DPR disuruh Belajar Harakiri

sakradeva

New member
DPR pantas belajar etika Harakiri Jepang


JAKARTA - Anggota DPR disarankan untuk studi banding dan belajar etika di Jepang. Jika anggota DPR sudah belajar etika Jepang, jika misi tidak berhasil maka harus bunuh diri.

"Jepang itu kalo ada elit politik yang gagal mereka langsung bunuh diri, maka perlu juga DPR belajar ke jepang, kalau DPR pulang tidak bisa menyelesaikan masalah harus bunuh diri," sindir Analis Parlemen Formappi, Sebastian Salang di Jakarta, tadi malam.

Ia menyayangkan anggota DPR selalu beralasan melakukan kunjungan ke luar negeri karena dana sudah dianggarkan. Padahal seharusnya anggota DPR berkaca pada realitas yang ada, bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang tergolong miskin.

"Persoalannya ada tidak kepekaan melihat realitas yang sedang sulit. Ada tidak kepekaan DPR terhadap suara-suara yang muncul kalau kunjungan kerja (kunker) itu pemborosan. Lebih baik bantu orang-orang dalam negeri. Tolong lihat kondisi masyarakat yang susah," harapnya.

sumber
 
DPR Sebaiknya Belajar Etika Harakiri ke Jepang


Salah satu budaya yang masih sering dilakukan oleh orang Jepang yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisionalnya adalah harakiri.

Harakiri adalah tindakan mengakhiri hidup dengan cara menusukkan belati atau samurai ke perut atau jantung yang dilakukan oleh orang yang merasa telah kehilangan kehormatan akibat melakukan kejahatan, aib, dan/atau mengalami kegagalan dalam menjalankan kewajiban.Bagi mereka, tidak ada gunanya lagi melanjutkan hidup bila sudah kehilangan kehormatan.Budaya ini juga masih terkait erat dengan kesetiaan dan kepatuhan orang Jepang kepada kaisar, dimana kaisar dalam kepercayaan Shinto (agama tradisional yang masih banyak dipeluk oleh masyarakat Jepang) berada di tempat yang sangat disakralkan.

Nah....kalau di Indonesia, orang yang merasa kehilangan kehormatan akibat aib, skandal korupsi, perselingkuhan dan lain sebagainya, atau kegagalan dalam menjalankan kewajibanya sebagai pemimpin di institusinya, malah justru melakukan KABURKIRI alias MELARIKAN DIRI...
Untuk itulah, maka saya usulkan agar para anggota DPR dan para pemimpin Indonesia, mengadakan studi banding ke Jepang, untuk mempelajari bagaimana etika Harakiri yang baik dan benar, ketimbang belajar etika ke Yunani.

sumber

 
Last edited:
DPR Disarankan Studi Banding Etika Harakiri Jepang


INILAH.COM. Jakarta Anggota DPR disarankan untuk studi banding dan belajar etika di Jepang. Jika anggota DPR sudah belajar etika Jepang, jika misi tidak berhasil maka harus bunuh diri.

Jepang itu kalo ada elit politik yang gagal mereka langsung bunuh diri, maka perlu juga DPR belajar ke jepang, kalo DPR pulang tidak bisa menyelesaikan masalah harus bunuh diri, sindir Pengamat Parlemen Formappi Sebastian Salang dalam diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (23/10).

Ia menyayangkan anggota DPR selalu beralasan melakukan kunjungan ke luar negeri karena dana sudah dianggarakan.
Padahal seharusnya anggota DPR berkaca pada realitas yang ada, bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang tergolong miskin.

