d-net
Mod
Siapa yang belum mengenal ikan sapu-sapu? Ikan ini cukup populer di kalangan orang-orang yang hobi merawat ikan di akuarium. Ikan ini sesuai dengan namanya, sapu-sapu, sering dimanfaatkan untuk membantu menjaga kebersihan akuarium. Di sisi lain, dalam beberapa kasus, daging ikan sapu-sapu sering dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan makanan seperti siomay. Apakah aman? Simak ulasan fakta seputar ikan sapu-sapu.
Bukan ikan asli Indonesia
Ikan sapu-sapu dapat ditemukan secara alami dalam perairan tawar dan payau, yang berasal dari sungai-sungai hutan Amazon di Amerika Selatan. Ikan ini masuk dalam famili Loricariidae. Ikan sapu-sapu dikenal dengan banyak nama, seperti suckermouth fish atau janitor fish. Dalam pasar global ikan sapu-sapu dikenal sebagai Plecostomus yang berarti ‘mulut terlipat’ atau sering disingkat sebagai plecos dan plecs.
Pemakan segala
Ikan sapu-sapu adalah hewan omnivora oportunistik, yang dapat memakan alga, tanaman, invertebrate, dan ikan kecil. Dalam Bahasa Inggris ikan ini sering disebut sebagai janitor fish karena kemampuan mereka dalam membersihkan akuarium dari ganggang dan kotoran yang menempel di dinding tangki. Mulutnya berada di bagian bawah kepala, berbentuk seperti cangkir hisap, sehingga memudahkan ikan sapu-sapu untuk menghisap dan memakan alga atau ganggang yang menempel di permukaan halus dan kasar. Pada beberapa jenis seperti spesies Hypostomus plecostomus, rancangan mulut dengan gigi yang runcing dapat mencubit dan membuat lubang pada kantong plastik.
Mulut ikan sapu-sapu. Sumber: Flickr
Sangat mudah beradaptasi
Ikan sapu-sapu dianggap sebagai hewan yang sangat mudah beradaptasi. Mereka dapat beradaptasi di air tawar maupun payau. Kebanyakan ikan sapu-sapu yang hidup di sungai akan mengalami berbagai kondisi musim yang berbeda. Ikan sapu-sapu dapat bertahan hidup di sungai yang mengering. Mereka dapat bernapas melalui kulitnya, dan dapat menggeliat di sungai kering untuk mencari tempat yang lebih baik. Ikan sapu-sapu dapat hidup hingga 30 jam di luar air jika mereka menyimpan oksigen yang cukup di perut mereka. Di alam liar, ikan sapu-sapu membuat sebuah lubang di dasar sungai berlumpur, dan berkembang biak dengan meletakkan sekitar 300 telur mereka ke dalam lubang tersebut.
Kemampuan adaptasi yang tinggi membuat ikan sapu-sapu dapat bertahan rata-rata sekitar 10 hingga 15 tahun.
Termasuk ikan invasif
Belum banyak yang mengetahui bahwa ikan sapu-sapu tergolong dalam ikan invasif. Nelayan dan penggiat alam Florida sudah mengetahui selama bertahun-tahun bahwa banyak perairan lokal yang dipenuhi dengan plecos invasif. Plecos invasif tersebut bersaing dengan spesies asli, mengikis garis pantai dengan lubang sarang mereka, dan bahkan mengganggu manatee yang terancam punah dengan menyerbu punggung manatee yang secara alami tertutup lumut.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2013 dalam Prosiding Royal Society B, perilaku invasif dengan populasi yang melimpah, dapat mengubah struktur dan fungsi ekosistem.
Apakah layak konsumsi?
Ikan sapu-sapu sebenarnya bisa dikonsumsi, namun sebelumnya perlu diketahui asal penangkapan ikan sapu-sapu. Ikan sapu-sapu yang berasal dari perairan yang bersih dan hasil budidaya dapat dikonsumsi tanpa khawatir. Namun jika ikan sapu-sapu berasal dari perairan yang tercemar dan penuh polusi maka sebaiknya tidak dikonsumsi.
Laksmi Nurul Ismi dkk. melaporkan hasil penelitian terkait ikan sapu-sapu dalam presentasinya yang berjudul The Contents of Heavy Metals in Plecostomus (Loricariidae) from the Ciliwung River Jakarta, Indonesia. Ismi dkk melakukan analisis dan pengamatan konsentrasi logam berat seperti timbal (Pb), merkuri (Hg) dan kadmium (Cd) yang terkandung dalam tubuh ikan sapu-sapu yang hidup di Sungai Ciliwung, Jakarta. Berdasarkan makalah yang dipresentasikan pada tahun 2019 tersebut, diperoleh hasil bahwa konsentrasi logam berat pada ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung melebihi batas maksimum standar yang ditetapkan oleh SNI. Selain itu konsentrasi Pb, Hg dan Cd selalu meningkat dari tahun 2009, 2013, dan 2017 dan telah melampaui batas maksimum standar layak konsumsi status produk daging dan perikanan. Sehingga berdasarkan hasil analisis tersebut, Ismi dkk menyimpulkan bahwa ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung tidak layak dikonsumsi.
