magic_reality
New member
ini adalah fenomena yg saya kutip dari forum yg pernah saya singgahi, dan ini bukan sekedar asal ngomong, tapi ini nyata :
a. Kesurupan
Kesurupan adalah fenomena budaya. Di Nusantara kesurupan adalah fenomena yang dapat dijumpai dari Aceh hingga Papua. Setiap budaya memunyai penjelasan yang berbeda dan mempunyai cara yang berbeda pula dalam menyikapi dan menanganinya.
Istilah yang sama untuk kesurupan adalah kerasukan, kerawuhan, keranjingan. Kata surup, rasuk, rawuh, ranjing menggambarkan keadaan sesuatu yang berasal dari luar masuk ke dalam dan mengisi ruang dalam.
Psikologi memberikan penjelasan mengenai fenomena kesurupan sebagai : 1) keadaan disosiasi, saat seseorang seakan terpisah dari dirinya; 2) hysteria , saat seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya , 3) split personality , saat pada diri seseorang tampil beragam perilaku yang dimunculkan oleh ?pribadi? yang berbeda. Penjelasan ini seringkali mengalami benturan dengan kenyataan-kenyataan budaya.
Dari beberapa peristiwa kesurupan di Tanah Pasundan yang sempat penulis amati, ada pola dalam kesurupan . Pelaku sebelum mengalami kesurupan mengalami peristiwa yang penuh tekanan. Penanganan menggunakan cara-cara normal dipandang pelaku malah membawa ke jalan buntu.
Di sisi lain dalam budaya Sunda ada ketidaksadaran kolektif menyatakan bahwa tersedia ?jalan keluar? untuk hal-hal yang sudah buntu, yaitu ?kesurupan?. Pilihan yang nyurup pun sedemikian terbatas, yaitu beberapa tokoh yang dikenal dalam mitologi Sunda dan Harimau. Harimau diyakini sebagai alihwujud dari Silihwangi yang ngahiang/moksa. Permintaan sang tokoh saat surup dapat diperkirakan, yaitu meminta sejumlah hal kecil seperti kopi, tembakau, sirih dan permintaan lain yang merupakan simbolisasi dari masalah pelaku.
Di Bali, kesurupan atau kerawuhan dipandang sebagai hal netral. Dalam alam budaya Bali, manusia adalah jagat alit dan semesta adalah jagat agung. Insan-insan suci seringkali dipilih oleh ruh suci untuk mengkomunikasikan hal yang harus dan tidak boleh dilakukan kepada komunitas di suatu wilayah. Peranan pedanda (tetua agama) di Bali adalah mengalihbahasakan apa yang disampaikan ruh yang surup di diri pelaku kepada komunitas.
Di Jawa, kesurupan seringkali diyakini sebagai masuknya ruh-ruh jahat yang diyakini berada di teritori tertentu yang merasakan bahwa dirinya terganggu oleh pelaku. Ada sejumlah cara yang dilakukan agar sang ruh jahat segera keluar dari diri pelaku . Ada sejumlah sesaji dan ritual yang harus disiapkan agar sang pelaku selanjutnya aman.
Setelah istilah dan praktek Ruqyah dikenal di Indonesia, kesurupan dipahami sebagai bahwa entitas ?jin? masuk dan menguasai diri pelaku. Cara yang baik melakukannya adalah mengusir sang jin dari diri manusia. Praktisi Ruqyah melakukan langkah-langkah agar sang pelaku mempunyai kendali atas dirinya dan mampu mengusir jin yang masuk ke dalam dirinya.
b. Kesurupan Massal
Fenomena kesurupan massal dalam catatan penulis baru ada di Indonesia belum lama. Munculnya feomena kesurupan massal berdekatan waktunya dengan banyaknya tayangan-tayangan di Televisi mengenai acara-acara ?dunia ghaib? dan acara-acara yang menggambarkan bahwa manusia lemah dibandingkan kekuatan dunia ghaib.
Fenomena kesurupan massal muncul berdekatan dengan informasi yang diperoleh masyarakat mengenai kesurupan yang tindak lakunya digambarkan dengan gamblang melalui media televisi. Dari sisi pengelolaan kognisi, maka informasi-informasi yang diterima dan hadirnya belief baru bahwa manusia lebih lemah, manusia bisa dimasuki, dan adanya pemicu ; seseorang hysteria. Ibarat sebuah program yang latent dibuat, maka ketika knop start dipijit, maka program ?hysteria massal? atau ?kesurupan massal? terjadi. Bandingkan dengan fenomena bunuh diri yang dilakukan oleh siswa SD yang menjadi marak setelah sejumlah TV menayangkan peristiwa tersebut secara rinci prosesnya.
c. Kesurupan dan Trance
Kamus Bahasa Inggris-Indonesia yang disusun oleh Hassan Shadily, John M. Echols.(Gramedia:1988) menyatakan Trance = kesurupan. Pembaca tentunya akan berbeda pendapat dengan penyusun kamus ini.
