ary_ds
New member
Kalau sekiranya maut datang mendadak, lalu kita dipanggil pulang ke kampung paling abadi, cukupkah amal yang kita bawa untuk dijadikan tebusan atas dosa-dosa kita? Kalau dosa kita terjadi akibat maksiat kepada Allah, Dia berjanji mempermudah proses penyuciannya. Asal kita bertobat nashuha, idak kembali ke maksiat serupa sepanjang akhir umur kita. Asal juga kita tidak musyrik kepada-Nya.
Kalau demikian, adakah dosa yang tidak begitu mudah dibersihkan? Ada. Dosa itu adalah dosa sosial alias dosa kepada manusia. Prosesnya agak berbeda, karena Allah sejatinya tengah menunggu pintu maaf dari pihak yang kita sakiti.
Kalau ia maafkan kita, kita harus berjanji kepada Allah untuk tidak lagi berada pada kesalahan yang sama. Dosa sosial adalah kesalahan terbesar yang bisa menjungkalkan kita ke neraka Jahanam dan hanya dosa sosial yang bisa membuat semua amal personal berguguran tanpa kita ketahui. Jadi, jangan pernah kita merasa aman dengan amal kita, kalau kita berangkat ke hadirat-Nya diiringi rintihan anak yatim dan fakir miskin yang kelaparan. Jangan pernah!
Puasa mengingatkan kita agar jangan pernah abai dengan pesan sosial yang dibawanya. Kalau kita mampu menjaga dahaga dan lapar, maka yang kita dapat hanya dimensi fisik puasa. Kalau hanya dimensi fisik yang kita perhatikan, maka kita khawatir dimensi kejiwaan dan spiritualnya kita abaikan. Sebab hanya dengan dimensi kejiwaan dan spiritual akan terpancar makna puasa dalam dimensi sosial. Sehingga dengan demikian, amal yang kita bawa sebagai tebusan atas dosa-dosa kita benar-benar amal sosial yang bermakna pula sebagai amal saleh.
Maka, pernahkah kita tersinggung karena masih banyak saudara kita hidup dalam kekurangan? Pernahkah kita marah kalau ada pengemis datang tetapi pergi dari rumah kita dengan tangan kosong? Pernahkah kita merasa sudah menjadi hamba dengan sebaik-baik keimanan tetapi lupa hak-hak orang lain? Mari buktikan keimanan kita benar-benar kokoh karena dilandasi amal saleh. Wallaahu a'lam.
@ry_ds @-->
Kalau demikian, adakah dosa yang tidak begitu mudah dibersihkan? Ada. Dosa itu adalah dosa sosial alias dosa kepada manusia. Prosesnya agak berbeda, karena Allah sejatinya tengah menunggu pintu maaf dari pihak yang kita sakiti.
Kalau ia maafkan kita, kita harus berjanji kepada Allah untuk tidak lagi berada pada kesalahan yang sama. Dosa sosial adalah kesalahan terbesar yang bisa menjungkalkan kita ke neraka Jahanam dan hanya dosa sosial yang bisa membuat semua amal personal berguguran tanpa kita ketahui. Jadi, jangan pernah kita merasa aman dengan amal kita, kalau kita berangkat ke hadirat-Nya diiringi rintihan anak yatim dan fakir miskin yang kelaparan. Jangan pernah!
Puasa mengingatkan kita agar jangan pernah abai dengan pesan sosial yang dibawanya. Kalau kita mampu menjaga dahaga dan lapar, maka yang kita dapat hanya dimensi fisik puasa. Kalau hanya dimensi fisik yang kita perhatikan, maka kita khawatir dimensi kejiwaan dan spiritualnya kita abaikan. Sebab hanya dengan dimensi kejiwaan dan spiritual akan terpancar makna puasa dalam dimensi sosial. Sehingga dengan demikian, amal yang kita bawa sebagai tebusan atas dosa-dosa kita benar-benar amal sosial yang bermakna pula sebagai amal saleh.
Maka, pernahkah kita tersinggung karena masih banyak saudara kita hidup dalam kekurangan? Pernahkah kita marah kalau ada pengemis datang tetapi pergi dari rumah kita dengan tangan kosong? Pernahkah kita merasa sudah menjadi hamba dengan sebaik-baik keimanan tetapi lupa hak-hak orang lain? Mari buktikan keimanan kita benar-benar kokoh karena dilandasi amal saleh. Wallaahu a'lam.
@ry_ds @-->