Ethiopia

Megha

New member
Negara republik di timur Afrika yang berbatasan dengan Djibouti dan Somalia di sebelah timur dan tenggara, Kenya di selatan, Sudan di barat, dan Laut Merah di utara. Luas: 1.251.282 km2. Penduduk: 55.100.000 (1995). Kepadatan penduduk: 44/km2. Ibu kota: Addis Abeba. Bahasa resmi: Amharic. Satuan mata uang: Birr.


Politik
Februari 1990 Presiden Mengistu Haile Maniam membuat beberapa perjanjian ketika pasukan EPLF (Eritrean People’s Liberation Front, Front Pembebasan Rakyat Eritrea) menguasai Massawa. Janjinya adalah meninggalkan ideologi sosialis, mengikutsertakan partai oposisi dalam partai kesatuan, dan memberlakukan sistem ekonomi pasar bebas. Namun kebijakan mi tidak membawa hasil. Setelah paham sosialis gagal berfungsi, kaum petani mendukung kegiatan pemberontak untuk menentang pemerintah.

Perubahan politik di Eropa Timur pada 1991 membawa pengaruh besar bagi Ethiopia. Ideologi Marxis tidak mendapat tempat dalam program-program yang dibuat oleh EPRDF (Ethiopian People’s Revolutionan’ Democratic Front, Front Demokratik Revolusioner Rakyat Ethiopia). Gerakan ini memilih rancangan yang lebih demokratis. Berturutan dalam bulan Januari, Februari, dan April EPRDF menguasai wilayah Gonder, Gojam, dan Welega. Sedangkan EPLF menduduki daerah pesisir Laut Merah, seperti Ed, Beylul, Tio, dan pelabuhan Assab.

Timbulnya kritik terhadap pemerintahan peralihan menyebabkan parlemen mengusir 5 dan 10 partai yang tergabung dalnm SEPDU (Southern Ethiopian People’s Democratic Union, Uni Demokratik Rakyat Ethiopia Selatan) pada 2 April 1993. Kelima partai tersebut adalah SLM (Sidama Liberation Movement, Gerakan Pembebasan Sidama), OPDO (Oromo People’s Democratic Organization, Organisasi Demokratik Rakyat Oromo), YNM (Yem Nationality Movement, Gerakan Kebangsaan Yem), HPDO (Hadiva People’s Democratic Organization, Organisasi Demokratik Rakyat Hadiya). dan GPDO (Gedeo People’s Democratic Organization, Organisasi Demokratik Rakyat Gedeo). Mereka dicabut keanggotaannya dari parlemen karena menyetujui resolusi yang menyatakan bahwa proses peralihan di Ethiopia tidak berjalan tepat dan terjadi kekacauan di dalam negeri.



Ekonomi
Melihat buruknya perekonomian negara pada tahun 1990, khususnya di sektor pertanian, Mengistu mengeluarkan kebijakan baru yang lebih memberi kesempatan bagi petani untuk melakukan perdagangan produksinya secara individu. Perekonomian negara juga lebih terbuka bagi para penanam modal, baik investor asing maupun dalam negeri.
Usaha pemulihan ini makin diarahkan dan dikembangkan pada ekonomi pasar oleh pemerintahan EPREF pada 1991. EPRDF kemudian mencanangkan ERRP (Economic Relief and Rehabilitation Programme. Program Bantuan dan Rehabilitasi Ekonomi) yang bertujuan menciptakan kondisi yang lebih baik bagi pertumbuhan ekonomi dengan ditunjang oleh perluasan kebijakan ekonomi pasar. Program ini mendapat dukungan Bank Dunia, ADB (African Development Bank, Bank Pembangunan Afrika), dan IMP International Monetary Fund, Dana Keuangan Internasional). Realisasi program ini diterapkan dalam sejumlah aturan baru, antara lain di bidang investasi. transportasi, perbankan, ketenagakerjaan, dan pajak.

Bantuan Pangan
Pada tahun 1991 upaya bantuan pangan bagi penduduk terhambat akibat terjadinya perubahan pemerintahan dan keengganan pihak EPLF meneruskan distribusi pangan ke wilayah utara Massawa untuk disebarkan ke daerah lainnya. Akibatnya, diperkirakan sekitar lOjuta rakyat Ethiopia mengalami bahaya kelaparan dalam bulan Mei 1991.Masalah pemenuhan kebutuhan pangan menjadi perhatian besar pemerintah karena bahaya kelaparan seperti yang pernah terjadi pada 1984—1985 membayangi era 90-an ini Tercatat pada Februari 1994 Ethiopia memerlukan I juta ton bahan pangan bagi penduduknya, sedangkan dalam bulan Mei pemerintah mengupayakan program lokal bantuan pangan, bibit tanaman, pupuk, dan obat-obatan bagi daerah yang mengalami kekeringan. Salah satu negara pemberi bantuan, yaitu Perancis, memasok kebutuhan pangan negara di tanduk Afrika ini sebesar 6.000 ton gandum dan meningkatkan bantuannya hingga 50% pada Juni.


Pemulangan Pengungsi
Pada bulan Maret 1993 sekitar 44.000 pengungsi Ethiopia di Kenya dan 300.000 lainnya di Sudan dikembalikan ke negara asalnya di bawah koordinasi UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees, Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi). Komisi mi juga menyatakan siap memulangkan 50.000 pengungsi yang tersebar di Djibouti dan Sudan dalam bulan Februani 1994. [FOOTNOTE]Ensiklopedi Indonesia, 1992, Penerbit PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, PT Intermasa, Jakarta[/FOOTNOTE]






[h=1]Reference & Resources[/h]
[REFLIST]1[/REFLIST]
 
Back
Top