Trance berbeda dengan kesurupan. Dalam fenomena kesurupan, seseorang mengalami keadaan trance akan tetapi tidak setiap keadaan trance adalah kesurupan. Trance dapat terjadi saat seseorang fokus, relaks, menikmati, larut dan berminat atas sesuatu. Trance bisa terjadi kapan pun mulai anda menikmati membaca tulisan ini, main games, menikmati olahraga atau menari , bermain atau mendengarkan musik.
Fenomena trance mudah dilihat pada saat orang Aceh sedang menarikan Saman atau mendendangkan kisah perang sabil, Saat orang Batak sedang bagondang, saat penari piring dari ranah minang asyik menari hingga nyaman berdiri dan menggerakkan kaki di atas tumpukan beling, saat para Jawara memainkan debus di Banten, saat Aki-aki dari Garsela (Garut Selatan) ngengklak surak ibra, saat penari jaran kepang tegang dan mengunyah beling, saat penari Reog Ponorogo tubuhnya kuat membawa topeng macan dengan bulu merak sambil memanggul warok, saat penari barong di Bali mencabut keris, memejamkan mata dan menusukkan keris ke dadanya, saat penari bugis membakar tubuhnya dengan api, saat penari maluku memainkan bambu gila, dan saat tarian perang dilakukan para pemuda dari papua.
Trance beda dengan kesurupan. Orang bule mengistilahkan kesurupan dengan possession.
d. Kesurupan sebagai proses identifikasi
Fenomena kesurupan sebenarnya tak perlu membuat bulu kuduk anda berdiri. Nyantai aja lah . Anak-anak, bila anda perhatikan seringkali kesurupan dalam jenis ini. Saat anak Anda kesengsem dengan tontonan tertentu, misalnya Batman, maka ide Batman masuk ke dalam diri Anak Anda. Apapun ide utama Batman yang ada dalam dirinya pada saat yang tepat dimunculkannya. Tiba-tiba saja dia sedang memakai topeng bikinannya, sarung Anda digunakan untuk jubahnya, dan dia loncat dari tempat tidur, dari jendela dari tempat tinggi seperti Batman yang ada dalam benaknya.
Dipandang dari sisi pembelajaran , banyak manfaatnya kan anak anda kesurupan Batman. Ia belajar kegiatan motorik halus, motorik kasar, koordinasi motorik, mengenali mana cara lompat yang aman dan cara ?terbang? yang bikin benjut.
Usai kesurupan BATMAN , anak Anda bisa jadi beralih kesurupan IBU GURU, setelah itu kesurupan AYAH, kesurupan KAKEK, kesurupan TAMU . Kembali bila kita jeli, maka sebenarnya pada kanak-kanak ia sedang kesurupan dirinya sendiri. Bahasa kerennya di psikologi proses yang dilakukan oleh anak adalah identifikasi diri (self identification).
Pada proses kesurupan jenis ini, dengan kemampuan observasi dan not knowing, anak reseptif , memasukkan semua hal yang teramati , dan mengeluarkannya kembali menjadi perilakunya. Dari pengamatan seringkali justru saat kesurupan seperti ini anak seakan menjadi persis sama seperti tokoh yang diidentifikasinya.
e. Kesurupan sebagai bentuk psikoterapi
Pada salah satu sesi di North Sydney, Gilligan melatih peserta untuk kembali mengalami kesurupan seperti yang pernah dialami peserta saat masa kanak-kanak . Latihannya adalah sederhana .
1. Masing-masing peserta diminta untuk memilih TOKOH baik nyata ataupun rekaan yang dirasakan inspiratif.
2. Peserta diminta masuk ke dalam keadaan Trance
3. Peserta diminta connect dengan ?centre? dan terbuka terhadap field
4. Peserta diminta menemukan TOKOH dan mengijinkan sang TOKOH memasuki dirinya
5. Peserta diminta untuk membiarkan sang TOKOH menggunakan seluruh sensasinya sekaigus merasakan cara sang TOKOH melihat, mencium, mendengar, mengecap, meraba dan merasa.
6. Peserta diminta kembai ke dalam keadaan normal dan berkomunikasi dengan peserta lainnya.
7. Peserta diminta kembali masuk ke dalam keadaan TRANCE , membiarkan sang TOKOH perlahan pergi keluar dari dirinya dan berterima kasih atas pengalaman ini.
