nurcahyo
New member
Empat obat antivirus tidak seharusnya diberikan secara rutin untuk atasi influenza
Kalbe Farma Medical Portal
Obat antivirus yang berisi amantadine dan rimantidine seharusnya tidak digunakan untuk mengatasi influensa saat penyakit tersebut sedang dalam keadaan pandemik, sebab ternyata justru menjadi tidak efektif dan dapat menimbulkan efek samping yang membahayakan, hasil laporan penelitian yang dipublikasikan The Lancet, 19 Januari 2006.
Dua obat antivirus lainnya, zanamivir dan oseltamivir juga seharusnya tidak rutin digunakan untuk mengatasi influenza dan hanya diberikan saat terjadi epidemik serius atau pandemik dimana kesehatan masyarakatnya terancam, ungkapan para ahli. Disebutkan pula bahwa tidak ada bukti zanamivir dan oseltamivir efektif atasi flu burung.
Berita terbaru yang didapatkan dari US Center of Disease Control (CDC) menjelaskan bahwa amantadine atau rimantadine tidak bermanfaat untuk mencegah influenza tipe A, CDC hanya menganjurkan penggunaan zanamivir atau oseltamivir untuk terapi pencegahan.
Tom Jefferson (dari Cochrane Vaccines Field) dan timnya menggabungkan data dari 50 percobaan pada 2 kelas yang menggunakan obat-obat tersebut. Kelas pertama amantadine dan rimantadine, serta kelas lainnya adalah zanamivir dan oseltamivir. Kedua kelas tersebut adalah obat antivirus untuk mencegah dan meringankan gejala dari influenza, bukan mencegah infeksinya.
Mereka juga mengatakan dari hasil penelitiannya disebutkan tidak ada obat antivirus yang efektif mengatasi penyakit 'influenza like-illness'. Influenza dapat disebabkan oleh virus influenza tipe A dan B, sedangkan 'influenza like-illness' disebabkan oleh jenis virus yang berbeda.
Hasil temuan lain mengatakan bahwa zanamivir dan oseltamivir yang merupakan penghambat neuraminidase tidak dapat menghentikan virus yang ada dihidung (suatu mekanisme penyebaran yang penting untuk terjadinya influenza) hanya berfungsi mengurangi gejalanya saja. Sedangkan amantadine dan rimantadine tidak memiliki pengaruh terhadap hilangnya virus. Para peneliti juga menyebutkan bahwa penggunaan amantadine akan lebih mempercepat terjadinya resistensi virus, sedangkan amantadine dan rimantadin keduanya menyebabkan efek samping yang tidak diharapkan, yaitu efek seperti halusinasi.
Dr. Jefferson mengatakan, penggunaan amantadine dan rimantadine seharusnya dibatasi, sebab efektifitasnya rendah. sedangkan zanamivir dan oseltamivir hanya digunakan pada keadaan epidemik yang serius atau pandemi, disamping cara pencegahan lain yaitu dengan menggunakan masker, baju pelindung, tindakan karantina dan mencuci tangan.
Kalbe Farma Medical Portal
Obat antivirus yang berisi amantadine dan rimantidine seharusnya tidak digunakan untuk mengatasi influensa saat penyakit tersebut sedang dalam keadaan pandemik, sebab ternyata justru menjadi tidak efektif dan dapat menimbulkan efek samping yang membahayakan, hasil laporan penelitian yang dipublikasikan The Lancet, 19 Januari 2006.
Dua obat antivirus lainnya, zanamivir dan oseltamivir juga seharusnya tidak rutin digunakan untuk mengatasi influenza dan hanya diberikan saat terjadi epidemik serius atau pandemik dimana kesehatan masyarakatnya terancam, ungkapan para ahli. Disebutkan pula bahwa tidak ada bukti zanamivir dan oseltamivir efektif atasi flu burung.
Berita terbaru yang didapatkan dari US Center of Disease Control (CDC) menjelaskan bahwa amantadine atau rimantadine tidak bermanfaat untuk mencegah influenza tipe A, CDC hanya menganjurkan penggunaan zanamivir atau oseltamivir untuk terapi pencegahan.
Tom Jefferson (dari Cochrane Vaccines Field) dan timnya menggabungkan data dari 50 percobaan pada 2 kelas yang menggunakan obat-obat tersebut. Kelas pertama amantadine dan rimantadine, serta kelas lainnya adalah zanamivir dan oseltamivir. Kedua kelas tersebut adalah obat antivirus untuk mencegah dan meringankan gejala dari influenza, bukan mencegah infeksinya.
Mereka juga mengatakan dari hasil penelitiannya disebutkan tidak ada obat antivirus yang efektif mengatasi penyakit 'influenza like-illness'. Influenza dapat disebabkan oleh virus influenza tipe A dan B, sedangkan 'influenza like-illness' disebabkan oleh jenis virus yang berbeda.
Hasil temuan lain mengatakan bahwa zanamivir dan oseltamivir yang merupakan penghambat neuraminidase tidak dapat menghentikan virus yang ada dihidung (suatu mekanisme penyebaran yang penting untuk terjadinya influenza) hanya berfungsi mengurangi gejalanya saja. Sedangkan amantadine dan rimantadine tidak memiliki pengaruh terhadap hilangnya virus. Para peneliti juga menyebutkan bahwa penggunaan amantadine akan lebih mempercepat terjadinya resistensi virus, sedangkan amantadine dan rimantadin keduanya menyebabkan efek samping yang tidak diharapkan, yaitu efek seperti halusinasi.
Dr. Jefferson mengatakan, penggunaan amantadine dan rimantadine seharusnya dibatasi, sebab efektifitasnya rendah. sedangkan zanamivir dan oseltamivir hanya digunakan pada keadaan epidemik yang serius atau pandemi, disamping cara pencegahan lain yaitu dengan menggunakan masker, baju pelindung, tindakan karantina dan mencuci tangan.