d-net
Mod
Situs Lantai Segi Enam peninggalan Majapahit di Trowulan, Mojokerto
Merdeka.com - Dukuh Kedaton, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, diyakini sebagai bekas istana Kerajaan Majapahit. Keyakinan ini didasarkan pada penafsiran terhadap Kitab Negarakertagama, foto udara, dan ekskavasi yang dilakukan.
Para arkeolog menduga, Sentonorejo merupakan perubahan dari kata Santanaraja yang artinya sanak kadang rajadiraja.
Dugaan letak keraton Majapahit di Desa Sentonorejo diperkuat dengan adanya temuan situs Sentonorejo pada tahun 1982. Setelah dilakukan penelitian, didapati peninggalan berupa lantai segi enam yang terletak sekitar 1,8 meter di bawah permukaan tanah.
Bangunan VIP Keraton
Lantai segi enam ini memiliki bentuk sangat unik, pasalnya belum pernah ditemukan penemuan sejenis dalam penggalian-penggalian di situs Trowulan. Biasanya hanya kerakal dan batu-bata segi empat.
Susunan lantai kuno tersebut diperkirakan merupakan peninggalan situs pemukiman kuno berupa rumah tinggal pada masa Majapahit. Lokasi itu diduga menjadi bagian dari ruang VIP Keraton Majapahit.
Selain lantai segi enam, di kawasan tersebut juga ditemukan berbagai gerabah yang sangat halus penampakannya.
Candi Kedaton
Temuan lain yang menguatkan dugaan lokasi Keraton Majapahit ada di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan ialah keberadaan situs Candi Kedaton di Dusun Kedaton.
Dilihat dari struktur bangunan, Candi Kedaton diperkirakan merupakan kompleks bangunan atau tempat tinggal. Artefak yang pernah ditemukan di sekitar bangunan candi adalah fragmen tembikar atau gerabah, area terakota, area dari batu andesit, keramik asing, mata uang kepeng, emas, dan kerangka manusia.
Selain itu, 200 meter di sebelah barat kompleks Candi Kedaton terdapat peninggalan purbakala berupa umpak-umpak berukuran besar sebanyak 20 buah. Umpak-umpak itu tersusun memanjang sejajar dan berorientasi timur-barat.
Hingga kini, Situs Kedaton masih menyisakan misteri. Para arkeolog belum menemukan format dari situs yang memiliki sumur upas di depan bangunan candi. Situs itu diperkirakan terdiri dari empat bangunan candi dengan sumur upas, makam Islam, mulut goa, dan lorong rahasia.
Dikutip dari Majalah Derap Desa Edisi XXX (April 2010, hlm. 46), candi yang berbentuk datar itu diduga merupakan ruang pertemuan. Sedangkan mulut goa diduga sebagai tempat semadi, dan lorong rahasia diduga sebagai ruang pelarian.