Nama Eka Tjipta Widjaja dikenal di dunia sebagai seorang pengusaha yang sukses, di keluarga besar Sinar Mas, beliau dikenal sebagai seorang pemimpin sejati yang pantang menyerah. Kami, tim pelaksana harian Eka Tjipta Foundation, mengenal beliau sebagai seorang dermawan yang idealis, teguh dan penuh semangat.
Pada hari Rabu, tanggal 8 November 2006, di suatu pagi yang cerah, dengan hawa yang cukup terik, langit biru bersih dan sedikit berawan, kami diterima oleh Pak Eka, demikian panggilan akrab Eka Tjipta Widjaja di kediaman beliau di kawasan Jakarta Pusat.
Dalam perbincangan kami hari itu, Pria yang kini berusia 85 tahun (berdasarkan almanak Cina) ini banyak bercerita mengenai masa mudanya, perjuangan dalam membangun usaha, kesulitan-kesulitan yang dihadapi, filosofi hidup dan juga tidak terlupakan pesan-pesan beliau terhadap generasi muda penerus bangsa, termasuk cucu-cucu beliau yang sudah mulai memasuki dunia bisnis.
T: Mohon secara singkat ceritakan sedikit sejarah hidup Bapak.
Saya memulai karir saya dari tangan kosong. Saat itu keluarga kami hidup di kampung, dengan keadaan yang sangat susah. Kami setiap hari hanya bisa makan bubur dengan ubi. Karena keadaan yang sulit ini, saya tidak bisa menyelesaikan pendidikan sekolah dasar, karena saya harus membantu orang tua untuk mencukupi kebutuhan hidup kita sehari-hari. Saya mulai berdagang sejak berusia 9 tahun, berbekal sepeda dan barang eceran dari toko milik orang tua, menjual barang-barang makanan secara door to door.
Beberapa tahun kemudian, saudara saya menawarkan bantuan untuk menyelesaikan sekolah saya, tetapi saat itu tentara Jepang mulai masuk dan menjajah Indonesia, oleh karena itu saya masih belum bisa meneruskan pendidikan. Sampai saya umur 12, saya baru bisa mulai meneruskan kembali pendidikan sekolah dasar saya. Secara singkat boleh dibilang bahwa modal saya saat itu hanya jaminan ijazah SD, saya tidak punya uang untuk modal dagang sepeserpun. Dalam karir saya, segala macam pekerjaan sudah pernah saya lakukan.
T: Kesulitan apa saja yang pernah Bapak alami?
Waktu saya baru mulai dagang, keadaan di kampung saat itu tidak seperti sekarang, masih banyak jalan-jalan yang sulit dilewati sepeda, tidak jarang saya terpaksa memikul sepeda di bahu ketika berdagang keliling. Kejadian ini tidak akan pernah terlupakan. Saya juga pernah kerja non-stop 26 jam tanpa tidur.
Tapi menurut saya kesulitan apa pun yang kita hadapi, asal kita punya keinginan untuk berjuang, pasti semua kesulitan bisa diatasi.
"Pantang menyerah bila ada kesulitan apa pun dan harus hidup hemat"
T: Apa saja prinsip-prinsip kehidupan Pak Eka?
Jujur, menjaga kredibilitas, tanggung jawab, baik terhadap keluarga, pekerjaan maupun terhadap sosial. Hidup hemat dan tidak berfoya-foya. Bila kita hidup hemat, uang yang ditabung bisa digunakan untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Dan, kita harus sebisa mungkin berusaha membantu orang lain yang kurang mampu, tanpa diskriminasi. Kemanusiaan itu tidak pandang bulu.
Di dalam agama diajarkan bahwa ketika tangan kanan memberi, tangan kiri tidak perlu tahu. Ketika saya berbuat kebajikan dengan membantu orang lain, saya tidak takut kelakuan saya ini tidak dikenal orang, biarkan Tuhan saja yang tahu.
T: Pendapat Pak Eka mengenai kehidupan sosial masyarakat Indonesia sekarang?
