Kalina
Moderator
KOLOMBO - Dubes Amerika Serikat (AS), Italia, dan Jerman terluka saat dua helikopter militer yang mereka tumpangi jadi sasaran tembak pemberontak Macan Tamil kemarin. Diplomat asing lain dari Inggris, Prancis, dan Jepang luput dari serangan. Tujuh personel militer Sri Lanka yang mengawal para diplomat asing tersebut juga terluka.
Pemerintah Sri Lanka menyebut, insiden penembakan itu merupakan serangan yang sangat fatal. Namun, pemberontak menganggapnya sebagai "ketidaksengajaan."
Sebenarnya, mereka tidak ingin melukai para diplomat asing itu. Mereka mengaku tidak tahu helikopter militer tersebut mengangkut rombongan diplomat asing. "Setelah serangan, hanya satu helikopter yang mendarat di tujuan. Helikopter lain memutuskan untuk berbalik," kata salah seorang petugas.
Di antara tiga Dubes yang terluka, kondisi Dubes Italia Pio Mariani paling parah. "Dia terluka di bagian kepala dan terpaksa harus menjalani operasi minor di Rumah Sakit Nasional Kolombo," kata Jubir Pushpa Soysa. Menurut dia, operasi yang dilakukan dr Sunil Perera itu sukses. Setelah menjalani sejumlah prosedur kesehatan ringan, Mariani diperbolehkan pulang kemarin.
Sementara itu, Dubes AS Robert Blake dan Dubes Jerman Juergen Weerth hanya luka ringan. "Kami beruntung lolos dari bahaya," kata Dubes Prancis Michel Lummaux. Pernyataan Lummaux itu diamini Dubes Jepang Kiyoshi Araki dan Kepala Delegasi Uni Eropa (UE) Julian Wilson. Ketika serangan terjadi, para diplomat itu sedang dalam perjalanan ke Kota Batticaloa untuk mengawasi misi kemanusiaan.
Tak lama setelah serangan terjadi, Jubir Macan Tamil Rasiah Ilanthirayan menyampaikan penyesalan mereka atas insiden tersebut. "Orang-orang kami tidak diberi tahu ada misi kemanusiaan di kawasan tersebut. Insiden ini sebenarnya buah dari kecerobohan pemerintah. Mereka telah mengambil risiko dengan mengizinkan diplomat asing bepergian ke kawasan konflik," ujar Ilanthirayan.
Pemerintah Sri Lanka menyebut, insiden penembakan itu merupakan serangan yang sangat fatal. Namun, pemberontak menganggapnya sebagai "ketidaksengajaan."
Sebenarnya, mereka tidak ingin melukai para diplomat asing itu. Mereka mengaku tidak tahu helikopter militer tersebut mengangkut rombongan diplomat asing. "Setelah serangan, hanya satu helikopter yang mendarat di tujuan. Helikopter lain memutuskan untuk berbalik," kata salah seorang petugas.
Di antara tiga Dubes yang terluka, kondisi Dubes Italia Pio Mariani paling parah. "Dia terluka di bagian kepala dan terpaksa harus menjalani operasi minor di Rumah Sakit Nasional Kolombo," kata Jubir Pushpa Soysa. Menurut dia, operasi yang dilakukan dr Sunil Perera itu sukses. Setelah menjalani sejumlah prosedur kesehatan ringan, Mariani diperbolehkan pulang kemarin.
Sementara itu, Dubes AS Robert Blake dan Dubes Jerman Juergen Weerth hanya luka ringan. "Kami beruntung lolos dari bahaya," kata Dubes Prancis Michel Lummaux. Pernyataan Lummaux itu diamini Dubes Jepang Kiyoshi Araki dan Kepala Delegasi Uni Eropa (UE) Julian Wilson. Ketika serangan terjadi, para diplomat itu sedang dalam perjalanan ke Kota Batticaloa untuk mengawasi misi kemanusiaan.
Tak lama setelah serangan terjadi, Jubir Macan Tamil Rasiah Ilanthirayan menyampaikan penyesalan mereka atas insiden tersebut. "Orang-orang kami tidak diberi tahu ada misi kemanusiaan di kawasan tersebut. Insiden ini sebenarnya buah dari kecerobohan pemerintah. Mereka telah mengambil risiko dengan mengizinkan diplomat asing bepergian ke kawasan konflik," ujar Ilanthirayan.