gupy15
Mod
Evolusi Finch di Galapagos Berhasil Diamati
WASHINGTON, SENIN - Keragaman burung finch di Pulau Galapagos menginspirasi Charles Darwin untuk mengembangkan konsep evolusi yang mendasarkan pada seleksi alam. Namun, hal tersebut benar-benar terbukti dan berhasil diamati.
Salah satu spesies burung finch darat yang berukuran sedang memilih untuk mengembangkan paruh yang berukuran kecil. Hal tersebut dilakukan setelah daerah jelajahnya kedatangan burung pesaing yang lebih besar dalam 20 tahun terakhir.
"Perubahan ukuran paruh menunjukkan bahwa persaingan untuk memperoleh jenis makanan dapat mendorong evolusi," kata penelitinya Peter Grant dari Universitas Princeton. Paruh yang kecil akan lebih menguntungkan karena dapat digunakan untuk memangsa biji-bijian yang lebih kecil. Penemuan ini sangat berharga sebab perubahan makhluk hidup karena persaingan jarang bisa diamati.
"Umumnya, perubahan fisik dapat diamati pada makhluk hidup yang berpindah habitat atau mengalami perubahan iklim sehingga harus menemukan sumber makanan baru," kata Robert C. Fleischer, seorang pakar genetika di Museum Sejarah Alam dan Kebun Binatang Nasional Smithsonian.
Menurut Fleischer, ini merupakan kasus evolusi mikro yang berhasil didokumentasikan. Grant mendokumentasikannya dengan baik setelah mempelajari burung finch selama puluhan tahun. Sebelumnya, ia berhasil melacak perubahan tubuh burung karena perubahan pola musim yang juga berdampak pada ketersediaan sumber makanannya.
Grant mempelajari burung finch darat berukuran sedang dari jenis Geospiza fortis yang sebelumnya tidak menghadapi persaingan untuk mendapatkan makanan berukuran kecil maupun besar. Pada 1982, populasi burung finch darat yang berukuran lebih besar, Geospiza magnirostris, masuk ke wilayah tersebut.
Burung finch yang berukuran lebih besar memangsa biji-bijian berukuran besar dari tumbuhan Tribulus. Karena memiliki paruh lebih besar, Geospiza magnirostris dapat memecah biji-bijian yang berukuran besar tiga kali lebih cepat daripada finch yang berukuran sedang.
Biji-bijian besar yang merupakan sumber makanan finch berukuran sedang mulai berkurang. Apalagi, curah hujan tahunan sangat rendah sepanjang 2003 dan 2004.
Tingkat kematian spesies Geospiza fortis yang memiliki paruh relatif besar meningkat sehingga populasi yang tersisa hanya yang memiliki paruh kecil yang dapat memecah biji-bijian kecil. Selain itu, finch dengan paruh kecil tidak perlu bersaing dengan Geospiza magnirostris yang hanya mencari biji-bijian besar.
Begitulah proses evolusi yang disebut pergeseran karakter di mana seleksi alam akan menghasilkan perubahan bagi generasi berikutnya. Grant melaporkan hasil pengamatannya dalam jurnal Science.
Sumber: AP
Penulis: Wah
WASHINGTON, SENIN - Keragaman burung finch di Pulau Galapagos menginspirasi Charles Darwin untuk mengembangkan konsep evolusi yang mendasarkan pada seleksi alam. Namun, hal tersebut benar-benar terbukti dan berhasil diamati.
Salah satu spesies burung finch darat yang berukuran sedang memilih untuk mengembangkan paruh yang berukuran kecil. Hal tersebut dilakukan setelah daerah jelajahnya kedatangan burung pesaing yang lebih besar dalam 20 tahun terakhir.
"Perubahan ukuran paruh menunjukkan bahwa persaingan untuk memperoleh jenis makanan dapat mendorong evolusi," kata penelitinya Peter Grant dari Universitas Princeton. Paruh yang kecil akan lebih menguntungkan karena dapat digunakan untuk memangsa biji-bijian yang lebih kecil. Penemuan ini sangat berharga sebab perubahan makhluk hidup karena persaingan jarang bisa diamati.
"Umumnya, perubahan fisik dapat diamati pada makhluk hidup yang berpindah habitat atau mengalami perubahan iklim sehingga harus menemukan sumber makanan baru," kata Robert C. Fleischer, seorang pakar genetika di Museum Sejarah Alam dan Kebun Binatang Nasional Smithsonian.
Menurut Fleischer, ini merupakan kasus evolusi mikro yang berhasil didokumentasikan. Grant mendokumentasikannya dengan baik setelah mempelajari burung finch selama puluhan tahun. Sebelumnya, ia berhasil melacak perubahan tubuh burung karena perubahan pola musim yang juga berdampak pada ketersediaan sumber makanannya.
Grant mempelajari burung finch darat berukuran sedang dari jenis Geospiza fortis yang sebelumnya tidak menghadapi persaingan untuk mendapatkan makanan berukuran kecil maupun besar. Pada 1982, populasi burung finch darat yang berukuran lebih besar, Geospiza magnirostris, masuk ke wilayah tersebut.
Burung finch yang berukuran lebih besar memangsa biji-bijian berukuran besar dari tumbuhan Tribulus. Karena memiliki paruh lebih besar, Geospiza magnirostris dapat memecah biji-bijian yang berukuran besar tiga kali lebih cepat daripada finch yang berukuran sedang.
Biji-bijian besar yang merupakan sumber makanan finch berukuran sedang mulai berkurang. Apalagi, curah hujan tahunan sangat rendah sepanjang 2003 dan 2004.
Tingkat kematian spesies Geospiza fortis yang memiliki paruh relatif besar meningkat sehingga populasi yang tersisa hanya yang memiliki paruh kecil yang dapat memecah biji-bijian kecil. Selain itu, finch dengan paruh kecil tidak perlu bersaing dengan Geospiza magnirostris yang hanya mencari biji-bijian besar.
Begitulah proses evolusi yang disebut pergeseran karakter di mana seleksi alam akan menghasilkan perubahan bagi generasi berikutnya. Grant melaporkan hasil pengamatannya dalam jurnal Science.
Sumber: AP
Penulis: Wah