8. Peserta diminta kembali ke dalam keadaan normal
Hal yang menarik justru terjadi pada tahap ke-6 . Di kelompok Saya , Erickson yang nyurup ke Jasmine sedang menjawab keluhan Madonna yang menyurup ke Jill, dan setelah itu Dalai Lama yang nyurup ke Bill dan Haji Hasan Mustafa , Hoefd Panghoeloe Bandung yang nyurup ke saya mengomentari Erickson dan Madonna. Stephen Gilligan yang mengamati kelompok kami mengomentari bahwa sebagai orang yang nyantri lama dengan Erickson, ia merasakan Erickson hadir kembali meminjam wadag Jasmine.
f. Kapan memakai teknik kesurupan ?
Kapanpun Anda menginginkan. Khususnya saat Anda sedang block atau stuck. Cobalah anda panggil TOKOH HEBAT melalui proses tadi. Insight apa yang muncul pada diri Anda saat sang TOKOH merasuki Anda. Apa yang dipikirkannya? Apa yang direncanakannya? Apa yang akan dilakukannya?
Dengan cara ini, Anda diminta untuk beyond your self, transcend dan mendapatkan ide-ide baru dari TOKOH yang anda identifikasi. Para sufi pun punya latihan (riyadhoh) yang sama yang dalam istilah mereka dikenal sebagai robithoh.
Sebenarnya, apakah benar ?roh? sang TOKOH surup kepada diri Anda? Sebenarnya sih tidak. Pada dasarnya Anda sedang kesurupan oleh part-part yang ada dalam diri Anda yang mudah tergerak karena proses mirorring dengan sang TOKOH.
Ini sama halnya dengan Bambang Ekalaya yang merasa diajari Resi Druna hanya dengan berlatih di hadapan patung sang Resi. Krishnamurti , salah satu penulis portal NLP, wong kitogalo, konon pernah mempersilakan YESUS, Sang Healer, hadir pada dirinya saat membantu korban trauma di Aceh tahun 2004-2005.
bisa jadi menjelaskannya dengan meta position mengenai aspek ini. seorang Santri yang masih kuliah di Psikologi menyatakannya sebagai proses identifikasi. Terserah anda sukanya dikasih istilah apa.
semoga bermanfaat dan berguna..
a. Kesurupan
Kesurupan adalah fenomena budaya. Di Nusantara kesurupan adalah fenomena yang dapat dijumpai dari Aceh hingga Papua. Setiap budaya memunyai penjelasan yang berbeda dan mempunyai cara yang berbeda pula dalam menyikapi dan menanganinya.
Istilah yang sama untuk kesurupan adalah kerasukan, kerawuhan, keranjingan. Kata surup, rasuk, rawuh, ranjing menggambarkan keadaan sesuatu yang berasal dari luar masuk ke dalam dan mengisi ruang dalam.
Psikologi memberikan penjelasan mengenai fenomena kesurupan sebagai : 1) keadaan disosiasi, saat seseorang seakan terpisah dari dirinya; 2) hysteria , saat seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya , 3) split personality , saat pada diri seseorang tampil beragam perilaku yang dimunculkan oleh ?pribadi? yang berbeda. Penjelasan ini seringkali mengalami benturan dengan kenyataan-kenyataan budaya.
Dari beberapa peristiwa kesurupan di Tanah Pasundan yang sempat penulis amati, ada pola dalam kesurupan . Pelaku sebelum mengalami kesurupan mengalami peristiwa yang penuh tekanan. Penanganan menggunakan cara-cara normal dipandang pelaku malah membawa ke jalan buntu.
Di sisi lain dalam budaya Sunda ada ketidaksadaran kolektif menyatakan bahwa tersedia ?jalan keluar? untuk hal-hal yang sudah buntu, yaitu ?kesurupan?. Pilihan yang nyurup pun sedemikian terbatas, yaitu beberapa tokoh yang dikenal dalam mitologi Sunda dan Harimau. Harimau diyakini sebagai alihwujud dari Silihwangi yang ngahiang/moksa. Permintaan sang tokoh saat surup dapat diperkirakan, yaitu meminta sejumlah hal kecil seperti kopi, tembakau, sirih dan permintaan lain yang merupakan simbolisasi dari masalah pelaku.
