Gas Mematikan Gunung Dieng

spirit

Mod
Gas beracun tak hanya ke luar dari kawah Gunung, tapi juga rekahan-rekahan tanah
KAMIS, 2 JUNI 2011, 06:56 WIB Elin Yunita Kristanti

64720_panorama_alam_di_pegunungan_dieng_wonosobo_jawa_tengah_300_225.jpg

Tercatat dalam sejarah bencana Indonesia: Tragedi Sinila 20 Februari 1979. Kala itu Gunung Dieng erupsi, mengeluarkan gas beracun, setidaknya 149 warga tewas.

"Saat tragedi Sinila, penduduk yang tewas justru karena tercegat gas yang ke luar dari rekahan tanah," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono kepada VIVAnews.com, Rabu 1 Juni 2011 malam.

Dijelaskan Surono, meski kali bukan Sinila, melainkan Kawah Timbang yang aktif, potensi bahaya tetap ada. Tak hanya gas yang ke luar dari kawah, banyak kantong gas beracun yang belum diketahui keberadaannya. "Rekahan itu sudah ada sejak lama, mengeluarkan gas. Saat ini gempa-gempa yang terjadi menambah tekanan gas dalam rekahan sehingga ke luar lebih banyak."

Lalu, apa yang bisa dilakukan, apalagi gas CO2 dan karbonmonoksida tak bisa dideteksi rupa dan baunya? Beda dengan sulfur yang masih bisa diketahui dari bau. "Pengungsian, itu satu-satunya cara antisipasi, karena barangnya (gas) tidak kelihatan," tambah Surono.

Namun, tak semua masyarakat mematuhi imbauan untuk menjauh dari kawasan 1.000 meter dari Kawah Timbang. "Kalau diminta mengungsi jangan nantang. Masih banyak juga yang ngeyel," kata Surono.

Untuk diketahui, sebagian warga Desa Sumberejo, misalnya, masih menolak meninggalkan rumahnya. Mereka bersikeras bahwa wilayahnya cukup jauh dari mulut kawah Timbang atau berjarak sekitar 2 kilometer.

Tak hanya itu, berpegang pada masa lalu, warga meyakini Kawah Timbang cenderung bergerak ke utara atau selatan dari mulut kawah. Kalaupun ada pelepasan gas beracun, biasanya terjadi pada sore hingga dini hari. Gas beracun akan hilang dengan sendirinya jika permukaan tanah menghangat karena sinar matahari.

Menurut Surono, itu keyakinan yang salah. "Jangan percaya masa lalu, nyawa jadi taruhannya," kata dia. "Kalau meninggal bisa ngubur sendiri tidak apa-apa, ini ngajak temannya. Ngeyelnya itu yang keterlaluan, pokoke karep," kata Surono.

Persoalan ini yang dirasa Surono paling berat. "Lebih berat dari mengurus gunung."

Bagaimana jika dilakukan evakuasi paksa? "Ini kan sifatnya antisipasi, kalau dilakukan evakuasi paksa, terus tidak terjadi apa-apa malah dituduh melanggar HAM," jelas dia.

Status Gunung Dieng naik menjadi Siaga pada Minggu 29 Mei 2011 pukul 20.45 WIB. Status Dieng sebelumnya telah dinaikan dari Normal menjadi Waspada pada 23 Mei 2011 pukul 14.00 WIB.


sumber: vivanews
 
Sejarah Aktivitas Vulkanik Gunung Dieng


112207_dieng--kawah-chandradimuka_300_225.jpg

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, mengatakan status Gunung Dieng telah mengalami peningkatan status dari Waspada ke Siaga. Aktivitas vulkanik di Kawah Timbang pun meningkat, ditandai dengan keluarnya gas beracun.

