gLB-876
New member
VIVAnews - Anggota DPR Fraksi PDIP, Trimedya Panjaitan, mengkritik pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait ledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton. Pernyataan SBY dianggap berlebihan.
"Pernyataan SBY itu kesannya malah membuat kecemasan baru di masyarakat bukan ketenangan," kata Trimedya, Jumat 17 Juli 2009.
SBY seharusnya tidak menunjukkan rekaman video dan foto-foto teroris yang berlatih menembak dengan sasaran tembak wajah SBY. Seharusnya SBY tak mempublikasikan video dan gambar tersebut sebelum pelakunya tertangkap. "Bukan belum terjadi baru diumumkan, itu kan kerja intelijen," ujarnya.
Trimedya juga menyesalkan pernyataan SBY bahwa akan ada revolusi jika dia menang pemilu dan SBY tidak boleh dilantik. Apakah pernyataan SBY diarahkan kepada Prabowo, Trimeda membantahnya. "Oh, nggak lah itu terlalu berlebihan. Jangan buat kecemasan baru dengan menuding."
Dalam pidatonya SBY mengatakan, "Barangkali ada di antara kita di waktu lalu melakukan kejahatan, membunuh, pelaku lolos. Kali ini negara tidak boleh membiarkan mereka menjadi drakula dan penebar maut di negeri kita."
Dalam jumpa pers di Istana Negara itu, SBY juga menunjukkan rekaman video dan foto-foto latihan menembak yang dilakukan teroris dengan sasaran tembak mukanya.
"Ini memang tidak pernah dibuka kepada umum kepada publik meski kita pantau dan ikuti. Intelijen yang kita menginformasikan adanya kelompok teroris yang melatih menembak dengan foto saya. Foto SBY sebagai sasaran, dua orang menembak. Ini sasarannya (SBY menunjukkan foto) dan ini foto saya dengan tembakan di wilayah muka saya dan banyak lagi," kata SBY.
(sumber : vivanews.com)
"Pernyataan SBY itu kesannya malah membuat kecemasan baru di masyarakat bukan ketenangan," kata Trimedya, Jumat 17 Juli 2009.
SBY seharusnya tidak menunjukkan rekaman video dan foto-foto teroris yang berlatih menembak dengan sasaran tembak wajah SBY. Seharusnya SBY tak mempublikasikan video dan gambar tersebut sebelum pelakunya tertangkap. "Bukan belum terjadi baru diumumkan, itu kan kerja intelijen," ujarnya.
Trimedya juga menyesalkan pernyataan SBY bahwa akan ada revolusi jika dia menang pemilu dan SBY tidak boleh dilantik. Apakah pernyataan SBY diarahkan kepada Prabowo, Trimeda membantahnya. "Oh, nggak lah itu terlalu berlebihan. Jangan buat kecemasan baru dengan menuding."
Dalam pidatonya SBY mengatakan, "Barangkali ada di antara kita di waktu lalu melakukan kejahatan, membunuh, pelaku lolos. Kali ini negara tidak boleh membiarkan mereka menjadi drakula dan penebar maut di negeri kita."
Dalam jumpa pers di Istana Negara itu, SBY juga menunjukkan rekaman video dan foto-foto latihan menembak yang dilakukan teroris dengan sasaran tembak mukanya.
"Ini memang tidak pernah dibuka kepada umum kepada publik meski kita pantau dan ikuti. Intelijen yang kita menginformasikan adanya kelompok teroris yang melatih menembak dengan foto saya. Foto SBY sebagai sasaran, dua orang menembak. Ini sasarannya (SBY menunjukkan foto) dan ini foto saya dengan tembakan di wilayah muka saya dan banyak lagi," kata SBY.
(sumber : vivanews.com)