nurcahyo
New member
Gangguan GIT pada penderita GGK
Gangguan gastrointestinal (GIT) merupakan simptom sering muncul pada penderita gagal ginjal kronik. Anoreksia dan keluhan saluran pencernaan atas seperti regurgitasi, mual, muntah, rasa kembung dan cepat kenyang sering dikeluhkan pada pasien uremik yang akan menyebabkan malnutrisi dan rendahnya kualitas hidup. Tinjauan aspek-aspek yang mungkin dapat terlibat sehingga menimbulkan gejala-gejala di atas adalah:
1. Lesi mukosa gastroduodenum dan sekresi asam lambung
Inflamasi gastroduodenal sering muncul pada penderita GGK (25-67 %), dimana anthral gastritis (lesi pada daerah anthrum lambung) adalah yang tersering. Ulkus peptikum walaupun tidak tampak lebih tinggi prevalensinya dibandingkan pasien non GGK tetapi frekuensi komplikasinya meningkat yang disebabkan karena efek dari terapi. Hipergastrinemia yang muncul pada pasien GGK sebenarnya adalah kompensasi dari tingginya kadar amonia tubuh (jadi sebenarnya sekresi asam lambung cenderung menurun daripada meningkat yang dikarenakan netralisasi oleh amonia). Kuman Helicobacter pylori tidak banyak berperan sebagai penyebab gastritis pada GGK.
2. Pankreatitis
Insiden pankreatitis meningkat pada GGK yang mungkin disebabkan oleh faktor iatrogenik (prosedur HD, steroid dan obat imunosupresan lainnya). Kelainan dari uremik pankreopati yang memiliki multifaktor patofisologi diduga berhubungan dengan keadaan ini:
Gangguan ini sering menimbulkan reflux, terutama pada bayi (72 %) dan anak anak (72 %). Yang menjadi catatan pada pasien pasien CAPD cairan pada rongga abdomen dapat menstimulasi kemoreseptor dalam dinding mesenterium yang mengakibatkan aktivasi dari nervus vagus dan penghambatan pengosongan lambung.
4. Hormon polipeptida
Ginjal memiliki fungsi penting dalam bersihan dan inaktivasi dari berbagai hormon polipeptida, dan karenanya sindrom uremik dapat menghambat sekresi, sintesis dan pengaturan dari peptida ini. Oleh karenanya gastrin serum sering meningkat , begitu juga glukagon, gastric-inhibitory polypeptide (GIP), gastrin releasing petide, pancreatic polypeptide dan poliptide tyrosine-tyrosine (PYY) secara meningkat pada pasien GGK. Peningkatan hormon-hormon ini dapat mencetuskan gangguan kontraksi lambung, rasa mual, muntah serta gangguan motilitas usus.
5. Asidosis, hipokalemia, hiperkalsemia, hipomagnesemia, hiperglikemia dan uremia yang sering muncul pada penderita GGK memungkinkan mencetuskan rasa mual, statis pergerakan lambung dan ileus yang berkepanjangan.
6. Pasien HD rentan terinfeksi Hepatistis B dan Hepatitis C, yang juga menimbulkan gejala anoreksia, mual dan muntah dan mencetuskan pankreatitis.
