Megha
New member
ADA satu mitos yang menghubungkan kehamilan dan kulit. Jika digaruk, kulit perut ibu hamil akan menimbulkan guratan-guratan. Nah, menggaruknya lantas harus menggunakan sisir rambut. Benarkah? 
Menurut dr Benny Abdullah SpKK, guratan di perut ibu hamil disebut striae gravidarum. Warnanya kecokelatan. Garukan, tegas dia, tidak menimbulkan striae. ?Namun, garukan dapat memperparah striae. Apalagi jika sebelumnya sudah memiliki gangguan kulit yang sama,? ujarnya.
Ada yang menganggap bahwa guratan tersebut selulit. ?Harus dibedakan antara striae dan selulit. Striae terjadi khusus pada ibu melahirkan.? urainya. Sedangkan selulit terjadi pada remaja karena tumpukan lemak di bawah kulit.
Umumnya, striae muncul di bagian perut, paha kanan dan kiri, serta pantat. Ada beberapa penyebab striae. Salah satunya, perubahan hormonal. Selain itu, perut yang semakin membesar sehingga kulit pecah-pecah.
Kondisi tersebut sangat individual. Sebab, tak semua wanita mengalaminya. Selain itu, kemunculan striae tak mungkin diprediksi. ?Bisa saja, ketika melahirkan anak pertama, striae tidak muncul. Tapi, striae baru tampak ketika ibu melahirkan putra keduanya,? papar Benny.
Striae dapat ditangani setelah ibu melahirkan dengan pemberian obat-obatan tertentu. ?Penggunaan lain bisa dengan mikrodermabrasi. Terapi ini sering memberikan hasil yang bagus,? tuturnya. (indopos)
Menurut dr Benny Abdullah SpKK, guratan di perut ibu hamil disebut striae gravidarum. Warnanya kecokelatan. Garukan, tegas dia, tidak menimbulkan striae. ?Namun, garukan dapat memperparah striae. Apalagi jika sebelumnya sudah memiliki gangguan kulit yang sama,? ujarnya.
Ada yang menganggap bahwa guratan tersebut selulit. ?Harus dibedakan antara striae dan selulit. Striae terjadi khusus pada ibu melahirkan.? urainya. Sedangkan selulit terjadi pada remaja karena tumpukan lemak di bawah kulit.
Umumnya, striae muncul di bagian perut, paha kanan dan kiri, serta pantat. Ada beberapa penyebab striae. Salah satunya, perubahan hormonal. Selain itu, perut yang semakin membesar sehingga kulit pecah-pecah.
Kondisi tersebut sangat individual. Sebab, tak semua wanita mengalaminya. Selain itu, kemunculan striae tak mungkin diprediksi. ?Bisa saja, ketika melahirkan anak pertama, striae tidak muncul. Tapi, striae baru tampak ketika ibu melahirkan putra keduanya,? papar Benny.
Striae dapat ditangani setelah ibu melahirkan dengan pemberian obat-obatan tertentu. ?Penggunaan lain bisa dengan mikrodermabrasi. Terapi ini sering memberikan hasil yang bagus,? tuturnya. (indopos)