nurcahyo
New member
Fraksi Golkar: Pemerintah Perlu Waspadai Agenda Bakar Emosi Rakyat
Kapanlagi.com - Pemerintah perlu mewaspadai adanya upaya kelompok tertentu yang memanfaatkan isu pengamanan berlebihan terhadap rombongan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush untuk membakar emosi rakyat.
Anggota Fraksi Partai Golkar di DPR RI, Djoko Purwongemboro di Jakarta, Senin (20/11), menyatakan, nilai kunjunan Bush yang bermakna strategis bagi Indonesia bisa buyar, bila hal-hal seperti ini tak diantisipasi serius.
"Bahwasanya nilai kunjungan Bush sangat strategis dan bersifat kritis, baik dalam tataran ekonomi maupun politik, tentu memerlukan tingkat pengaturan pengamanan yang paripurna. Itu saya sependapat," kata mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Pancamarga (PP PPM) itu.
Tetapi, menurutnya, aplikasi sistem pengamanan di lapangan terkesan terlalu over protektif.
"Analog saya, kalau kita buat rumah di tengah hutan, kita buat pagar setinggi 10 meter. Padahal daya lompatan harimau-harimau hanya dua meter," katanya.
Artinya, sambungnya, cukup dengan tingi pagar empat meter sudah sangat aman, tidak perlu 10 meter yang menimbulkan kesan terlalu berlebihan.
"Akibatnya, ini dianggap banyak pihak telah mengganggu aktivitas sektor riil yang terkait dengan ekonomi rakyat. Dan isu inilah yang dieksploitasi kelompok tertentu yang memang ada agenda lain menimbulkan emosi rakyat.
Kapanlagi.com - Pemerintah perlu mewaspadai adanya upaya kelompok tertentu yang memanfaatkan isu pengamanan berlebihan terhadap rombongan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush untuk membakar emosi rakyat.
Anggota Fraksi Partai Golkar di DPR RI, Djoko Purwongemboro di Jakarta, Senin (20/11), menyatakan, nilai kunjunan Bush yang bermakna strategis bagi Indonesia bisa buyar, bila hal-hal seperti ini tak diantisipasi serius.
"Bahwasanya nilai kunjungan Bush sangat strategis dan bersifat kritis, baik dalam tataran ekonomi maupun politik, tentu memerlukan tingkat pengaturan pengamanan yang paripurna. Itu saya sependapat," kata mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Pancamarga (PP PPM) itu.
Tetapi, menurutnya, aplikasi sistem pengamanan di lapangan terkesan terlalu over protektif.
"Analog saya, kalau kita buat rumah di tengah hutan, kita buat pagar setinggi 10 meter. Padahal daya lompatan harimau-harimau hanya dua meter," katanya.
Artinya, sambungnya, cukup dengan tingi pagar empat meter sudah sangat aman, tidak perlu 10 meter yang menimbulkan kesan terlalu berlebihan.
"Akibatnya, ini dianggap banyak pihak telah mengganggu aktivitas sektor riil yang terkait dengan ekonomi rakyat. Dan isu inilah yang dieksploitasi kelompok tertentu yang memang ada agenda lain menimbulkan emosi rakyat.