DPR gelar dengar pendapat mobnas Esemka

Dipi76

New member
DPR gelar dengar pendapat mobnas Esemka
Minggu, 22 Januari 2012 18:36 WIB


Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Kerinduan publik agar Esemka diberi perhatian khusus dan dikembangkan sebagai mobil rakyat nasional akhirnya mendapat dukungan Komisi VI DPR. Mereka akan segera menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum tentang hal tersebut, Rabu pekan depan (25/1).

"Dengan resmi saya beritahukan, Komisi VI DPR segera menggelar RDPU mengenai Percepatan Program Mobil Nasional Esemka tersebut," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR, Aria Bima, Minggu.

Dikatakan, Komisi VI DPR yang membidangi perindustrian, perdagangan dan BUMN ini sangat berkepentingan mendorong percepatan program mobil nasional tersebut.

"Kami telah merencanakan RDPU di Ruang Sidang Komisi VI DPR pada hari Rabu (25/1) mulai pukul 10.00 WIB," paparnya.

Ia menjelaskan, pada RDPU itu, Komisi VI DPR mengundang pula beberapa pejabat dari daerah, seperti Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahril Yasin Limpo, dan Walikota Solo, Joko Widodo.

Selain itu, menurut dia, dihadirkan pula pimpinan PT INKA, PT Dirgantara Indonesia, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, dan Deputi Menteri BUMN.

"Yang tidak kalah pentingnya, kami juga mengundang beberapa kepala sekolah Sekolah Menengah Kejuruan terkait," ungkap Bima. (M036)



Antaranews




-dipi-
 
Hmmm bagus semangatnya.
Kalau boleh usul, proyek ini dinamakan saja Proyek Nasionalisme.
Yang mengkritik dicap saja tidak nasionalis, yang nggak beli produknya cantumkan aja di data KTP nya sebagai pengkhianat bangsa, yang kasih saran dan pertimbangan beri aja label antek asing, dan yang beli, yang memuji-muji, yang mendukung mari kita sebut mereka sebagai nasionalis sejati dan cinta tanah air.

Maka proyek ini akan berjalan lancar tanpa memikirkan bagaimana pangsa pasar dan strategi menghadapi sanksi WTO.
 
Semisal cabe, komen di atas itu termasuk cabe jalapeno atau kalo masakan itu sama dengan oseng2 mercon di Jogja... Puuuueeeddeeees puuoollll kalo kata ibuku.... :))


Bahasa halusnya begini...
Ketika ada anak2 muda seperti adik2 kita siswa SMK itu berkarya, kita sebagai sesama anak bangsa sudah tentu wajib mengapresiasi... Kita hargai karya2 mereka, pemerintah wajib memfasilitasi kemampuan mereka dsb dsb...

Tapi ketika sudah memasuki apa yang disebut sebagai mass production, manufacturing industry, kita melangkah ke situ tidak hanya berbekal satu produk dan rasa emosional serta euphoria yang berlebihan... Kita harus berpijak dan bertoleransi dengan kenyataan yang ada...
Kemudian yang jadi pertanyaan adalah apa iya cara seperti itu adalah cara yang terbaik untuk menghargai dan mengapresiasi karya anak bangsa?

Mari kita bicara realitas di lapangan...

Industri manufaktur seperti industri otomotif ini bukanlah sebuah industri yang bisa dilakukan secara instan, ketika nanti muncul proyek industri mobil nasional, industri itu sangat riskan kalo dibiarkan begitu saja tanpa asuhan dari pihak pemerintah....
Bagaimana produk itu bisa bersaing? Salah satunya adalah dengan harga yang kompetitif... Bagaiamana cara mencapai harga yang kompetitif? Pemerintah bisa ikut campur melalui pembebasan bea, proteksi dll...
Nah sayangnya, kita itu sudah terikat dengan WTO, yang tidak akan menoleransi hal2 seperti ini...

Ingat saja kasus Timor yang dulu dipermasalahkan di WTO atau tanya kenapa PT DI yang mengusung proyek pesawat nasional itu mesti kerja sama dengan pihak Spanyol?...

Lalu apakah industri mobnas itu nanti tidak bisa mandiri?... Dengan tidak bermaksud meng-underestimate kemampuan kita sendiri, tanpa campur tangan pemerintah, industri mobnas itu bakalan akan seperti berhubungan seks resiko tinggi tanpa menggunakan kondom.... :D
Akan seperti kita dilepas di hutan dengan penuh singa yang kelaparan tanpa bawa bekal senjata apapun....

