Kalina
Moderator
BRUSSELS - Setelah memberikan mandat pembentukan kabinet baru kepada PM Ismail Haniyeh, pemimpin Palestina Mahmoud Abbas makin giat menghimpun dukungan Barat. Tujuan utamanya menghentikan boikot finansial. Jumat lalu Abbas dan Uni Eropa (UE) bersepakat bahwa pemerintahan koalisi Palestina harus mengakui Israel sebagai negara.
"Kami tetap memegang komitmen terhadap solusi dua negara (Israel-Palestina), mengakui Israel, menghentikan kekerasan dan teror, serta setia kepada kesepakatan damai Israel-Palestina yang dicapai beberapa waktu lalu," kata Abbas dalam konferensi pers bersama Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Javier Solana. Melalui pernyataan itu, Abbas berharap negara-negara Barat kembali mengucurkan bantuan untuk rakyat Palestina.
Dalam kesempatan itu, Abbas mengatakan, hal terpenting yang dibutuhkan rakyat Palestina dan Israel saat ini adalah harapan. "Dengan harapan baru, perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut sangat mungkin terwujud," kata politikus moderat itu.
Sebelum menemui Solana di Brussels, Belgia, Abbas berusaha menarik dukungan Kanselir Jerman Angela Merkel. Dalam pertemuan di Berlin itu, Merkel menyambut baik permintaan Abbas. "Saya senang mendengar berakhirnya pertumpahan darah di kawasan konflik tersebut, terutama di Jalur Gaza. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan," kata Merkel.
Merkel dan Solana berjanji mendukung pemerintahan koalisi Palestina asal tetangga Israel itu memenuhi permintaan kuartet internasional. Beberapa waktu lalu, organisasi internasional yang terdiri atas Amerika Serikat (AS), UE, Rusia, dan PBB menyeru Palestina agar mengakui Israel. Tapi, Hamas yang memenangi pemilu tahun lalu tidak pernah bersedia mengakui negeri Yahudi itu sebagai negara.
"Kami tetap memegang komitmen terhadap solusi dua negara (Israel-Palestina), mengakui Israel, menghentikan kekerasan dan teror, serta setia kepada kesepakatan damai Israel-Palestina yang dicapai beberapa waktu lalu," kata Abbas dalam konferensi pers bersama Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Javier Solana. Melalui pernyataan itu, Abbas berharap negara-negara Barat kembali mengucurkan bantuan untuk rakyat Palestina.
Dalam kesempatan itu, Abbas mengatakan, hal terpenting yang dibutuhkan rakyat Palestina dan Israel saat ini adalah harapan. "Dengan harapan baru, perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut sangat mungkin terwujud," kata politikus moderat itu.
Sebelum menemui Solana di Brussels, Belgia, Abbas berusaha menarik dukungan Kanselir Jerman Angela Merkel. Dalam pertemuan di Berlin itu, Merkel menyambut baik permintaan Abbas. "Saya senang mendengar berakhirnya pertumpahan darah di kawasan konflik tersebut, terutama di Jalur Gaza. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan," kata Merkel.
Merkel dan Solana berjanji mendukung pemerintahan koalisi Palestina asal tetangga Israel itu memenuhi permintaan kuartet internasional. Beberapa waktu lalu, organisasi internasional yang terdiri atas Amerika Serikat (AS), UE, Rusia, dan PBB menyeru Palestina agar mengakui Israel. Tapi, Hamas yang memenangi pemilu tahun lalu tidak pernah bersedia mengakui negeri Yahudi itu sebagai negara.