Eli Murid Kelas V SD Tewas, Diduga Dipukul Pak Guru Hendro

gupy15

Mod
detikcom - Eli Murid Kelas V SD Tewas, Diduga Dipukul Pak Guru Hendro

Tubuh Eli Daili, murid kelas V SD Ciririp I, Kabupaten Bandung, terkapar di RS Hasan Sadikin. Tubuh bocah berumur 10
tahunan itu tak lagi bernyawa. nyawa Eli melayang diduga lantaran
gurunya, Hendro, main gebuk.

Kematian Eli sebenarnya sudah sejak, Selasa 23 Januari 2007 lalu.
Barulah, Jumat (26/1/2007) kuburan Eli dibongkar oleh polisi. Otopsi
terhadap jasad Eli pun dilakukan dokter RS Hasan Sadikin, Bandung.
Kisah mengenaskan ini berawal pada Senin, 15 Januari 2007 lalu. Eli
sedang tidak enak badan. Orang tua El memaksanya masuk sekolah. Maklum,
sudah beberapa hari Eli tidak masuk sekolah. Jarak sekolah dan rumah Eli lumayan jauh, 3 kilometer. Eli tinggal di
kaki Gunung Masigit, Kampung Cisereh Rt 7/6 Desa Cijambu, Kecamatan
Cipongkor, Kabupaten Bandung. Singkat cerita, Eli terlambat tiba di
sekolah.

Eli tidak sendirian. Ada 6 orang temannya yang juga terlambat. Sialnya,
hanya Eli saja yang terkena hukuman dari Pak Guru Hendro. Anak ke-5
dari 8 bersaudara itu diganjar hukuman: berdiri di depan kelas. Tak puas dengan hukuman berdiri, Pak Guru Hendro memukul betis kiri
Eli. Selang beberapa lama, Eli diperbolehkan duduk di kursinya. Setelah
duduk, Hendro membagikan buku pelajaran Matematika kepada seluruh
siswanya. Lagi-lagi, Eli mendapat perlakukan berbeda. Dia tidak
mendapatkan bagian buku.

"Pak, kok saya belum dibagi?" Tanya Eli kepada Pak Guru Hendro.
Alih alih memberi buku, Hendro malah menggebukkan buku Matematika itu ke leher Eli. Buuk! BUk! Eli hanya terdiam.<br>
Sepulang dari sekolah, Eli langsung menceritakan peristiwa tersebut
kepada orangtuanya, Obun (50) dan Tati (45).
"Kenapa sih guru itu benci
benar pada saya? Kok cuma saya yang dihukum? Padahal ada teman-teman
yang lain juga terlambat," keluh Eli

Suhu tubuh Eli kembali panas. Leher kiri yang dipukul gurunya
membengkak. Kepalanya tidak bisa menoleh ke kiri. Ketika tidur, dia
juga sering mengigau: takut... takut...!

"Kami tidak membawanya ke dokter. Dia hanya diberi obat. Jampi-jampi," kata paman korban, Wawan Sopyan.
Rupanya, Eli tidak kuasa menahan sakitnya. Selasa malam, 23 Januari
2007, Eli menghembuskan nafas terakhirnya. Keesokan harinya, jenasah
Eli dimakamkan di pemakaman umum setempat.

Meski Eli sudah dikubur, namun pihak keluarga belum puas. Bersama warga
Cijambu, Wawan mendatangi sekolah. Namun tidak berhasil menemukan
Hendro.
"Saya melihat guru ini tidak peduli. Ketika Eli sakit, pada saat dia
meninggal, guru itu tidak pernah datang ke rumah. Dari pihak sekolah
hanya kepala sekolah. Itu pun setelah dikuburkan," ungkap Wawan. Kasus kematian Eli rupanya menarik perhatian warga di sekitar sekolah.
Mereka melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Sindangkerta, Kabupaten
Bandung, Kamis (25/1/2007). Polisi kemudian bergerak cepat.

Jumat (26/1/2007) makam Eli dibongkar. "Awalnya kami ingin
menyelesaikan dengan cara kekeluargaan, tapi polisi juga tahu ada
keganjilan. Kalau kita menolak untuk tidak diproses hukum, nanti kita
yang salah. Keluarga menyerahkan pada proses hukum yang berlaku,"
terang Wawan.Jenasahnya dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk diotopsi. Dalam
surat keterangan polisi yang ditandatangani Kapolsek Sindangkerta AKP
Suharto tertera: Diduga terjadi penganiayaan yang mengakibatkan luka
kaki dan leher hingga bengkak. Barang bukti yang diduga berkaitan
dengan kematian orang ini sudah diamankan polisi. Berupa 1 buah buku
dan 1 penggaris plastik.

Menurut keterangan seorang petugas, Hendro saat ini sedang menjalani
pemeriksaan di Mapolsek Sindangkerta. Mayat Eli pun masih diotopsi
dokter untuk dicari tahu penyebab kematiannya.
 
Yah...... yg kyk gini terulang lagi......

Masa' guru mukul muridnya....... yah, ga' sepadan lah lawannya.....

Klo mau tuh, cari lawan yg sepadan...... gimana klo lawan chris john?? <3D
 
Back
Top