PartaiKambingHitam
New member
Dua Jembatan di Jakarta Ambles
Oleh : Esthi Maharani
Penurunan muka tanah menyebabkan amblesnya jembatan.
KEBON SIRTH — Dua buah jembatan yang berlokasi di wilayah Jakarta Utara ambles. Jembatan tersebut adalah jembatan Pluit Utara dan jembatan Muara Angke. Penyebabnya diduga karena terjadi penurunan muka tanah atau land subsiden di kawasan tersebut.
“Permukaan jembatan pun sudah hampir sama tingginya dengan permukaan air,” kata Kepala Bidang Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, Novizal, Rabu (9/2).
Ia menampik jika penurunan ini disebabkan struktur jembatan yang salah. Sebab, jika hal tersebut terjadi, berarti ada kegagalan struktur. Menurutnya, yang mengalami penurunan bukan hanya jembatan, melainkan juga tanahnya. Seharusnya, tiang pancang didudukkan di tanah yang keras. “Sampai saat ini, saya baru mendapati dua jembatan itu yang ambles,” katanya.
Terlebih lagi, lanjutnya, penurunan muka tanah di Jakarta, terutama Jakarta Utara tidak bisa dicegah. Hanya saja, Ia tak bisa memastikan sejak kapan dan berapa meter penurunan itu terjadi pada kedua jembatan tersebut.
Pihaknya mengaku sudah melakukan perbaikan secara bertahap. Sejak 2010, usaha perbaikan dan peninggian jembatan Muara Angke sudah dimulai. Tepatnya, di jalan menuju Kompleks Perikanan ke Muara Angke, sedangkan untuk perbaikan dan peninggian jembatan Pluit Utara baru dilakukan tahun ini. “Baru akan ditenderkan tahun ini dan dituntaskan tahun ini pula,” katanya .
Rencananya, peninggian itu akan dilakukan hingga dua meter Dana yang dibutuhkan untuk peninggian embatan Pluit Utara mencapai Rp 15 miliar, sedangkan perbaikan jembatan Muara Angke membutuhkan dana hingga Rp 4 miiar.
Menurutnya perbaikan dan peninggian ini masih belum mendesak untuk dilakukan. “Dalam dua hingga tiga tahun ke depan, dua jembatan itu masih bisa digunakan,” katanya.
Novizal mengatakan bahwa Dinas Pekerjaan Umum selalu memiliki dana untuk perbaikan jembatan pada setiap tahunnya. Hanya saja, Ia pun tak mengetahui secara pasti berapa total dana perbaikan jembatan untuk tahun 2011 ini.
Sebelumnya, peneliti ITB yang juga tim peneliti Konsorsium Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS), Heri Andreas, mengatakan bahwa ada tujuh jembatan di Jakarta ambles secara perlahan. Penyebabnya, struktur jembatan mulai turun seiring dengan penurunan permukaan tanah.
Ketujuh jembatan itu adalah jembatan Kamal Muara, Mangga Dua, Ancol, Pluit, Pantai Mutiara, Gunung Sahari, dan Mangga Besar. “Secara kasat mata, kalau dulu, airnya melewati kolong jembatan, sekarang airnya sudah menyentuh jembatan,” ujarnya.
Menurutnya, penurunan tanah paling parah berada di daerah Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Diperkirakan penurunan tersebut sudah terjadi sejak 1974. Penurunan muka tanah di Jakarta mencapai 4,1 meter Diprediksi, pada 2030, tanah Ibu Kota akan mengalami penurunan hlngga 6,6 meter.
Heri mengatakan bahwa ada lima penyebab penurunan permukaan tanah, yaitu penyedotan air tanah dalam, proses alami, efek tekanan bangunan, tenaga tektonik, dan perubahan tanah yang disengaja oleh manusia. “Faktor dominan penurunan tanah di Jakarta adalah penyedotan air tanah,” katanya.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan ekstraksi air tanah di Jakarta sudah dilakukan bertahun-tahun. Ia menilai, untuk mengurangi hal ini, perlu disediakan suplai air yang cukup.
Caranya dengan membuat penjernihan air di Jatiluhur yang diperkirakan dua hingga tiga tahun ke depan sudah bisa berfungsi, sedangkan untuk membatasi penggunaan air tanah, lanjutnya, satu-satunya jalan yang ditempuh adalah membatasi penggunaan air tanah. “Yakni Perda yang diperketat dan sanksi yang harus lebih berat dari sebelumnya.”
sumber : koran republika 10 februari 2011
ed: maghfiroh yenny