Sumber:
nationalzoo.si.edu/animals/plecostomus
Bukan ikan asli Indonesia
Ikan sapu-sapu dapat ditemukan secara alami dalam perairan tawar dan payau, yang berasal dari sungai-sungai hutan Amazon di Amerika Selatan. Ikan ini masuk dalam famili Loricariidae. Ikan sapu-sapu dikenal dengan banyak nama, seperti suckermouth fish atau janitor fish. Dalam pasar global ikan sapu-sapu dikenal sebagai Plecostomus yang berarti ‘mulut terlipat’ atau sering disingkat sebagai plecos dan plecs.
Pemakan segala
Ikan sapu-sapu adalah hewan omnivora oportunistik, yang dapat memakan alga, tanaman, invertebrate, dan ikan kecil. Dalam Bahasa Inggris ikan ini sering disebut sebagai janitor fish karena kemampuan mereka dalam membersihkan akuarium dari ganggang dan kotoran yang menempel di dinding tangki. Mulutnya berada di bagian bawah kepala, berbentuk seperti cangkir hisap, sehingga memudahkan ikan sapu-sapu untuk menghisap dan memakan alga atau ganggang yang menempel di permukaan halus dan kasar. Pada beberapa jenis seperti spesies Hypostomus plecostomus, rancangan mulut dengan gigi yang runcing dapat mencubit dan membuat lubang pada kantong plastik.
Mulut ikan sapu-sapu. Sumber: Flickr
Sangat mudah beradaptasi
Ikan sapu-sapu dianggap sebagai hewan yang sangat mudah beradaptasi. Mereka dapat beradaptasi di air tawar maupun payau. Kebanyakan ikan sapu-sapu yang hidup di sungai akan mengalami berbagai kondisi musim yang berbeda. Ikan sapu-sapu dapat bertahan hidup di sungai yang mengering. Mereka dapat bernapas melalui kulitnya, dan dapat menggeliat di sungai kering untuk mencari tempat yang lebih baik. Ikan sapu-sapu dapat hidup hingga 30 jam di luar air jika mereka menyimpan oksigen yang cukup di perut mereka. Di alam liar, ikan sapu-sapu membuat sebuah lubang di dasar sungai berlumpur, dan berkembang biak dengan meletakkan sekitar 300 telur mereka ke dalam lubang tersebut.
Kemampuan adaptasi yang tinggi membuat ikan sapu-sapu dapat bertahan rata-rata sekitar 10 hingga 15 tahun.
Termasuk ikan invasif
Belum banyak yang mengetahui bahwa ikan sapu-sapu tergolong dalam ikan invasif. Nelayan dan penggiat alam Florida sudah mengetahui selama bertahun-tahun bahwa banyak perairan lokal yang dipenuhi dengan plecos invasif. Plecos invasif tersebut bersaing dengan spesies asli, mengikis garis pantai dengan lubang sarang mereka, dan bahkan mengganggu manatee yang terancam punah dengan menyerbu punggung manatee yang secara alami tertutup lumut.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2013 dalam Prosiding Royal Society B, perilaku invasif dengan populasi yang melimpah, dapat mengubah struktur dan fungsi ekosistem.
Apakah layak konsumsi?
Ikan sapu-sapu sebenarnya bisa dikonsumsi, namun sebelumnya perlu diketahui asal penangkapan ikan sapu-sapu. Ikan sapu-sapu yang berasal dari perairan yang bersih dan hasil budidaya dapat dikonsumsi tanpa khawatir. Namun jika ikan sapu-sapu berasal dari perairan yang tercemar dan penuh polusi maka sebaiknya tidak dikonsumsi.
Laksmi Nurul Ismi dkk. melaporkan hasil penelitian terkait ikan sapu-sapu dalam presentasinya yang berjudul The Contents of Heavy Metals in Plecostomus (Loricariidae) from the Ciliwung River Jakarta, Indonesia. Ismi dkk melakukan analisis dan pengamatan konsentrasi logam berat seperti timbal (Pb), merkuri (Hg) dan kadmium (Cd) yang terkandung dalam tubuh ikan sapu-sapu yang hidup di Sungai Ciliwung, Jakarta. Berdasarkan makalah yang dipresentasikan pada tahun 2019 tersebut, diperoleh hasil bahwa konsentrasi logam berat pada ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung melebihi batas maksimum standar yang ditetapkan oleh SNI. Selain itu konsentrasi Pb, Hg dan Cd selalu meningkat dari tahun 2009, 2013, dan 2017 dan telah melampaui batas maksimum standar layak konsumsi status produk daging dan perikanan. Sehingga berdasarkan hasil analisis tersebut, Ismi dkk menyimpulkan bahwa ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung tidak layak dikonsumsi.
Sumber:
nationalzoo.si.edu/animals/plecostomus