"Persoalannya ada tidak kepekaan melihat realitas yang sedang sulit, ada tidak kepekaan DPR terhadap suara-suara yang muncul kalau kunjungan kerja itu (kunker) pemborosan, lebih baik bantu orang-orang dalam negeri, tolong lihat kondisi masyarakat yang susah," ujarnya

sumber
 
Sepertinya kalo bukan si Wartawan ya si anggota Formappi itu yang perlu studi banding tentang budaya dan etika ke Jepang atau setidaknya belajar soal budaya dan etika Jepang lewat buku. :))

Harakiri (walau sebenernya istilah yang betul adalah Seppuku) hanya dilakukan oleh kelas satria, dalam hal ini oleh para samurai, dengan cara merobek perut (arti kata harfiah dari harakiri) dengan memakai Daisho yang terdiri dari katana dan wakizashi, tapi yang lebih umum dipakai adalah katana. Dan nggak ada ceritanya para politisi jepang memakai cara bunuh diri lewat seppuku. Yang ada juga loncat dari gedung, walaupun itu juga jarang dilakukan. Mungkin studi bandingnya bukan ke Jepang, tapi ke Korsel...:))

sok tau nih Formappi...


-dipi-
 
@dipi76

saya kira disatu sisi ada pergeseran makna "harakiri"
scara Tradisi "harakiri" atau seppuku memang dilakukan oleh kaum samurai, namun dikemudian istilah ini bergeser maknanya dengan mengambil esensi nya yaitu :
"bunuh diri sebagai bentuk tanggung jawab atas suatu kegagalan dengan cara yang ter hormat"

jadi apapun cara dilakukan ( alat ) namun dilakukan untuk bentuk tanggung jawab dan/atau kegagalan dinamak "harakiri"

seperti hal nya kata "gate" yang harfiahnya berarti pintu / portal, karena adanya skandal watergate yg terkenal itu, kata gate diidentikan dengan skandal maka lahirlah istilah :
Bulog gate... Brunei Gate etc

=================================================
btw bukannya yang lebih sering dipake adalah wakizashi non ?
klo katana dipakai oleh pendamping (kaishakunin) pelaku seppuku untuk mempecat/ mengakhiri penderitaan pelaku harakiri
atau bisa juga katana hanya dipakai oleh orang yang diberikan kehormatan oleh pelaku seppuku untuk mengeksekusinya
 
Nah justru itulah mereka yang menyebutnya begitu (termasuk Formappi) yang harus belajar ini, Mas. :D
Dan memang betul juga sih terjadi pergeseran makna di luar jepang, sama halnya bergesernya makna kamikaze.

Oh iya...my bad.. yang betul memang kebanyakan memakai wakizashi (pedang pendek). Maaf salah tulis.

-dipi-
 
yg pasti bahwa nilai anggota DPR d mata rakyat udah menurun dan bahkan hampir abis krn ulah mereka sehingga ide menyuruh anggota dewan belajar HARAKIRI jadi mengemuka terlepas apa esensi harakiri itu sendiri
 
kalau di Indonesia, orang yang merasa kehilangan kehormatan akibat aib, skandal korupsi, perselingkuhan dan lain sebagainya, atau kegagalan dalam menjalankan kewajibanya sebagai pemimpin di institusinya, malah justru melakukan KABURKIRI alias MELARIKAN DIRI...

Indonesia menurut statistik adalah negara dengan budaya korupsi no 1-3 di dunia

guys, menurut kalian orang Indonesia yang melakukan korupsi dan kejahatan lainnya lalu kabur apakah bukan orang yang beragama dan ingat akhirat? (Tuhan maha tahu/pembalasan di akhirat), mulai dari korupsi kecil seperti mengambil kertas atau pulpen untuk anak2nya dirumah dari kantor perusahaan/bumn milik pemerintah, hingga korupsi besar mengambil uang yang banyak

saya masih berusaha mencari tahu tentang hal ini; Criminal minds, sebenarnya bagaimana cara berpikirnya mereka ya, apakah mereka merencanakan tobat nanti kalau sudah tua dan berjanji tidak mengulangi lagi kalau sudah tua, atau sebagian uang haramnya di sedekahkan pada anak yatim dan fakir miskin agar dosanya berkurang :p dll
 
top tuh klo DPR d suruh tradisi seppuku
biar klo gagal langsung harakiri deh
jd tambah semangat kerjanya
 