Dalam membangun negara menuju kehidupan sejahtera dan mandiri, perlu partisipasi dari semua lapisan masyarakat. Pemerintah atau perusahaan-perusahaan saja tidak mampu untuk membangun Indonesia menjadi negara yang tenteram dan mandiri. Saya menghimbau semua lapisan masyarakat untuk rajin dan tekun bekerja dan menabung untuk mencapai taraf hidup yang sejahtera.
Sinar Mas memberikan kesempatan kerja kepada ratusan ribu orang, bila satu orang menanggung beban hidup satu keluarga dengan 3 anggota lain, secara langsung bisa dibilang ada 1 juta lebih penduduk yang hidupnya bergantung kepada Sinar Mas. Angka ini relatif kecil dibandingkan total keseluruhan penduduk Indonesia yang mencapai 200 juta jiwa sekarang. Sepuluh perusahaan seperti Sinar Mas pun belum cukup untuk menghidupi penduduk kita. Kita semua harus saling giat dan saling membantu untuk memecahkan masalah kemiskinan dan masalah sosial lainnya.
T: Pesan-pesan Bapak terhadap generasi muda penerus bangsa?
Saya harap generasi muda sekarang rajin bekerja dan berkonsentrasi dalam menyelesaikan tugas. Pantang menyerah bila ada kesulitan apa pun dan jangan lupa kita perlu bantuan orang lain, kita tidak bisa berhasil hanya dengan bekerja sendiri.
Khususnya bagi cucu-cucu saya yang sudah mulai dewasa, saya himbau semua untuk belajar dari kehidupan saya dari kesusahan menuju kesuksesan. Pepatah China mengatakan bahwa kekayaan tidak lewat dari tiga generasi, tapi saya berharap Sinar Mas bisa bertahan seterusnya. Saya percaya mereka memiliki pendidikan cukup baik sehingga yang perlu hanya mengasah pengalaman hidup dengan belajar dari orang lain. Sinar Mas akan langgeng atau tidak berada di tangan mereka. Ajaklah semua pihak untuk ikut membantu agar Sinar Mas terus berkembang sepanjang masa dan dapat menghidupi lebih banyak keluarga lagi.
Profil Eka Tjipta Widjaja
Lahir 3 Oktober 1923
hijrah ke Makasar tahun 1931
Di usia 9 tahun, menemukan konsep door to door selling, menjajakan produk toko eceran milik orang tua
1938: Usia 15 tahun jiwa entrepreneurship semakin tumbuh, bermodalkan jaminan ijazah SD, berdagang kecil-kecilan seperti biskuit dan permen, hingga tahun 1941
1942 - 1945: Berdagang barang bekas sisa peledakan pelabuhan semen oleh tentara Belanda, melirik bisnis terigu dan berkembang menjadi pemborong rumah kuburan mulai menggeluti bisnis minyak kelapa dengan bermodalkan 4.000 kaleng minyak kelapa, namun bisnis ini gagal karena peraturan monopoli perdagangan minyak oleh tentara Jepang beralih ke home industry kembang gula, kacang ting-ting hasil keuntungan dibuat investasi tanah
1945 – 1949: Usaha grosir produk makanan dan sebagai rekanan CIAD (Corps Intendans Angkatan Darat / TNI)
1950 – 1955: Pedagang kopra (bahan baku minyak kelapa)
1957: Berdagang hasil bumi, dari Surabaya dijual ke Manado, dari Manado menjual kopra dan buah pala ke Makasar, dan pada Juni 1957 memiliki 4.000 ton kopra
1960: Hijrah ke Surabaya, memiliki kebun kopi dan kebun karet di Jember pabrik minyak kelapa dan penggilingan padi di Ciluas, Serang, karena kegiatan PKI perusahaan merugi, perusahaan dijual separuh harga mendirikan CV Sinar Mas, melakukan ekspor hasil bumi dan impor tekstil
Tahun berikutnya: mendirikan Tjiwi Kimia yang bergerak dibidang bahan kimia yang kemudian berkembang menjadi pabrik kertas mendirikan pabrik pulp Indah Kiat (Tangerang), berikutnya, mendirikan perkebunan kelapa sawit, mengambil alih bank dan seterusnya.
Sumber : ekatjiptafoundation.org