TEHERAN, SENIN - Pasukan elite Iran, Garda Revolusi, kembali memulai latihan perang selama tiga hari, Senin (19/2), hanya dua hari menjelang berakhirnya tenggat untuk menghentikan program nuklir. Latihan perang itu merupakan latihan perang kedua selama bulan Februari ini.
Awal Februari lalu, pasukan udara dan laut Garda Revolusi menggelar latihan perang di Teluk. Dalam latihan itu, rudal-rudal yang "bisa menenggelamkan sebuah kapal perang besar" dapat diuji coba.
Latihan perang kali ini dilakukan di 16 dari 30 provinsi di Iran. Televisi setempat melaporkan, latihan perang itu merupakan latihan perang terbesar sejak Maret 2006. Sekitar 20 brigade atau 60.000 tentara ikut serta dalam latihan perang yang dinamakan Manuver Kekuatan tersebut.
"Seluruh senjata yang dimiliki kekuatan darat Garda Revolusi, termasuk persenjataan baru, akan diuji selama latihan perang," kata Komandan Angkatan Darat Garda Revolusi Jenderal Reza Zahedi. "Pesan dari manuver ini adalah menunjukkan kesiapan seluruh bangsa Iran untuk mempertahankan negaranya," kata Zahedi, seperti dikutip kantor berita IRNA.
IRNA juga melaporkan, latihan perang itu mencakup peluncuran rudal jarak pendek, menengah, dan panjang. Televisi setempat menayangkan roket-roket meluncur ke udara dari peluncur bergerak di darat dan dari kapal kecil di perairan.
Sebanyak 750 rudal dan meriam akan ditembakkan selama latihan perang itu. Juru bicara latihan perang mengatakan, latihan itu dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan pertahanan pasukan militer serta penempatan meriam dan pasukan pada masa awal peperangan.
Unjuk kekuatan
Para pengamat militer menilai latihan perang kali ini dimaksudkan sebagai unjuk kekuatan dan memperlihatkan kemampuan Iran menghadapi tekanan Amerika Serikat.
Peran Garda Revolusi penting karena merupakan pasukan elite Iran dengan 200.000 tentara dan memiliki angkatan laut dan angkatan udara sendiri. Tugas Garda Revolusi adalah menjaga obyek-obyek vital seperti instalasi minyak bumi dan gas alam, serta gudang senjata dan rudal Iran.
Seiring meningkatnya ketegangan antara Iran dan Barat akibat program nuklir Iran, AS dan Iran bergantian melakukan manuver militer. Washington mengirim lebih banyak kapal induk ke kawasan Teluk dan Iran membalas dengan lebih banyak latihan perang.
Dewan Keamanan PBB menyetujui resolusi atas Iran pada 23 Desember untuk menjatuhkan sanksi ekonomi dan memberi waktu 60 hari kepada Iran untuk menghentikan pengayaan uranium. Jika tenggat tidak ditaati, PBB akan menjatuhkan sanksi tambahan.
Bertemu IAEA
Juru runding nuklir Iran, Ali Larijani, dilaporkan akan bertemu dan mengadakan pembicaraan dengan pemimpin Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Mohamed ElBaradei di Vienna, Selasa ini.
"Ali Larijani, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional, akan bertemu Mohamed ElBaradei di Vienna, Selasa," kata utusan Iran untuk IAEA, Ali Ashgar Soltanieh, kepada IRNA.
Pertemuan tersebut berlangsung hanya beberapa hari sebelum IAEA mengeluarkan laporan, Jumat mendatang, tentang pemenuhan tuntutan kepada Iran untuk menghentikan program nuklir yang sensitif itu.
Peluncuran stasiun pembangkit tenaga nuklir pertama Iran tampaknya tertunda karena keterlambatan pembayaran oleh Iran. "Situasi sulit karena keterlambatan pembiayaan konstruksi Bushehr oleh pihak Iran akan menyebabkan perubahan jadwal penyelesaian proyek," kata Irina Yesipova, juru bicara Atomstroiexport.
Awal Februari lalu, pasukan udara dan laut Garda Revolusi menggelar latihan perang di Teluk. Dalam latihan itu, rudal-rudal yang "bisa menenggelamkan sebuah kapal perang besar" dapat diuji coba.
Latihan perang kali ini dilakukan di 16 dari 30 provinsi di Iran. Televisi setempat melaporkan, latihan perang itu merupakan latihan perang terbesar sejak Maret 2006. Sekitar 20 brigade atau 60.000 tentara ikut serta dalam latihan perang yang dinamakan Manuver Kekuatan tersebut.
"Seluruh senjata yang dimiliki kekuatan darat Garda Revolusi, termasuk persenjataan baru, akan diuji selama latihan perang," kata Komandan Angkatan Darat Garda Revolusi Jenderal Reza Zahedi. "Pesan dari manuver ini adalah menunjukkan kesiapan seluruh bangsa Iran untuk mempertahankan negaranya," kata Zahedi, seperti dikutip kantor berita IRNA.
IRNA juga melaporkan, latihan perang itu mencakup peluncuran rudal jarak pendek, menengah, dan panjang. Televisi setempat menayangkan roket-roket meluncur ke udara dari peluncur bergerak di darat dan dari kapal kecil di perairan.
Sebanyak 750 rudal dan meriam akan ditembakkan selama latihan perang itu. Juru bicara latihan perang mengatakan, latihan itu dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan pertahanan pasukan militer serta penempatan meriam dan pasukan pada masa awal peperangan.
Unjuk kekuatan
Para pengamat militer menilai latihan perang kali ini dimaksudkan sebagai unjuk kekuatan dan memperlihatkan kemampuan Iran menghadapi tekanan Amerika Serikat.
Peran Garda Revolusi penting karena merupakan pasukan elite Iran dengan 200.000 tentara dan memiliki angkatan laut dan angkatan udara sendiri. Tugas Garda Revolusi adalah menjaga obyek-obyek vital seperti instalasi minyak bumi dan gas alam, serta gudang senjata dan rudal Iran.
Seiring meningkatnya ketegangan antara Iran dan Barat akibat program nuklir Iran, AS dan Iran bergantian melakukan manuver militer. Washington mengirim lebih banyak kapal induk ke kawasan Teluk dan Iran membalas dengan lebih banyak latihan perang.
Dewan Keamanan PBB menyetujui resolusi atas Iran pada 23 Desember untuk menjatuhkan sanksi ekonomi dan memberi waktu 60 hari kepada Iran untuk menghentikan pengayaan uranium. Jika tenggat tidak ditaati, PBB akan menjatuhkan sanksi tambahan.
Bertemu IAEA
Juru runding nuklir Iran, Ali Larijani, dilaporkan akan bertemu dan mengadakan pembicaraan dengan pemimpin Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Mohamed ElBaradei di Vienna, Selasa ini.
"Ali Larijani, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional, akan bertemu Mohamed ElBaradei di Vienna, Selasa," kata utusan Iran untuk IAEA, Ali Ashgar Soltanieh, kepada IRNA.
Pertemuan tersebut berlangsung hanya beberapa hari sebelum IAEA mengeluarkan laporan, Jumat mendatang, tentang pemenuhan tuntutan kepada Iran untuk menghentikan program nuklir yang sensitif itu.
Peluncuran stasiun pembangkit tenaga nuklir pertama Iran tampaknya tertunda karena keterlambatan pembayaran oleh Iran. "Situasi sulit karena keterlambatan pembiayaan konstruksi Bushehr oleh pihak Iran akan menyebabkan perubahan jadwal penyelesaian proyek," kata Irina Yesipova, juru bicara Atomstroiexport.