners Tribunal Service (MPTS) telah memberlakukan pembatasan pada praktik Dr Curtis yang berlokasi di Marylebone, London Pusat.
Meski 2 bulan kemudian telah diperpanjang sampai Mei 2013. Dr Curtis mendapatkan gelar dokter umum pada tahun 1995 dari St Bartholomew’s Medical College. ia mengambil alih London Gender Clinic sejak 5 tahun lalu dan menawarkan keahlian substansial dalam membantu orang dengan dysphoria gender yang berusaha menjalani operasi ganti kelamin untuk mencapai hasil terbaiknya. Terlahir sebagai seorang perempuan, Dr Curtis menggambarkan dirinya seperti laki-laki gay yang terperangkap dalam tubuh wanita. Ia sendiri sudah menjalani 2 tahun konseling gender sebelum akhirnya memutuskan mengganti kelamin pada tahun 2005 dan juga menjadi anggota World Profressional Association for Transgender Health (WPATH). Dr Curtis menjadi dokter pertama yang menjalani operasi transeksual dan diakui oleh GMC berdasarkan Gender Recognition Act. Ia mengungkapkan pasiennya 'sangat mendukung' keputusan ini, termasuk histerektomi (pengangkatan rahim) dan mastektomi ganda. "Karena saya telah cukup berpakaian seperti laki-laki
untuk beberapa waktu, sekitar 99,9 persen dari
mereka bahkan tidak berkomentar. Ada satu yang
bertanya apakah saya potong rambut," ujar Dr Curtis,
seperti dikutip dari Telegraph, Senin (7/1/2013).
DetikHealth
memberikan resep hormon yang tidak tepat untuk
pasien yang ingin mengubah kelamin, dan juga
mengabaikan beberapa batasan di tempatnya
praktek. Dalam satu kasus yang dilaporkan, seorang
perempuan mengeluhkan penyesalan telah menjalani perawatan dengannya, termasuk menjalani mastektomi (pengangkatan payudara) ganda dan perawatan hormon.
Sementara itu pada kasus lain, Dr Curtis diduga
meresepkan obat ganti kelamin untuk pasien di
bawah usia 18 tahun tanpa keterampilan untuk
melakukannya. Hal ini diduga Dr Curtis menyediakan
perawatan pribadi tanpa mengikuti standar yang ada
untuk perawatan tersebut. Pada November 2011, Medical Practitioners Tribunal Service (MPTS) telah memberlakukan pembatasan pada praktik Dr Curtis yang berlokasi di Marylebone, London Pusat.
Meski 2 bulan kemudian telah diperpanjang sampai Mei 2013. Dr Curtis mendapatkan gelar dokter umum pada tahun 1995 dari St Bartholomew’s Medical College. ia mengambil alih London Gender Clinic sejak 5 tahun lalu dan menawarkan keahlian substansial dalam membantu orang dengan dysphoria gender yang berusaha menjalani operasi ganti kelamin untuk mencapai hasil terbaiknya. Terlahir sebagai seorang perempuan, Dr Curtis menggambarkan dirinya seperti laki-laki gay yang terperangkap dalam tubuh wanita. Ia sendiri sudah menjalani 2 tahun konseling gender sebelum akhirnya memutuskan mengganti kelamin pada tahun 2005 dan juga menjadi anggota World Profressional Association for Transgender Health (WPATH). Dr Curtis menjadi dokter pertama yang menjalani operasi transeksual dan diakui oleh GMC berdasarkan Gender Recognition Act. Ia mengungkapkan pasiennya 'sangat mendukung' keputusan ini, termasuk histerektomi (pengangkatan rahim) dan mastektomi ganda. "Karena saya telah cukup berpakaian seperti laki-laki
untuk beberapa waktu, sekitar 99,9 persen dari
mereka bahkan tidak berkomentar. Ada satu yang
bertanya apakah saya potong rambut," ujar Dr Curtis,
seperti dikutip dari Telegraph, Senin (7/1/2013).
DetikHealth