Film Indonesia: Di Bawah Langit

Kalina

Moderator
film22521.jpg


Film ini mengangkat tokoh 7 anak yatim yang diasuh oleh seorang tokoh desa yang dikenal dengan nama Kyai Akhmad (Dolly Martin)

Kyai Akhmad sebelum mengasuh 7 anak yatim piatu telah mempunyai seorang putri yang bernama Maysaroh (Inneke Koesherawati) dan 2 orang santri yang diperlakukan seperti anak sendiri. Kedua santri tersebut mempunyai karakter yang berbeda. Santri pertama bernama Zaelani (Agus Kuncoro) berkarakter lurus, teguh dan tenang. Sementara santri yang kedua bernama Gelung (Opick Tombo Ati), berkarakter energik, intuitif, imajinatif, dan kontemplatif.

Munculnya tokoh-tokoh seperti Kyai Ahmad, Maysaroh, dan Gelung menjadi latar belakang penguat dinamisasi cerita dalam film ini, yang berpusat pada pergumulan hidup dari 7 anak yatim asuhan Kyai Akhmad. Adanya polemik dilematis kisah asmara antara Gelung, Maysaroh, dan Zaelani memberi sentuhan romantisme yang manusiawi namun cukup memilukan. Polemik dilematis tokoh-tokoh tersebut pada gilirannya menjadi awal bagi terbentuknya suatu pergulatan dan petualangan dalam cakrawala hidup yang baru bagi ke-7 anak yatim tersebut, begitu juga bagi tokoh-tokoh yang melatarbelakanginya.

Adapun gambaran kehidupan nelayan di pesisir dengan persoalannya, memberikan kontribusi nuansa secara keseluruhan yang menghidupkan inti tema dalam film ini. Tokoh rentenir (Didi Petet) menjadi salah satu penegas, gambaran atas beratnya beban hidup yang harus dipikul masyarakat pesisir

Jenis Film :
Drama
Produksi :
Opick Tombo Ati Film
Durasi :
90


Pemain :
Opick Tombo Ati
Inneke Koesherawati
Didi Petet
Agus Kuncoro
Dolly Martin
Sutradara :
Opick Tombo Ati & Gunung Nusa Pelita
Penulis :
Gutheng
Suroto
Yeri
Relita Hermanto

ini baru film..
gue suka sama soundtracknya..
Di bawah LangitMu bersujud..
Semua.. memuji.. memuja asmaMu..
 
Last edited:
Bls: Film Indonesia: Di Bawah Langit

oh ini film yg pedanaannya (katanya)pake uang korupsi itu ya?
 
Bls: Film Indonesia: Di Bawah Langit

Ew yang kasus itu kan judulnya Asma'ul Husna kalo gak salah. Dan sutradara na mas Hanung
 
Bls: Film Indonesia: Di Bawah Langit

oh kirain...kok waktu kasusnya mencuat, yg ditayangin traillernya film ini, jadi binun????
 
Bls: Film Indonesia: Di Bawah Langit

Gue juga bingung.. Tapi gue mo nonton. Gak peduli budget na dapat mana
 
Bls: Film Indonesia: Di Bawah Langit

Opick Babak Belur di Film Pertamanya
JAKARTA - Ainur Rofiq Lil Firdaus, 36, atau Opick yang dikenal sebagai pencipta lagu dan penyanyi religi memulai debut di dunia layar lebar. Hasil karyanya adalah film berjudul Di Bawah Langit yang dibintangi Inneke Koesherawati, Didi Petet, Agus Kuncoro, dan Dolly Martin. Di film itu Opick merangkap pekerjaan. Jadi produser, sutradara, pengarah musik, penggagas cerita, dan pemain utama.

Apakah dia tidak percaya dengan kemampuan orang lain? "Bukannya pelit atau tidak percaya. Tapi, memang dananya terbatas," ucapnya saat ditemui Rabu malam lalu (10/3) di Sky View Terrace, Plasa Semanggi.

Untuk membuat film tersebut, Opick merogoh tabungan pribadi. "Memang babak belur, tapi akhirnya kelar juga," katanya.

Proses pembuatan film itu memakan waktu sekitar enam bulan. Syuting dilakukan bergantung dana yang tersedia. Jika dana mepet, Opick manggung dulu supaya bisa mendapat dana tambahan. Film tersebut awalnya dikerjakan bareng dengan Hanung Bramantyo. Tapi, karena sebuah alasan yang Opick tidak mau menjelaskan, kerja sama itu batal. Karena membuat film adalah mimpi Opick, dia nekat berjalan sendiri.

Di Bawah Langit berkisah tentang drama romantika masyarakat pesisir. Meski bertema cinta, film tersebut tidak mengandung adegan mesra. Tidak ada peluk-pelukan maupun ciuman. "Di film ini ada adegan pernikahan, tapi ya sewajarnya," jelas dia.

