Film Indonesia: Jermal

Kalina

Moderator
film20361.jpg


Jaya (12) yang kehilangan ibunya, diantar menemui satu-satunya anggota keluarganya yang masih hidup, yaitu ayahnya, Johar (48). Johar bekerja di sebuah jermal, tempat penjaringan ikan yang dibangun di atas tonggak-tonggak kayu di tengah lautan. Jermal tersebut terpencil dan sulit dijangkau. Di tempat itu, kerja buruh kasar dan keterasingan adalah kenyataan sehari-hari. Johar dibayangi masa lalu kelam yang membuatnya tak bisa kembali ke daratan sejak 12 tahun silam

Peristiwa itu mengakibatkan Johar pasti ditahan polisi bila kembali ke daratan. Ketika Jaya tiba di jermal, ia langsung ditolak Johar yang tidak pernah tahu bahwa ia mempunyai seorang putra. Sadar sepenuhnya bahwa ia tak mungkin kembali ke daratan untuk mengantar si bocah, Johar pun terpaksa menerima Jaya bekerja di
jermal tersebut

Petemuan ini jelas menimbulkan situasi yang serba asing. Hubungan orang tua-anak yang tidak diketahui keberadaannya oleh mereka berdua

Mulai beredar 12 Maret 2009

http://21cineplex.com/jermal,movie,2036.htm#trailer

Jenis Film :
Drama
Produser :
Orlow Seunke
Produksi :
Ecco Films


Pemain :
Didi Petet
Yayu Aw Unru
Iqbal S. Manurung
Chairil A. Dalimunthe
Sutradara :
Ravi Bharwani
Rayya Makarim
Utawa Tresno
Penulis :
Ravi Bharwani
Rayya Makarim
Orlow Seunke
 
Bls: Film Indonesia: Jermal

Akhirnya, ku tonton juga film ini. Maklum, di Jember tidak ada bioskop yang bener-bener bioskop macam 21 cineplex. Haha

Yuk bahas filmnya.. (Ini nulis sambil nonton)

Pembukaan, kita disuguhi adegan si Jaya mabuk laut. Muntah-muntah. Tapi anehnya, kalo habis muntah kok gak kumur atau apa gitu, malah langsung bobo lagi. Jijay!

Jermal ini apa sih? Tempat apa? Baru tau aku. Ada tempat terpencil di tengah laut.

Wow, gaya Didi Petet benar-benar different. Tapi, beliau cukup hebat menjiwai perannya.

Tema kekerasan, di perfilman Indonesia ternyata masih sangat sarat. Walau pun di film pendidikan sekalipun. Dan ironisnya, kekerasan itu dilakukan oleh anak-anak dan remaja. Wow! Semoga di kekerasan di film ini hanya segitu aja.

Nonton ini, jadi tau gimana suka duka proses penangkapan ikan. Hehe.

Dan pesan kasih sayang orang tua ke anaknya, itu juga penting.
 
Back
Top