alitkurniawan
New member
Dialisis atau pun cuic darah merupakan salah satu metode yang harus dilakukan bagi penderita gagal ginjal untuk melakukan proses penyaringan darah. Biasanya, darah akan tercuci dari zat-zat berbahaya yang terkandung di dalam organ ginjal.
Para penderia penyakit gagal ginjal kronis atau orang yang kehilangan fungsi dari organ ginjalnya lebih dari 85% wajib untuk melakukan cuci darah agar terhindar dari berbagai komplikasi. Hal ini termasuk ke dalam aspek berbagai macam penumpukan racun, cairan berlebih pada tubuh, dan zat sisa metabolisme.
Dialisis atau cuci darah sendiri terbagi menjadi dua yakni dialisis peritoneal dan hemodialisis. Secara umum, efek samping cuci darah adalah rasa lemas yang berkepanjangan dan rasa haus karena pembatasan cairan. Kendati demikian, masing-masin dialisis atau cuci darah memiliki efek samping cuci darah yang berbeda.
Metode dari cuci darah hemodialisis, cuci darah hanya dapat dilakukan di rumah sakit dan dapat dilakukan hingga tiga kali dalam seminggu. Berikut ini beberapa efek samping dari cuci darah yang meliputi, diantaranya :
- Anemia
Kondisi yang biasa disebut kurang darah ini, merupakan salah satu efek samping yang cukup umum terjadi, berkaitan dengan pengaruh penyakit organ ginjal maupun tindakan cuci darah.
- Kulit Gatal-Gatal
Terdapat penumpukan fosfor akibat dari hemodialisis yang dapat menyebabkan kulit menjadi gatal. Secara umum, kondisi seperti ini memang dapat terjadi. Akan tetapi, untuk mencegah atau meringankan gejala kulit gatal, anda diharuskan agar menjalani pola makan khusus dan mengkonsumsi pengikat fosfat secara teratur.
- Peritonitis
Hal ini merupakan kondisi yang umum terjadi akibat dialisisi peritoneal. Kondisi seperti ini dapat terjadi ketika alat dialisis yang digunakan tidak steril sehingga kemungkinana kuman atau pun bakteri dapat menyebar ke peritoneum atau lapisan perut bisa saja terjadi. Sebelum melakukan metode cuci darah, pastikan terlebih dahulu bahwa peralatan tersebut memang sterik.
- Hernia
Seseorang yang melakukan metode dialisis perioneal memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hernia. Hal ini dapat disebabkan karena adanya cairan yang bertahan selama berjam-jam pada rongga peritoneal yang menyebabkan terjadinya ketegangan pada otot perut. Kondisi seperti inilah yang dapat memicu timbulnya hernia.
- Tekanan darah terlalu rendah atau tinggi
Hal yang paling sering terjadi dari hemodialisis adalah penurunan tekanan darah, terutama bagi anda yang juga menderita diabetes. Selain itu, gejala yang mungkin terjadi yakni kram perut, kram otot, mual atau muntah, dan juga sesak napas. Atau pun sebaliknya, tekanan darah juga dapat melonjak terlalu tinggi terutama jika anda seorang penderita penyakit ginjal disertai riwayat hipertensi yang masih mengkonsumsi air atau garam berlebihan.
- Kram Otot
Kram otot selama metode hemodialisis dilakukan biasanya dapat terjadi meskipun penyebabnya yang tidak jelas. Agar sirkulasi darah dapat berjalan lancar serta meredam kram otot pada area yang dirasakan, disarankan untuk mengompres dengan air hangat di area tersebut.
Metode seperti itu dapat dilakukan di rumah sesuai dengan anjuran dan arahan dari dokter anda. Akan tetapi, metode ini harus dilakukan secara rutin, yakni setiap hari agar dapat memberikan hasil yang lebih efektif.
Para penderia penyakit gagal ginjal kronis atau orang yang kehilangan fungsi dari organ ginjalnya lebih dari 85% wajib untuk melakukan cuci darah agar terhindar dari berbagai komplikasi. Hal ini termasuk ke dalam aspek berbagai macam penumpukan racun, cairan berlebih pada tubuh, dan zat sisa metabolisme.
Dialisis atau cuci darah sendiri terbagi menjadi dua yakni dialisis peritoneal dan hemodialisis. Secara umum, efek samping cuci darah adalah rasa lemas yang berkepanjangan dan rasa haus karena pembatasan cairan. Kendati demikian, masing-masin dialisis atau cuci darah memiliki efek samping cuci darah yang berbeda.
Metode dari cuci darah hemodialisis, cuci darah hanya dapat dilakukan di rumah sakit dan dapat dilakukan hingga tiga kali dalam seminggu. Berikut ini beberapa efek samping dari cuci darah yang meliputi, diantaranya :
- Anemia
Kondisi yang biasa disebut kurang darah ini, merupakan salah satu efek samping yang cukup umum terjadi, berkaitan dengan pengaruh penyakit organ ginjal maupun tindakan cuci darah.
- Kulit Gatal-Gatal
Terdapat penumpukan fosfor akibat dari hemodialisis yang dapat menyebabkan kulit menjadi gatal. Secara umum, kondisi seperti ini memang dapat terjadi. Akan tetapi, untuk mencegah atau meringankan gejala kulit gatal, anda diharuskan agar menjalani pola makan khusus dan mengkonsumsi pengikat fosfat secara teratur.
- Peritonitis
Hal ini merupakan kondisi yang umum terjadi akibat dialisisi peritoneal. Kondisi seperti ini dapat terjadi ketika alat dialisis yang digunakan tidak steril sehingga kemungkinana kuman atau pun bakteri dapat menyebar ke peritoneum atau lapisan perut bisa saja terjadi. Sebelum melakukan metode cuci darah, pastikan terlebih dahulu bahwa peralatan tersebut memang sterik.
- Hernia
Seseorang yang melakukan metode dialisis perioneal memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hernia. Hal ini dapat disebabkan karena adanya cairan yang bertahan selama berjam-jam pada rongga peritoneal yang menyebabkan terjadinya ketegangan pada otot perut. Kondisi seperti inilah yang dapat memicu timbulnya hernia.
- Tekanan darah terlalu rendah atau tinggi
Hal yang paling sering terjadi dari hemodialisis adalah penurunan tekanan darah, terutama bagi anda yang juga menderita diabetes. Selain itu, gejala yang mungkin terjadi yakni kram perut, kram otot, mual atau muntah, dan juga sesak napas. Atau pun sebaliknya, tekanan darah juga dapat melonjak terlalu tinggi terutama jika anda seorang penderita penyakit ginjal disertai riwayat hipertensi yang masih mengkonsumsi air atau garam berlebihan.
- Kram Otot
Kram otot selama metode hemodialisis dilakukan biasanya dapat terjadi meskipun penyebabnya yang tidak jelas. Agar sirkulasi darah dapat berjalan lancar serta meredam kram otot pada area yang dirasakan, disarankan untuk mengompres dengan air hangat di area tersebut.
Metode seperti itu dapat dilakukan di rumah sesuai dengan anjuran dan arahan dari dokter anda. Akan tetapi, metode ini harus dilakukan secara rutin, yakni setiap hari agar dapat memberikan hasil yang lebih efektif.