Opick ingin film perdananya itu jadi film yang memiliki nilai syariah dan agama. Film tersebut rencananya dirilis pada 18 Maret, bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Tadinya pelantun Tombo Ati itu akan merilisnya Februari lalu. Tapi, lagi-lagi karena tak ada biaya, peluncuran mundur.

Entah berapa banyak tabungan yang sudah dia pergunakan untuk produksi. "Berapa banyak ya yang sudah saya habiskan? Tapi, saya yakin dalam satu minggu semuanya akan balik (modal)," tegasnya optimistis.
 
Bls: Film Indonesia: Di Bawah Langit

Opick Buat Film Yang Halal Untuk Ditonton

opick_fk_285.jpg


Jakarta - Penyanyi lagu-lagu religius, Opick, mulai serius terjun ke dunia film. Opick membuat film pertamanya yang berjudul 'Di Bawah Langit' yang ia jamin halal untuk ditonton.

"Memberikan pilihan film pada masyarakat, tidak ada ciuman atau pelukan. Film ini aman dan halal untuk ditonton.," jelasnya ketika ditemui di acara syukuran film 'Di Bawah Langit' di Brick's Cafe, Plaza Semanggi, Jl Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Rabu (10/3/2010) malam.

Opick ingin memberikan alternatif tontonan di bioskop untuk masyarakat Indonesia. Pria kelahiran 16 Maret 1974 itu juga berharap filmnya bisa memberi warna di antara tema-tema horor dan percintaan.

Pelantun 'Tombo Ati' itu menuturkan filmnya tidak mengkhususkan jalan cerita seputar masalah agama. Namun lebih ke pesan-pesan moral dan kesusilaan.

"Kalau film ini dikategorikan film religi iya. Teetapi jika tidak, juga benar karena ini gambaran kondisi masyarakat pesisir yang sebenarnya," jelasnya.

Film yang dibintangi oleh Opick, Inneke Koesherawaty dan Didi Petet tersebut memang bercerita mengenai kehidupan masyarakat pesisir. Sebagai negara kelautan, jarang sineas yang mengangkat kisah para nelayan.

Film itu memakan waktu 1,5 bulan untuk syutingnya dan proses pasca produksinya sekitar 6 bulan. Tak hanya berakting, Opick juga bertindak selaku produser, penulis skenario, sutradara dan music director.

Film 'Di Bawah Langit' akan diputar perdana pada 15 Maret 2010.
 
Bls: Film Indonesia: Di Bawah Langit

122812large.jpg


Takut Tidak Laku, Kekhawatiran Inneke tentang Film Barunya
JAKARTA - Inneke Koesherawati, 34, main film lagi. Lewat film besutan Opick yang berjudul Di Bawah Langit, Inneke menyambung aktingnya di layar lebar setelah hampir 16 tahun absen. Terakhir, artis berdarah Belanda tersebut bermain di film Kenikmatan Tabu pada 1994. Karirnya di film vakum setelah dirinya memutuskan berjilbab pada 2001. Sejak itu dia hanya bermain di layar kaca.

Apa gerangan yang membuat istri putra pemilik gedung Menara Shaidah, Fahmi Darmawansyah, tersebut mau menerima tawaran Opick? "Apa, ya? Yang pasti, filmnya bagus. Langsung klik setelah baca naskahnya. Sudah gitu, saya ngefans terhadap Mas Opick. Jadi, ketika ada tawaran main bareng, saya mau," jelasnya ketika ditemui di Djakarta Theater Senin malam lalu (15/3), saat pemutaran perdana film Di Bawah Langit.

Dalam film tersebut, Inneke berperan sebagai Maesaroh, gadis pesantren dari daerah pesisir yang atas perintah orang tua menikah dengan Jaelani (Agus Kuncoro). Dia menuturkan, sebenarnya peran itu tidak berbeda jauh dengan yang pernah dimainkannya. Bedanya, sebelumnya dia berperan di sinetron, sekarang di layar lebar. "Karakter sih tidak terlalu berbeda dan saya tidak kesulitan mendalaminya," ucap bintang serial Buku Harian Baim itu.

Namun, karena sadar bermain film, Inneke malah jadi panas dingin. Apalagi, dia selalu teringat bahwa Di Bawah Langit adalah film pertamanya setelah berjilbab. Dia mengakui, ada ketakutan dalam dirinya. "Takut nggak ada yang nonton film itu. Takut yang bikin film rugi, takut nggak laku. Entah. Saya selalu dihantui rasa takut," papar dia.