Kita bisa belajar dari contoh, seperti yang sudah pernah aku sebut di sebuah thread... Rini Suwandi, mantan petinggi Astra Internasional, produsen untuk merek2 mobil terkenal di Indonesia, pernah membuat apa yang beliau sebut sebagai sepeda motor nasional dengan merk Kanzen... Kemampuan Bu Rini udah nggak perlu dipertanyakan untuk skala sebuah industri otomotif..
Tapi apa hal ini cukup tanpa adanya uluran tangan pemerintah? ... Lakukah Kanzen di pasaran?... Apakah perilaku konsumen yang ada di negara kita mempertimbangkan adanya sebuah nasionalisme produk?...
Kalo aku tanya pilih Honda atau Kanzen, kira2 kalian mau beli yang mana?? :D

Atau kita mesti keluar dari WTO untuk mewujudkan ini? Sepertinya kalo hal ini ditanyakan kepada khalayak ramai, pasti mayoritas akan menjawab untuk keluar saja dari WTO... Dan yang pasti jawaban itu hanya didasari oleh rasa emosional tanpa melihat hal yang sesungguhnya akan terjadi pada bangsa ini.... :D

Ada jalan lain, yaitu membuat mobil dengan spesifikasi yang berbeda dengan mobil2 yang sudah ada di pasaran... sebut saja mobil dengan spesifikasi khusus.. Dengan spesifikasi khusus itu, pemerintah dapat menyediakan fasilitas fiskal maksimal tanpa harus khawatir akan terkena sanksi antimonopoli dari WTO... Taruh kata kita bikin mobil dengan cc di bawah 1000 misalnya... kan jarang tuh produsen2 yang sudah ada bermain di wilayah itu, sehingga mereka nggak akan mempermasalahkannya....



Just my 2 cents.... Jika dianggap tidak nasionalis, ya nggak apa2... aku sudah terlalu sering nggak dianggap nasionalis.... :))




-dipi-
 
memang tidak mudah. klo mudah, negara besar seperti Papua Nugini, Timor Leste dan Bangladesh pasti sudah bisa memproduksi mobil sendiri
 
ya jangan pesimis dululah....
serumit apapun masalah dilapangan. saya yakin pasti bisa untuk direalisasikan.
kuncinya adalah kemauan kita. dan pemerintah sebagai fasilitatornya
WTO or apapun itulah (ane kagak ngerti)

tunduk tertindas atau melawan untuk bangkit
iran di embargo aja masih bisa jual minyak ke cina ma india
(ga pakek dolar ga patek en)
indonesia jg satu satunya negara yang bisa bangun rumah sakit di jalur gaza
so apa sih yang ga bisa..

JANGAN JADIKAN OTAKMU HANYA UNTUK PERPUSTAKAAN
 
yup saya tau cak niz...
mungkin 90% masih perakitan
haha itu yang jadi pr kita
sapa tau besok bisa nyetak mobil sendiri full murni produksi lokal. tp saya yakin bisa kok. banyak org pinter di negara kita (tp banyak juga yang ke bablasan) wkwkwk..

terlalu banyak karya anak bangsa yang kurang mendapat apresiasi
 
Last edited:
Ya, ayo kita keluar dari WTO !!!
Korea Utara aja bisa hidup terkucil, mengapa kita enggak?? Benar kita harus contoh Iran, yang diembargo masih bisa ekspor minyak. Kalau mereka ekspor minyak bumi, kita bisa ekspor minyak sawit ke eemmm kemana ajalah
Di jaman Pak Karno aja kita bisa keluar dari PBB kok, masak cuma keluar dari WTO kita nggak bisa??
Biarpun nanti Susu jadi mahal, Gula langka, daging cuma bisa potong sendiri, yang penting kita bisa naik mobil bikinan sendiri yang semoga bisa berbahan bakar gas, karena minyak bumi dan turunannya dipastikan akan berharga lebih mahal karena kita mesti impor.

Anyway, user/mod yang menyebut dirinya tidak nasionalis dipostingannya itu adalah seorang WNI yang 3 kali ikutan mendemo WTO dalam gerakan anti globalisasi di setiap WTO mengadakan KTT ~LoL~
So, daripada menunggu bubarnya WTO, lebih baik kita yang keluar. Pasti lebih keren.
 
Back
Top