Kalina
Moderator
Tampil gaya, hampir semuanya suka. Termasuk empat cewek ini. Meski demikian, mereka tidak melupakan kenyamanan. Bahkan, mereka rela mengeluarkan uang lebih demi fashion item yang bagus plus nyaman. Seperti apa sih? Berikut cerita yang dibagikan Fero, Lenny, Eve, dan Vella.
---
Mengutamakan merek terkenal atau kenyamanan saat belanja fashion item?
Eve : Terus terang saja, saya lebih suka brand terkenal. Bukan apa-apa sih. Kalau brand yang sudah terkenal, biasanya bahan dan potongannya pas. Kalau beli yang biasa, kadang potongannya itu nggak pas. Entah di bagian dada atau apanya. Tapi, nggak harus kok. Kalau kebetulan nemu yang sesuai tapi nggak bermerek, nggak masalah.
Lenny : Iya bener. Di bagian apa itu, empire line ya. Itu pasti gak enak. Tapi, kalau saya, nggak semuanya harus bermerek terkenal. Kalau kaus yang buat santai, ada juga yang murah. Yang penting, dipakainya enak. Terus gambarnya juga lucu.
Vella : Saya lebih cenderung lihat bahannya. Kalau menurutku bahannya bagus, terus dipakainya enak, ya itu yang saya beli. Biasanya, yang bahannya bagus itu mahal dan merek terkenal. Kadang saya nemu juga yang nggak ada mereknya, tapi bahannya bagus. Tapi jarang.
Fero : Saya sih yang nyaman saja. Mau mahal atau murah. Bermerek atau enggak. Yang penting enak dipakai dan kualitasnya bagus. Memang sih satu merek itu terkenal karena punya kualitas yang bagus. Tapi, nggak selalu. Ada juga yang mereknya terkenal, tapi pas dipakai nggak nyaman. Jadi, relatif.
Paling suka belanja sama siapa?
Fero : Nggak ada ketentuan harus belanja sama seseorang. Kalau pas lagi jalan sama teman, ya sama dia. Kakak juga bisa atau saudara yang lain. Tapi, saya paling suka belanja sama mama. Soalnya bisa nodong. Ma, bagus nih. Bayarin. Hehehe.
Lenny : Saya juga nggak pernah belanja diniatin sama siapa gitu. Lebih sering jalan-jalan lihat ada yang bagus, terus beli. Kalau diniatin, enaknya sama orang tua. Soalnya mereka tinggal di luar pulau. Jadi pas berkunjung ke sini, dimanfaatkan. Saya punya kesempatan untuk minta beli-beli. Biasanya kan pakai duit sendiri.
Eve : Saya sih sama siapa saja. Soalnya yang ngerti badan kita kan kita sendiri. Jadi, ya saya milih baju sendiri. Biasanya setelah itu, saya minta pendapat ke siapa saja yang sedang menemani saya belanja. Tapi so far, mereka selalu mendukung pilihan saya
Vella : Saya paling suka belanja sama mama. Nggak tahu. Saya sih milih sendiri. Tapi, biasanya minta pendapat mama. Saya kan ikut modeling juga. Jadi, kadang ada beberapa model baju yang harus saya punya Belinya sama mama.
Lebih rela mengeluarkan uang banyak ke baju atau yang lain?
Eve : Saya lebih rela mengeluarkan uang banyak buat sepatu. Soalnya sulit sekali dapat sepatu yang enak dipakai, terus modelnya bagus. Kadang-kadang, sepatunya terlihat bagus, tapi nggak enak dipakai. Jadi, kalau dapat bagus dan enak, saya berani mengeluarkan uang lebih.
Vella : Kalau saya sama, sepatu. Tapi, alasannya beda. Buat modeling kan butuh sepatu banyak. Masalahnya, sering kali jika sepatu murah, haknya gampang miring. Padahal, saya harus membiasakan diri pakai sepatu hak tinggi ke mana-mana. Jadi, ya mau nggak mau cari yang bagus sekalian.
Lenny : Rasanya sama juga sih. Sepatu. Bisa sampai sejuta gitu. Soalnya nggak cuman modelnya. Kenyamanannya juga. Beda kan.Kkalau baju gitu bisa dimodifikasi atau dikecilin. Sepatu kan nggak bisa. Makanya, harus yang benar-benar pas.
Fero : Sepatu juga. Sama aksesori seperti tas. Tapi, kalau baju, enggak rasanya. Pilihan baju lebih banyak daripada sepatu.
Lenny (Lenny)
Berpasangan, 19 tahun, Siswa interior design
-
Givella William (Vella)
Lajang, 18 tahun, Siswa interior design
-
Evelyn Agustina (Eve)
Lajang, 20 tahun, Siswa fashion design
-
Feronica Putri (Fero)
Lajang, 18 tahun, Siswa interior design