Ratusan jenis batu mulia dipajang dan dijual di Pameran dan Lomba Batu Mulia di Mal Sri Ratu Semarang. Jenis dan harganya sangat beragam bahkan ada batu mulia ajaib yang dijual dengan harga fantastis, Rp 3,4 miliar.
Batu tersebut terletak di tengah-tengah area pameran dan dibatasi dengan tali merah agar tidak tersenggol pengunjung. Selain itu ada juga enam batu berharga tinggi lainnya di sekelilingnya.
Bentuk batu ajaib tersebut masih berupa bongkahan berwarna putih dan bagian tengahnya sedikit terbuka memperlihatkan bagian dalamnya yang berkilau memantulkan cahaya bak kristal. Tingginya sekitar 80 cm dan memiliki berat 150 kg.
Pemilik batu, Teguh Suprayitno (57) mengatakan batu tersebut dibawa oleh adiknya saat berdinas di Pacitan sekitar 16 tahun lalu. Saat itu adiknya yang merupakan seorang anggota TNI sedang survei lapangan dan melewati sebuah gua. Saat itulah hal ajaib datang sehingga batu tersebut dibawa pulang.
"Adik saya saat survei lapangan di sana, waktu berangkat batu itu tidak ada, tapi pas pulang ada. Terus dibawa pulang, tapi sebelumnya masih kasar,".
Teguh mengaku ia dan adiknya hanya penikmat batu untuk dipajang, sehingga ia tidak tahu apa jenis batu tersebut hingga akhirnya seorang pakar mengatakan jenis batu tersebut adalah Chalche Dong Dnuzy.
"Saya cuma penikmat. Kalau kata orang 'pintar', katanya ini batu bukan batu biasa. Tapi saya tidak tahu, saya penikmat," tandasnya
Tidak hanya bongkahan batu ajaib itu saja yang membuat pengunjung pameran berkerumun. Namun ada juga batu purba dari Brazil, yaitu Amethyst Geode atau Kecubung Brazil. Batu ini sangat indah, bagian luar nampak seperti batu biasa, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih dan ungu. Harganya pun fantastis, Rp 370 juta.
"Ini sebenarnya souvenir, hadiah dari teman adik saya saat ke Brazil. Batu ini kalau keadaan gelap kemudian dalamnya diberi cahaya, maka bagian luarnya seperti berkelip-kelip," terangnya.
Tujuh batu milik Teguh yang dipajang di Pameran yang digelar di Mal Sri Ratu Pemuda Semarang itu ternyata baru sebagian, masih ada 40 batu lainnya yang dipajang di rumahnya di daerah Jatingaleh dan tidak kalah indah.
"Yang dipajang di sini rata-rata dari Pacitan, perbatasan Jateng-Jatim, dan yang satu ini dari Brazil," tegasnya.
Teguh menambahkan, dengan adanya pameran tersebut dan bertepatan dengan boomingnya batu akik, diharapkan batu-batunya bisa membanggakan masyarakat Indonesia karena negaranya memiliki batu-batu yang indah dan berharga.
"Tujuannya sebenarnya memperkenalkan batu alam yang ada di Pacitan dan perbatasan Jateng-Jatim. Jadi ada batu indah seperti ini supaya saudara-saudara kita merasa memiliki. Kalau ada yang mau membeli ya diamini," pungkas Teguh.
Source: Batu Akik Pacitan
Batu tersebut terletak di tengah-tengah area pameran dan dibatasi dengan tali merah agar tidak tersenggol pengunjung. Selain itu ada juga enam batu berharga tinggi lainnya di sekelilingnya.
Bentuk batu ajaib tersebut masih berupa bongkahan berwarna putih dan bagian tengahnya sedikit terbuka memperlihatkan bagian dalamnya yang berkilau memantulkan cahaya bak kristal. Tingginya sekitar 80 cm dan memiliki berat 150 kg.
Pemilik batu, Teguh Suprayitno (57) mengatakan batu tersebut dibawa oleh adiknya saat berdinas di Pacitan sekitar 16 tahun lalu. Saat itu adiknya yang merupakan seorang anggota TNI sedang survei lapangan dan melewati sebuah gua. Saat itulah hal ajaib datang sehingga batu tersebut dibawa pulang.
"Adik saya saat survei lapangan di sana, waktu berangkat batu itu tidak ada, tapi pas pulang ada. Terus dibawa pulang, tapi sebelumnya masih kasar,".
Teguh mengaku ia dan adiknya hanya penikmat batu untuk dipajang, sehingga ia tidak tahu apa jenis batu tersebut hingga akhirnya seorang pakar mengatakan jenis batu tersebut adalah Chalche Dong Dnuzy.
"Saya cuma penikmat. Kalau kata orang 'pintar', katanya ini batu bukan batu biasa. Tapi saya tidak tahu, saya penikmat," tandasnya
Tidak hanya bongkahan batu ajaib itu saja yang membuat pengunjung pameran berkerumun. Namun ada juga batu purba dari Brazil, yaitu Amethyst Geode atau Kecubung Brazil. Batu ini sangat indah, bagian luar nampak seperti batu biasa, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih dan ungu. Harganya pun fantastis, Rp 370 juta.
"Ini sebenarnya souvenir, hadiah dari teman adik saya saat ke Brazil. Batu ini kalau keadaan gelap kemudian dalamnya diberi cahaya, maka bagian luarnya seperti berkelip-kelip," terangnya.
Tujuh batu milik Teguh yang dipajang di Pameran yang digelar di Mal Sri Ratu Pemuda Semarang itu ternyata baru sebagian, masih ada 40 batu lainnya yang dipajang di rumahnya di daerah Jatingaleh dan tidak kalah indah.
"Yang dipajang di sini rata-rata dari Pacitan, perbatasan Jateng-Jatim, dan yang satu ini dari Brazil," tegasnya.
Teguh menambahkan, dengan adanya pameran tersebut dan bertepatan dengan boomingnya batu akik, diharapkan batu-batunya bisa membanggakan masyarakat Indonesia karena negaranya memiliki batu-batu yang indah dan berharga.
"Tujuannya sebenarnya memperkenalkan batu alam yang ada di Pacitan dan perbatasan Jateng-Jatim. Jadi ada batu indah seperti ini supaya saudara-saudara kita merasa memiliki. Kalau ada yang mau membeli ya diamini," pungkas Teguh.
Source: Batu Akik Pacitan