Indonesia menurut statistik adalah negara dengan budaya korupsi no 1-3 di dunia

guys, menurut kalian orang Indonesia yang melakukan korupsi dan kejahatan lainnya lalu kabur apakah bukan orang yang beragama dan ingat akhirat? (Tuhan maha tahu/pembalasan di akhirat), mulai dari korupsi kecil seperti mengambil kertas atau pulpen untuk anak2nya dirumah dari kantor perusahaan/bumn milik pemerintah, hingga korupsi besar mengambil uang yang banyak

saya masih berusaha mencari tahu tentang hal ini; Criminal minds, sebenarnya bagaimana cara berpikirnya mereka ya, apakah mereka merencanakan tobat nanti kalau sudah tua dan berjanji tidak mengulangi lagi kalau sudah tua, atau sebagian uang haramnya di sedekahkan pada anak yatim dan fakir miskin agar dosanya berkurang :p dll

saya kira mind setting "dosa berkurang" ini juga berperan bos dalam perilaku seorang yang beragama
bahwa dosa yang dia lakukan bisa dikurangi dengan melakukan tindakan/ perbuatan baik, seperti ilustrasi yang anda tulis diatas
" korupsi lalu sedekah pada anak yatim"
bila orang menganggap sedekah mengurangi dosa korupsi saya kira ga tepat ( meski ga menutup kemungkinan criminal minds koruptor seperti itu )

dosa tetaplah dosa, ga akan hilang ato berkurang ... meski udah tobat/ sadar diri, dosa yg diperbuat tidaklah berkurang apalagi hilang.

lagipula saya kira ga ada Agama yang mengajarkan bahwa boleh melakukan dosa untuk digunakan menghimpun pahala
 
menurutku justru terkesan kurang bertanggung jawab, gagal trus bunuh diri. sebagai permisalan, si A memimpin indonesia. ga tahunya, si A gagal. Ketika rakyat pada demo menuntutnya, eh si A uda mati bunuh diri. gimana dong?

saya kira mind setting "dosa berkurang" ini juga berperan bos dalam perilaku seorang yang beragama
bahwa dosa yang dia lakukan bisa dikurangi dengan melakukan tindakan/ perbuatan baik, seperti ilustrasi yang anda tulis diatas
" korupsi lalu sedekah pada anak yatim"
bila orang menganggap sedekah mengurangi dosa korupsi saya kira ga tepat ( meski ga menutup kemungkinan criminal minds koruptor seperti itu )

dosa tetaplah dosa, ga akan hilang ato berkurang ... meski udah tobat/ sadar diri, dosa yg diperbuat tidaklah berkurang apalagi hilang.

lagipula saya kira ga ada Agama yang mengajarkan bahwa boleh melakukan dosa untuk digunakan menghimpun pahala

klo koruptor sedekah pake hasil korupsi, emg ga bakalan diterima dengan alasan sedekahnya pake uang haram.

Dlm Islam, dosa bisa hilang den, cth gampangnya Idul Fitri, mereka yg benar-benar berhasil dalam melewati bulan Ramadhan, akan seperti bayi yg baru lahir (dosanya ga sekedar diampuni, tapi juga dihapus/didelete)
 
disuapin duit mulu, jadi apa apa duit terus. sampe beli laptop aja pake uang rakyat. ih perlu ada ahli spikologi di DPR.
 
disuapin duit mulu, jadi apa apa duit terus. sampe beli laptop aja pake uang rakyat. ih perlu ada ahli spikologi di DPR.

kita semua tahu bahwa menjadi pejabat itu adalah pekerjaan yang sulit, tapi anehnya ketika terpilih menjadi pejabat tidak sedikit yang kemudian menangis bahagia>8o. ada apa sebenarnya?
Coba gaji dan fasilitas mereka dipangkas, jadi sama kayak buruh misalnya, nah mereka yang masih semangat jadi pejabat (walaupun gajinya kecil) mereka itulah wakil rakyat yang pantas.:finger:
 
Back
Top