"Pada zaman para Hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap disana sebagai orang asing" [ Rut 1:1 ].
Pada zaman para Hakim, Israel cenderung menyembah berhala dan meninggalkan Tuhan. Seringkali Tuhan menggunakan bangsa-bangsa lain untuk mendisiplin Israel agar kembali bertobat dan berpaling kepada Tuhan. Tetapi Tuhan juga menggunakan kelaparan sebagai salah satu cara agar Israel kembali kepada Tuhan. Pada ayat diatas, nampaknya, Tuhan menggunakan kelaparan untuk mendisiplin Israel. Dan kita lihat ada satu keluarga yang pergi meninggalkan tanah Israel dengan maksud memperoleh makanan yang cukup di daerah Moab ( Rut 1:6 ). Kepala keluarga ini bernama Elimelekh, isterinya bernama Naomi, dan kedua anaknya laki-laki, Mahlon serta Kilyon.
Setelah menetap selama 10 tahun di daerah Moab, Naomi kehilangan suaminya serta kedua anaknya laki-laki karena meninggal. Dan Naomi tinggal bersama kedua menantunya, bangsa Moab, yaitu Rut dan Orpa.
Naomi sadar bahwa penyebab kematian anggota keluarganya adalah karena tangan Tuhan teracung terhadapnya ( Rut 1:13 ). Mengapa demikian ? Penyebab utamanya adalah karena keluarga Elimelekh pergi meninggalkan tanah Israel ketika Tuhan sedang mendisiplin Israel dengan kelaparan. Pemazmur berkata, "Diamlah di negeri dan berlakulah setia". Seharusnya, keluarga Elimelekh tetap bertahan di tanah Israel, dan menerima disiplin Tuhan dengan sabar. Tetapi keluarga Elimelekh mencoba menghindari disiplin Tuhan, dengan pergi ke tanah Moab. Perbuatan seperti ini justru membuat tangan Tuhan teracung terhadap keluarga Elimelekh. Sangat disayangkan, keluarga ini hancur karena para anggotanya meninggal.
Elimelekh telah gagal memimpin keluarganya agar tabah menerima disiplin Tuhan. Tujuan hidup Elimelekh, jelas bukan supaya keluarganya mengenal Tuhan melalui disiplinNya, tetapi bagaimana keluarganya tidak kekurangan makanan jasmani. Kepala keluarga yang mempunyai tujuan hidup seperti ini, sangat membahayakan anggota keluarga. Akibat kesalahan Elimelekh, anak-anaknyapun terjerumus karena mengambil perempuan asing sebagai isteri mereka. Bahwa Rut memiliki iman yang luar biasa adalah soal lain. Tetapi, sebagai bangsa pilihan Tuhan, laki-laki Israel diharapkan menikah dengan bangsanya sendiri.
Ini pelajaran penting bagi keluarga-keluarga, terutama para bapa, sebagai kepala keluarga. Tujuan hidup keluarga harus sangat jelas, yaitu mengenal Tuhan, melayaniNya dan beribadah kepadaNya. Keluarga-keluarga Kristen tidak secara otomatis memiliki tujuan mengenal Tuhan. Banyak keluarga Kristen, nampaknya, seperti keluarga Elimelekh, dalam arti mengutamakan berkat jasmani. Keluarga Elimelekh bukan sama sekali meninggalkan Tuhan, sebab salah satu orang yang masuk kedalamnya, yaitu Rut, memiliki iman yang luar biasa terhadap Allah Israel. Keluarga Elimelekh hanyalah tidak mengutamakan Tuhan. Keluarga Elimelekh mengutamakan roti dari pada Firman. Bukankah banyak keluarga Kristen juga demikian?
Pada zaman para Hakim, Israel cenderung menyembah berhala dan meninggalkan Tuhan. Seringkali Tuhan menggunakan bangsa-bangsa lain untuk mendisiplin Israel agar kembali bertobat dan berpaling kepada Tuhan. Tetapi Tuhan juga menggunakan kelaparan sebagai salah satu cara agar Israel kembali kepada Tuhan. Pada ayat diatas, nampaknya, Tuhan menggunakan kelaparan untuk mendisiplin Israel. Dan kita lihat ada satu keluarga yang pergi meninggalkan tanah Israel dengan maksud memperoleh makanan yang cukup di daerah Moab ( Rut 1:6 ). Kepala keluarga ini bernama Elimelekh, isterinya bernama Naomi, dan kedua anaknya laki-laki, Mahlon serta Kilyon.
Setelah menetap selama 10 tahun di daerah Moab, Naomi kehilangan suaminya serta kedua anaknya laki-laki karena meninggal. Dan Naomi tinggal bersama kedua menantunya, bangsa Moab, yaitu Rut dan Orpa.
Naomi sadar bahwa penyebab kematian anggota keluarganya adalah karena tangan Tuhan teracung terhadapnya ( Rut 1:13 ). Mengapa demikian ? Penyebab utamanya adalah karena keluarga Elimelekh pergi meninggalkan tanah Israel ketika Tuhan sedang mendisiplin Israel dengan kelaparan. Pemazmur berkata, "Diamlah di negeri dan berlakulah setia". Seharusnya, keluarga Elimelekh tetap bertahan di tanah Israel, dan menerima disiplin Tuhan dengan sabar. Tetapi keluarga Elimelekh mencoba menghindari disiplin Tuhan, dengan pergi ke tanah Moab. Perbuatan seperti ini justru membuat tangan Tuhan teracung terhadap keluarga Elimelekh. Sangat disayangkan, keluarga ini hancur karena para anggotanya meninggal.
Elimelekh telah gagal memimpin keluarganya agar tabah menerima disiplin Tuhan. Tujuan hidup Elimelekh, jelas bukan supaya keluarganya mengenal Tuhan melalui disiplinNya, tetapi bagaimana keluarganya tidak kekurangan makanan jasmani. Kepala keluarga yang mempunyai tujuan hidup seperti ini, sangat membahayakan anggota keluarga. Akibat kesalahan Elimelekh, anak-anaknyapun terjerumus karena mengambil perempuan asing sebagai isteri mereka. Bahwa Rut memiliki iman yang luar biasa adalah soal lain. Tetapi, sebagai bangsa pilihan Tuhan, laki-laki Israel diharapkan menikah dengan bangsanya sendiri.
Ini pelajaran penting bagi keluarga-keluarga, terutama para bapa, sebagai kepala keluarga. Tujuan hidup keluarga harus sangat jelas, yaitu mengenal Tuhan, melayaniNya dan beribadah kepadaNya. Keluarga-keluarga Kristen tidak secara otomatis memiliki tujuan mengenal Tuhan. Banyak keluarga Kristen, nampaknya, seperti keluarga Elimelekh, dalam arti mengutamakan berkat jasmani. Keluarga Elimelekh bukan sama sekali meninggalkan Tuhan, sebab salah satu orang yang masuk kedalamnya, yaitu Rut, memiliki iman yang luar biasa terhadap Allah Israel. Keluarga Elimelekh hanyalah tidak mengutamakan Tuhan. Keluarga Elimelekh mengutamakan roti dari pada Firman. Bukankah banyak keluarga Kristen juga demikian?