Dubes AS untuk Libya Tewas dalam Serangan Demonstran di Benghazi

primaI

New member
stevensafpdlm.jpg


Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) untuk Libya, J Christopher Stevens, beserta 3 staf diplomatiknya dilaporkan tewas di Benghazi, Libya. Mereka tewas dalam serangan yang dilakukan para demonstran di kantor Konsulat AS di Benghazi.

"Dubes tewas terbunuh bersama 3 staf diplomatik lainnya," ujar Wakil Menteri Dalam Negeri Libya, Wanis al-Sharud, seperti dilansir AFP, Rabu (12/9/2012).

Kabar tewasnya Dubes Stevens ini juga dipastikan oleh Wakil Perdana Menteri Libya Mustafa Abu Shagur dalam akun Twitter-nya.

Stevens yang memulai kariernya dari Kementerian Luar Negeri AS ini telah menjalankan tugasnya sebagai Dubes AS di Libya sejak Mei lalu. Komisi Keamanan Tinggi Benghazi Fawzi Wanis memastikan bahwa Stevens berada di dalam kantor konsulat saat para demonstran menyerang. Namun tidak diketahui ada keperluan apa Stevens berada di kantor konsulat AS tersebut, karena kantornya sehari-hari berada di Tripoli, ibukota Libya.

Dubes Stevens tewas ketika ratusan demonstran bersenjata menyerang kantor Konsulat AS di Benghazi. Para demonstran tengah memprotes sebuah film yang dinilai merendahkan Islam dan Nabi Muhammad. Masih berkaitan dengan film yang diunggah ke YouTube ini, warga di Kairo, Mesir juga melakukan unjuk rasa dan menyerbu kantor Kedubes AS di sana.

Menurut Wall Street Journal, film yang dipermasalahkan oleh para demonstran ini merupakan film buatan seorang sutradara keturunan Israel-Amerika (sebelumnya disebut warga Mesir). Film ini dinilai telah mengambarkan Islam seperti penyakit 'kanker' dan menggambarkan Nabi Muhammad tidur dengan sejumlah wanita.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyatakan AS berkabung setelah mendapat kabar tewasnya seorang pejabat diplomatik AS di Libya. Demonstran yang terbakar amarah, menggerebek kantor konsulat AS di Benghazi dan menyerang kantor tersebut dengan granat hingga membakarnya. Hillary menyebut aksi kekerasan semacam ini tidak bisa dibenarkan. Namun di sisi lain, dia menegaskan bahwa AS juga mengecam perbuatan yang merendahkan agama dan keyakinan lain.

"Beberapa mungkin berpikir untuk membenarkan tindakannya mengunggah bahan ke internet yang jelas-jelas memicu kemarahan. AS menyesalkan setiap tindakan yang dimaksudkan untuk merendahkan agama dan keyakinan lain," tegas mantan ibu negara AS itu.

"Tapi biar saya jelaskan: Tidak akan pernah ada pembenaran apapun untuk setiap tindakan kekerasan semacam ini," tandas istri mantan Presiden AS Bill Clinton itu.

sumber
-------------
ternyata cuplikan videonya bikin panas aja <:l

sampai-sampai adanya pembunuhan <:|
 
Last edited:
kebencian masyarakat arab tak akan pernah padam terhadap amrik jika mereka tak mengubah kebijakan luarnegerinya terhadap arab
 
demo sih boleh aja, tapi jangan sampai anarkis apalagi membunuh gitu, islam tidak mengajarkan kekerasan
 
Back
Top