Edy Rahmayadi Mundur, Komisi X DPR Harap Ada Pembenahan di PSSI

spirit

Mod
124522f2-caac-4565-ac14-cec992b5b93d_169.jpeg

Wakil Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian Golkar (Foto: Dok. Pribadi)​

Komisi X DPR yang membidangi olahraga menghargai mundurnya Edy Rahmayadi dari Ketum PSSI. Mundurnya Edy disebut sudah melalui pertimbangan yang matang.

"Kalau saya pertama, ini keputusan pribadi yang bersangkutan, kita apresiasi. Terutama karena beliau di Sumut ada beberapa persoalan-persoalan yang mungkin harus menuntut dedikasi. Dia juga punya beberapa inovasi atau gagasan. Itu mungkin keputusan yang sudah dipikirkan matang," ujar Wakil Ketua Komisi X DPR dari F-Golkar, Hetifah Sjaifudian kepada wartawan, Minggu (20/1/2019).

Hetifah berharap ada perbaikan di internal PSSI ke depannya. Hetufah juga mendukung polisi mengusut tuntas kasus mafia bola.

"Ini terbaik menurut saya, tinggal pasca nya saja, nanti kita minta teman PSSI memanfaatkan ke depan untuk pembenahan sekaligus hal-hal yang menjadi internal governance," kata Hetifah.

"Kesempatan kita lakukan pembenahan dan biasanya pergantian kepemimpinan lakukan perubahan. Jadi positif, ambil hikmahnya. Komisi X mendorong dan mengawasi jangan dilewatkan momentum ini," ucap Hetifah.

Mantan Pangkostrad ini sebelumnya menyatakan dirinya gagal menjalankan tugas sebagai Ketum PSSI. Edy mengaku gagal mewujudkan prestasi Timnas Indonesia, kemudian disusul banyak kasus rumit yang mendera PSSI.

"Ada persoalan yang begitu fenomenal. Dari suporter, pemain, sampai terjadi korban. Ada menyalahi hukum pengaturan skor dan sebagainya. Saya tidak tahu. 32 tahun saya jalani organisasi, PSSI ini paling berat yang saya alami," ujar Edy di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Minggu (20/1).




sumber
 
Kongres PSSI: Joko Driyono Plt Ketum, Ahmad Riyadh Ketua Ad Hoc Integritas

12adc6a3-215d-46ee-93ba-78188e27dd0f_169.jpeg

Plt Ketua Umum PSSI Djoko Driyono (kanan) bersama Wakil Ketua Umum PSSI Iwan Budianto (kiri) (Nyoman Budhiana/Antara)​

Kongres PSSI 2019 telah tuntas. Forum menyepakati Joko Driyono menjadi Plt ketua umum dan terbentuknya Komite Ad Hoc Integritas.

Kongres Tahunan PSSI berlangsung di Sofitel Nusa Dua, Bali, Minggu (20/1/2019). Pada awal agenda ini, Edy Rahmayadi lebih dulu menyatakan mundur sebagai Ketua Umum PSSI di awal pidatonya.

Keputusan itu membuat kongres yang dimulai pada pukul 10.00 WITA sempat break sekitar 30 menit. Selepas itu, kongres kembali berlangsung sampai pukul 16.00 WITA dan menghasilkan beberapa putusan.

"PSSI selesaikan Kongres Tahunan. Forum kongres menyatakan Plt Ketua Umum saya jalankan sebagaimana statuta," kata Joko dalam konferensi pers.

"Kongres setuju laporan aktivitas dan laporan keuangan PSSI. Berikutnya, kongres dengarkan paparan program PSSI tahun 2019 dan persetujuan sekaligus anggarannya. Penyampaian paparan dari PT LIB dan FFI (Federasi Futsal Indonesia), baik untuk aktivitas 2018 maupun program 2019," dia menambahkan.

"Kongres meng-endorse (mengesahkan) tentang terbentuknya komite Ad Hoc integrity. Sebagaimana disampaikan sebelumnya. PSSI perlu mengatur struktur, fungsi, timeline, dan masa bakti Komite Ad Hoc integrity. Ahmad Riyad dan waketum Azwan Karim," Joko menjelaskan.

"Dalam waktu paling lambat dua minggu ke depan akan dilengkapi tiga sampai lima anggota yang dimunculkan oleh ketua dan wakil ketua Komite Ad Hoc integrity, dikonsultasikan dengan Exco untuk ditetapkan," dia menegaskan.

Komite Ad Hoc Integrity itu dideklarasikan untuk menumpas pengaturan skor di sepakbola. Saat ini, PSSI memang tengah dirundung persoalan pengaturan skor. Diua petinggi PSSI, Johar Lin Eng dan Dwi Irianto alias Mbah Putih, menjadi tersangka.

"Komite ini mengemban tugas yang sangat penting. Fokus menjaga integritas sepakbola sebagaimana dinamika sekarang dilihat oleh kita semua memerangi pengaturan skor, manipulasi pertandingan dst," kata Jokdri.

"Kongres setuju inisiatif PSSI bentuk lembaga independen yang kaitannya dengan wasit profesional khususnya untuk Liga 1 dan Liga 2. Lembaga ini sekurang-kurangnya ada tiga layer. Pertama menyangkut sistem dan infrastrukturnya, manajerial membutuhkan expert dan paling mendasar adalah SDM, yaitu perangkat pertandingan itu sendiri," ujar dia.

"Kami berharap 2019-2020 tantangan bisa dilalui dengan dukungan dari stakeholder sepakbola," ujar Joko penutup pidatonya.


sumber
 
Back
Top