Dua Balita Busung Lapar

Kalina

Moderator
Kulit Kemerahan dan Melepuh di Sekujur Tubuh
JEMBER - Masih ada balita-balita di Jember yang mengalami penyakit gizi buruk. Jika awal Februari lalu Anis Saadiyah, balita asal Mayang meninggal dunia karena penyakit kelaparan itu, dua balita lagi divonis terserang penyakit serupa.

Hanya saja, kondisi dua pasien terbaru ini tak separah yang diderita Anis. Sejak kemarin, keduanya dirawat di Ruang Perawatan Anak (RPA) lantai II RSUD dr Soebandi Jember.

Saga, 1,5 tahun, asal Dusun Kalisatan, Desa/Kecamatan Bangsalsari divonis menderita gizi buruk (marasmus kwaskiorkor). Kulitnya mulai pusar ke bawah mengelupas. Tak hanya itu, beberapa bagian tubuh anak kedua pasangan Totok dan Misnati ini juga tampak kemerahan. "Sakitnya sudah tiga bulan lalu. sudah beberapa kali dibawa ke Puskesmas Bangsalsari dan diberi susu," tutur Tina, 55, nenek Saga. Karena makin lama kondisi korban makin parah, orang tua Saga yang hanya buruh tani akhirnya nekat membawa anaknya ke RSUD dr Soebandi.

Sementara pasien kedua adalah Irfani, 2,5 tahun, warga Desa/Kecamatan Mumbulsari. Kondisi balita perempuan anak pasangan Rofiah dan Juni ini tampak lebih parah dibanding Saga. Tak hanya kulit mulai pusar ke bawah yang ikut mengelupas, sekujur punggungnya ternyata juga melepuh.

Sama seperti gejala gizi buruk umumnya, matanya Irfani tampak cekung, kepala besar, perut buncit, wajah keriput. Bagian tubuh utamanya kaki juga mengalami pembengkakan.

Rofiah ibu korban menuturkan, penyakit anaknya dirasa makin parah dua hari belakangan. Sudah dua kali dirinya membawa anaknya ke Puskesmas Mumbulsari. Namun, karena tak kunjung sembuh lantas dibawa ke RSUD dr Soebandi. "Anak saya sakit gatal-gatal," jelasnya.

Sementara dr Gebyar Tri Baskoro dari Staf Medis Fungsional (SMF) Anak mengatakan, dua penderita yang baru datang tersebut menderita Marasmus kwaskiorkor. "Ini kombinasi antara kekurangan karbohidrat dengan protein. Sehingga, ekses dari penyakit ini lebih kompleks lagi," katanya. Seperti, kurus di bagian tubuh, tapi malah bengkak di bagian kaki.

Menurut dia, penyakit gizi buruk di RSUD dr Soebandi belakangan ini menunjukkan tren meningkat. Jika Januari lalu di RS ada empat pasien (satu di antaranya meninggal), Februari malah ada tujuh pasien. Hanya saja, dari tujuh penderita tersebut semuanya tak separah yang diderita Anis Saadiyah. Ketujuh pasien masih bisa diselamatkan. "Maret ini sudah dua penderita, yakni Saga dengan Irfani ini," kata dr Gebyar.
 
Back
Top