Di Bali, kesurupan atau kerawuhan dipandang sebagai hal netral. Dalam alam budaya Bali, manusia adalah jagat alit dan semesta adalah jagat agung. Insan-insan suci seringkali dipilih oleh ruh suci untuk mengkomunikasikan hal yang harus dan tidak boleh dilakukan kepada komunitas di suatu wilayah. Peranan pedanda (tetua agama) di Bali adalah mengalihbahasakan apa yang disampaikan ruh yang surup di diri pelaku kepada komunitas.
Di Jawa, kesurupan seringkali diyakini sebagai masuknya ruh-ruh jahat yang diyakini berada di teritori tertentu yang merasakan bahwa dirinya terganggu oleh pelaku. Ada sejumlah cara yang dilakukan agar sang ruh jahat segera keluar dari diri pelaku . Ada sejumlah sesaji dan ritual yang harus disiapkan agar sang pelaku selanjutnya aman.
Setelah istilah dan praktek Ruqyah dikenal di Indonesia, kesurupan dipahami sebagai bahwa entitas ?jin? masuk dan menguasai diri pelaku. Cara yang baik melakukannya adalah mengusir sang jin dari diri manusia. Praktisi Ruqyah melakukan langkah-langkah agar sang pelaku mempunyai kendali atas dirinya dan mampu mengusir jin yang masuk ke dalam dirinya.
b. Kesurupan Massal
Fenomena kesurupan massal dalam catatan penulis baru ada di Indonesia belum lama. Munculnya feomena kesurupan massal berdekatan waktunya dengan banyaknya tayangan-tayangan di Televisi mengenai acara-acara ?dunia ghaib? dan acara-acara yang menggambarkan bahwa manusia lemah dibandingkan kekuatan dunia ghaib.
Fenomena kesurupan massal muncul berdekatan dengan informasi yang diperoleh masyarakat mengenai kesurupan yang tindak lakunya digambarkan dengan gamblang melalui media televisi. Dari sisi pengelolaan kognisi, maka informasi-informasi yang diterima dan hadirnya belief baru bahwa manusia lebih lemah, manusia bisa dimasuki, dan adanya pemicu ; seseorang hysteria. Ibarat sebuah program yang latent dibuat, maka ketika knop start dipijit, maka program ?hysteria massal? atau ?kesurupan massal? terjadi. Bandingkan dengan fenomena bunuh diri yang dilakukan oleh siswa SD yang menjadi marak setelah sejumlah TV menayangkan peristiwa tersebut secara rinci prosesnya.
c. Kesurupan dan Trance
Kamus Bahasa Inggris-Indonesia yang disusun oleh Hassan Shadily, John M. Echols.(Gramedia:1988) menyatakan Trance = kesurupan. Pembaca tentunya akan berbeda pendapat dengan penyusun kamus ini.
Trance berbeda dengan kesurupan. Dalam fenomena kesurupan, seseorang mengalami keadaan trance akan tetapi tidak setiap keadaan trance adalah kesurupan. Trance dapat terjadi saat seseorang fokus, relaks, menikmati, larut dan berminat atas sesuatu. Trance bisa terjadi kapan pun mulai anda menikmati membaca tulisan ini, main games, menikmati olahraga atau menari , bermain atau mendengarkan musik.
Fenomena trance mudah dilihat pada saat orang Aceh sedang menarikan Saman atau mendendangkan kisah perang sabil, Saat orang Batak sedang bagondang, saat penari piring dari ranah minang asyik menari hingga nyaman berdiri dan menggerakkan kaki di atas tumpukan beling, saat para Jawara memainkan debus di Banten, saat Aki-aki dari Garsela (Garut Selatan) ngengklak surak ibra, saat penari jaran kepang tegang dan mengunyah beling, saat penari Reog Ponorogo tubuhnya kuat membawa topeng macan dengan bulu merak sambil memanggul warok, saat penari barong di Bali mencabut keris, memejamkan mata dan menusukkan keris ke dadanya, saat penari bugis membakar tubuhnya dengan api, saat penari maluku memainkan bambu gila, dan saat tarian perang dilakukan para pemuda dari papua.
Trance beda dengan kesurupan. Orang bule mengistilahkan kesurupan dengan possession.
d. Kesurupan sebagai proses identifikasi
Fenomena kesurupan sebenarnya tak perlu membuat bulu kuduk anda berdiri. Nyantai aja lah . Anak-anak, bila anda perhatikan seringkali kesurupan dalam jenis ini. Saat anak Anda kesengsem dengan tontonan tertentu, misalnya Batman, maka ide Batman masuk ke dalam diri Anak Anda. Apapun ide utama Batman yang ada dalam dirinya pada saat yang tepat dimunculkannya. Tiba-tiba saja dia sedang memakai topeng bikinannya, sarung Anda digunakan untuk jubahnya, dan dia loncat dari tempat tidur, dari jendela dari tempat tinggi seperti Batman yang ada dalam benaknya.