Ketakutan itu makin besar setelah film tersebut memasuki proses pascasyuting selama enam bulan. Itu adalah waktu yang tergolong lama bagi Inneke. Perempuan cantik tersebut jadi kepikiran. "Jangan-jangan film itu nggak akan keluar. Saya sudah takut parno (paranoid, Red). Eh, nggak tahunya keluar juga. Jadi lega," ungkapnya.

Di sisi lain, Inneke bersyukur karena akhirnya mendapatkan peran yang sesuai dengan hati nurani. "Saya tahu, dalam film Mas Opick pasti nggak ada peran macam-macam. Pasti nuansanya religi. Saya suka banget film-film seperti itu," ucap pemeran dalam sinetron Mutiara Hati tersebut.

Lama dia menanti tawaran seperti itu. Ketika akhirnya tawaran tersebut benar-benar datang, dia malah kaget. "Tidak percaya saja. Tapi, atas izin suami, akhirnya saya coba," imbuhnya.
 
Bls: Film Indonesia: Di Bawah Langit

Perjuangan Opick Membuat Film yang Sesuai Syariat
Jual Rumah, Promo Keliling tanpa Pemain

Membuat film adalah sebuah kenekatan yang dilakukan oleh Opick. Pelantun tembang Tombo Ati itu tidak berniat mengembalikan modal. Dia hanya ingin memberikan tontonan yang sesuai dengan syariat di antara derasnya penayangan film anak negeri yang dibumbui horor campur pornografi.

---

FILM berjudul Di Bawah Langit karya Opick dilempar ke pasaran sejak pekan lalu. Menurut pria kelahiran 16 Maret 1974 itu, film yang dibintangi Inneke Koesherawati dan Agus Kuncoro tersebut sudah ditonton lebih dari 3 ratus ribu orang. Capaian itu membuatnya senang. "Nggak nyangka, film saya bisa ditonton orang sebanyak itu," ujarnya saat bertandang ke redaksi Jawa Pos Surabaya kemarin (24/3).

Pada proyek perdana tersebut, Opick nyaris mengerjakan semuanya sendiri. Mulai jadi produser, sutradara, penata lagu, sampai pemain. Meski begitu, dia tidak mengalami kesulitan teknis. Semua itu telah dia pelajari secara otodidak. "Bidang penyutradaraan bukanlah hal yang susah. Sering menonton film saja, pasti tahu cara mencari angle yang tepat," ujar pemilik nama lengkap Ainur Rofiq Lil Firdaus tersebut.

Menjadi pemain di film yang digarap sendiri juga memberikan kesenangan bagi Opick. "Lebih gampang karena nggak ada yang mengatur atau memarahi," ungkap dia.

Soal teknis tidak menjadi kendala. Tapi, biaya menjadi masalah. Syuting bisa selesai dalam tiga minggu, tapi film itu harus tertahan hingga delapan bulan sebelum akhirnya tayang. "Harus bayar biaya pascaproduksi, editing, penggandaan film, sampai promosi. Lumayan besar jumlahnya," tutur bintang iklan sejumlah produk tersebut.

Untuk menutup biaya itu, Opick sampai menjual satu rumahnya. Meski begitu, Opick tak menyesal sedikit pun. Keyakinannya membuat film layak tonton dari segi agama telah bulat.

"Rezeki sudah diatur, sudah pasti jalannya, seperti malam yang pasti datang dan pagi yang pasti muncul. Yang jadi tugas kita adalah menyiapkan diri menghadapi itu. Bagaimana saya akan mempertanggungjawabkan harta saya kepada Sang Pencipta," katanya.

Opick tidak menargetkan uang untuk modal film itu balik. Dia sudah merasa sukses dengan membuat film yang nyaris tidak diwarnai adegan persentuhan antara para pemain yang bukan muhrim itu. "Bagi saya, sukses bukanlah dapat uang banyak. Melainkan, kita total mencurahkan semua usaha terhadap yang kita lakukan. Itulah sukses. Di film tersebut, meski masih banyak kekurangan, saya sudah total," ujarnya.

Saat ini Opick gencar mempromosikan film itu. Sebagai bagian dari totalitas dan penghematan biaya, dia berkeliling sendiri ke berbagai kota. Layaknya ketika mulai merintis karir sebagai penyanyi, Opick dan timnya mendatangi radio serta media, menawari mereka untuk mewawancarainya. Dia tidak membawa banyak kru, apalagi ramai-ramai memboyong para pemain. Sebab, membawa banyak kru dia anggap akan mengeluarkan banyak uang.

"Ya begini sekarang. Keliling kota. Sehari bisa tiga radio atau lebih. Jadwal promo agak rock and roll, bergantung yang mau wawancara. Tapi, saya sungguh menemukan gairah hidup dengan bekerja keras seperti itu," imbuhnya.
 
Back
Top