Sebenarnya, aktivitas vulkanik di Dieng bukan hal yang terbilang baru. Peneliti gunung berapi asal Australia, John Seach dalam situsnya Volcanolive.com, menyebutkan selama beberapa abad aktivitas vulkanik di Dieng didominasi oleh erupsi freatik (letusan yang disebabkan pemanasan air di bawah tanah) dan aktivitas geothermal (panas bumi), seperti fumaroles (kawah), solfataras (uap belerang), kolam lumpur, dan sumber air panas.

Gunung Dieng juga terkenal karena melepaskan karbondioksida (CO2) beracun, yang terkadang menimbulkan korban jiwa penduduk setempat. Emisi karbondioksida itu bisa merusak vegetasi sekitar, penduduk setempat pun menyebutnya "lembah kematian".

Di dataran tinggi Dieng terdapat dua gunung jenis stratovolcano (Butak Petarangan dan Dieng) dan banyak kawah aktif. Sebagian kawah merupakan kolam mengandung asam panas.

John Seach pun mencatat sejumlah letusan yang pernah terjadi di Dieng, yaitu:

2009:
Pada 16 Januari, Dieng meningkat statusnya menjadi waspada. setelah ada aktivitas vulkanik sehari sebelumnya. Erupsi terjadi di kawah Sibanteng, yang menyemburkan material (uap panas) hingga 50 meter.

Pada 1 - 19 September, terdapat dua gempa vulkanik. Sedangkan pada 20 - 23 September, terdapat setidaknya satu gempa vulkanik, dan satu gempa vulkanik lagi pada 24 September.

Kemudian pada 26 - 27 September, erupsi freatik kembali terjadi, tapi kali ini di kawah Sileri. Erupsi berlangsung sekitar 15 detik. Letusan terdengar hingga jarak 2 kilometer dari kawah. Selama erupsi freatik, lumpur juga terlontar hingga radius 140 meter. Temperatur di kawah Sileri sendiri tetap konstan, sekitar 70 derajat Celcius.

Dalam erupsi freatik ini, status gunung tidak ditingkatkan. Tidak ada gas beracun yang dihembuskan. Warga pun hanya diminta menjauh dari sekitar kawah Sileri, tanpa ada perintah evakuasi.

1992:
Pada 18 Maret 1992 gunung Dieng mengeluarkan gas beracun yang menewaskan satu orang di sekitar sungai yang terletak 200 meter sebelah barat kawah Sikidang.

1979:
Di tahun ini, terjadi erupsi di sisi barat daya gunung Dieng, yang disertai hembusan karbondioksida. Setidaknya 149 orang tewas dalam erupsi yang terjadi pada 20 Februari. Kawah Sinila juga mengeluarkan gas karbondioksida dan Hidrogen Sulfida (H2S). Sekitar 17 ribu penduduk pun dievakuasi dari enam desa di sekitar kawah Sinila. Ikan dan ternak kemudian tewas akibat erupsi.

1944:
Letusan terjadi pada tanggal 4 Desember. Hujan abu dan lumpur terjadi di desa Kepakisan, Sekalem, Sidolok, Pagerkandang, Djawera, dan Kepakisan-lor hingga gelap pekat. Setidaknya 59 orang tewas, 38 orang luka (sebagian luka bakar), dan 55 orang menghilang.

1939:
Erupsi freatik terjadi di Dieng pada 13 Oktober. Retakan membentuk lereng dan menghasilkan pancaran lumpur. Aktivitas ini terus berlangsung hingga 3 November

Tahun terjadinya aktivitas vulkanik di Dieng:

2009, 2005, 1993, 1986, 1981, 1979, 1964, 1956, 1954, 1953, 1952?, 1944, 1943, 1939, 1928, 1883-84, 1847, 1826, 1825, 1786, 1776?, 1375.


sumber: vivanews
 
Tahun terjadinya aktivitas vulkanik di Dieng:

2009, 2005, 1993, 1986, 1981, 1979, 1964, 1956, 1954, 1953, 1952?, 1944, 1943, 1939, 1928, 1883-84, 1847, 1826, 1825, 1786, 1776?, 1375.


wah udah 24 kali ya hingga thn ini
 
Back
Top