Dipandang dari sisi pembelajaran , banyak manfaatnya kan anak anda kesurupan Batman. Ia belajar kegiatan motorik halus, motorik kasar, koordinasi motorik, mengenali mana cara lompat yang aman dan cara ?terbang? yang bikin benjut.
Usai kesurupan BATMAN , anak Anda bisa jadi beralih kesurupan IBU GURU, setelah itu kesurupan AYAH, kesurupan KAKEK, kesurupan TAMU . Kembali bila kita jeli, maka sebenarnya pada kanak-kanak ia sedang kesurupan dirinya sendiri. Bahasa kerennya di psikologi proses yang dilakukan oleh anak adalah identifikasi diri (self identification).
Pada proses kesurupan jenis ini, dengan kemampuan observasi dan not knowing, anak reseptif , memasukkan semua hal yang teramati , dan mengeluarkannya kembali menjadi perilakunya. Dari pengamatan seringkali justru saat kesurupan seperti ini anak seakan menjadi persis sama seperti tokoh yang diidentifikasinya.
e. Kesurupan sebagai bentuk psikoterapi
Pada salah satu sesi di North Sydney, Gilligan melatih peserta untuk kembali mengalami kesurupan seperti yang pernah dialami peserta saat masa kanak-kanak . Latihannya adalah sederhana .
1. Masing-masing peserta diminta untuk memilih TOKOH baik nyata ataupun rekaan yang dirasakan inspiratif.
2. Peserta diminta masuk ke dalam keadaan Trance
3. Peserta diminta connect dengan ?centre? dan terbuka terhadap field
4. Peserta diminta menemukan TOKOH dan mengijinkan sang TOKOH memasuki dirinya
5. Peserta diminta untuk membiarkan sang TOKOH menggunakan seluruh sensasinya sekaigus merasakan cara sang TOKOH melihat, mencium, mendengar, mengecap, meraba dan merasa.
6. Peserta diminta kembai ke dalam keadaan normal dan berkomunikasi dengan peserta lainnya.
7. Peserta diminta kembali masuk ke dalam keadaan TRANCE , membiarkan sang TOKOH perlahan pergi keluar dari dirinya dan berterima kasih atas pengalaman ini.
8. Peserta diminta kembali ke dalam keadaan normal
Hal yang menarik justru terjadi pada tahap ke-6 . Di kelompok Saya , Erickson yang nyurup ke Jasmine sedang menjawab keluhan Madonna yang menyurup ke Jill, dan setelah itu Dalai Lama yang nyurup ke Bill dan Haji Hasan Mustafa , Hoefd Panghoeloe Bandung yang nyurup ke saya mengomentari Erickson dan Madonna. Stephen Gilligan yang mengamati kelompok kami mengomentari bahwa sebagai orang yang nyantri lama dengan Erickson, ia merasakan Erickson hadir kembali meminjam wadag Jasmine.
f. Kapan memakai teknik kesurupan ?
Kapanpun Anda menginginkan. Khususnya saat Anda sedang block atau stuck. Cobalah anda panggil TOKOH HEBAT melalui proses tadi. Insight apa yang muncul pada diri Anda saat sang TOKOH merasuki Anda. Apa yang dipikirkannya? Apa yang direncanakannya? Apa yang akan dilakukannya?
Dengan cara ini, Anda diminta untuk beyond your self, transcend dan mendapatkan ide-ide baru dari TOKOH yang anda identifikasi. Para sufi pun punya latihan (riyadhoh) yang sama yang dalam istilah mereka dikenal sebagai robithoh.
Sebenarnya, apakah benar ?roh? sang TOKOH surup kepada diri Anda? Sebenarnya sih tidak. Pada dasarnya Anda sedang kesurupan oleh part-part yang ada dalam diri Anda yang mudah tergerak karena proses mirorring dengan sang TOKOH.
Ini sama halnya dengan Bambang Ekalaya yang merasa diajari Resi Druna hanya dengan berlatih di hadapan patung sang Resi. Krishnamurti , salah satu penulis portal NLP, wong kitogalo, konon pernah mempersilakan YESUS, Sang Healer, hadir pada dirinya saat membantu korban trauma di Aceh tahun 2004-2005.
bisa jadi menjelaskannya dengan meta position mengenai aspek ini. seorang Santri yang masih kuliah di Psikologi menyatakannya sebagai proses identifikasi. Terserah anda sukanya dikasih istilah apa.
semoga bermanfaat dan berguna..