Penanganan
Obat-obat seperti antagonis dopamine, domperidone, metoclopramide dan agonis kolinergik cisapride dapat meningkatkan kontraktilitas dari spinkter oesophagus bawah, meningkatkan koordinasi antroduodenum dan akselerasi pengosongan lambung. Antibiotik erythromycin dapat digunakan untuk kasus diabetik gastroparesis dan gangguan pengosongan lambung lainnya karena kemampuannya untuk meningkatkan motilitas lambung. Hydroxytriptamine tipe 3 (HT3) reseptor antagonis juga dapat digunakan untuk mengontrol rasa mual dan muntah
sumber : Kalbe Farma Medical Portal
Gangguan gastrointestinal (GIT) merupakan simptom sering muncul pada penderita gagal ginjal kronik. Anoreksia dan keluhan saluran pencernaan atas seperti regurgitasi, mual, muntah, rasa kembung dan cepat kenyang sering dikeluhkan pada pasien uremik yang akan menyebabkan malnutrisi dan rendahnya kualitas hidup. Tinjauan aspek-aspek yang mungkin dapat terlibat sehingga menimbulkan gejala-gejala di atas adalah:
1. Lesi mukosa gastroduodenum dan sekresi asam lambung
Inflamasi gastroduodenal sering muncul pada penderita GGK (25-67 %), dimana anthral gastritis (lesi pada daerah anthrum lambung) adalah yang tersering. Ulkus peptikum walaupun tidak tampak lebih tinggi prevalensinya dibandingkan pasien non GGK tetapi frekuensi komplikasinya meningkat yang disebabkan karena efek dari terapi. Hipergastrinemia yang muncul pada pasien GGK sebenarnya adalah kompensasi dari tingginya kadar amonia tubuh (jadi sebenarnya sekresi asam lambung cenderung menurun daripada meningkat yang dikarenakan netralisasi oleh amonia). Kuman Helicobacter pylori tidak banyak berperan sebagai penyebab gastritis pada GGK.
2. Pankreatitis
Insiden pankreatitis meningkat pada GGK yang mungkin disebabkan oleh faktor iatrogenik (prosedur HD, steroid dan obat imunosupresan lainnya). Kelainan dari uremik pankreopati yang memiliki multifaktor patofisologi diduga berhubungan dengan keadaan ini:
- Timbulnya hiperparatiroid sekunder (yang akan merangsang peningkatan tripsinogen menjadi tripsin dan menyebabkan autodigesti pankreas).
- Peningkatan polipeptida serum (seperti kolesistokinin, sekretin, gastrin) yang merangsang sekresi kelenjar eksokrin pankreas
- Asidosis kronik
Gangguan ini sering menimbulkan reflux, terutama pada bayi (72 %) dan anak anak (72 %). Yang menjadi catatan pada pasien pasien CAPD cairan pada rongga abdomen dapat menstimulasi kemoreseptor dalam dinding mesenterium yang mengakibatkan aktivasi dari nervus vagus dan penghambatan pengosongan lambung.
4. Hormon polipeptida
Ginjal memiliki fungsi penting dalam bersihan dan inaktivasi dari berbagai hormon polipeptida, dan karenanya sindrom uremik dapat menghambat sekresi, sintesis dan pengaturan dari peptida ini. Oleh karenanya gastrin serum sering meningkat , begitu juga glukagon, gastric-inhibitory polypeptide (GIP), gastrin releasing petide, pancreatic polypeptide dan poliptide tyrosine-tyrosine (PYY) secara meningkat pada pasien GGK. Peningkatan hormon-hormon ini dapat mencetuskan gangguan kontraksi lambung, rasa mual, muntah serta gangguan motilitas usus.
5. Asidosis, hipokalemia, hiperkalsemia, hipomagnesemia, hiperglikemia dan uremia yang sering muncul pada penderita GGK memungkinkan mencetuskan rasa mual, statis pergerakan lambung dan ileus yang berkepanjangan.
6. Pasien HD rentan terinfeksi Hepatistis B dan Hepatitis C, yang juga menimbulkan gejala anoreksia, mual dan muntah dan mencetuskan pankreatitis.
Penanganan
Obat-obat seperti antagonis dopamine, domperidone, metoclopramide dan agonis kolinergik cisapride dapat meningkatkan kontraktilitas dari spinkter oesophagus bawah, meningkatkan koordinasi antroduodenum dan akselerasi pengosongan lambung. Antibiotik erythromycin dapat digunakan untuk kasus diabetik gastroparesis dan gangguan pengosongan lambung lainnya karena kemampuannya untuk meningkatkan motilitas lambung. Hydroxytriptamine tipe 3 (HT3) reseptor antagonis juga dapat digunakan untuk mengontrol rasa mual dan muntah
sumber : Kalbe Farma Medical Portal