Kalina
Moderator
Menjawab hal ini, Sylvina Savitri, konsultan Experd,
kalau karisma itu menguap bersamaan dengan
lenyapnya jabatan, kemungkinan besar karisma itu
memang diberikan oleh kewenangan. Sehingga,
power of influence yang dia miliki murni didapat dari
posisi, bukan karena karakternya.
Kualitas pribadi yang karismatik sangat dibutuhkan
dalam leadership, karena seorang pemimpin harus
bisa memengaruhi orang lain. Itulah mengapa
karisma menjadi penting bagi orang-orang yang
duduk di posisi tinggi, katakanlah, para eksekutif. Kenyataannya, banyak orang yang punya title, dan
dengan sendirinya karisma itu sudah diberikan, tapi
kata-katanya tetap tidak didengar. Bisa dibilang,
karismanya tidak mempan. Padahal, sebagai
pimpinan, ia bertugas untuk melakukan koordinasi
dan memastikan bahwa permintaannya dikerjakan oleh orang lain dengan senang hati, tutur Sylvina. Dengan demikian, itu berarti, akan lebih penting bagi
kita untuk mengembangkan karakter yang lebih
berkarisma ketimbang mendapatkan karisma
tersebut sekadar dari jabatan.
Lalu, bagaimana cara mengembangkan karisma Seorang jurnalis dan penulis dari Amerika, Robert
Brault, menyebutkan, karisma adalah nama mewah
yang diberikan karena kemampuan seseorang
menyuguhkan perhatian penuh kepada orang lain.
Jadi, kuncinya adalah dari hati. Inilah hal-hal yang bisa Anda lakukan agar lebih karismatik.
1. Pancarkan rasa percaya diri dalam takaran tepat.
Seseorang yang percaya diri secara otomatis akan
mampu menyihir orang lain untuk menuruti
keinginannya. Jika Anda merasa belum pede,
tingkatkanlah. Rasa percaya diri itu bisa datang dari
berbagai cara, misalnya postur tubuh yang tegak, bibir yang selalu mengukir senyum tulus, dan
menatap mata lawan bicara saat berkomunikasi.
2. Berkomunikasilah dengan hati. Karisma berkaitan
erat dengan orang lain, artinya berhubungan juga
dengan emotional communications, atau komunikasi
dengan hati. Karisma sangat ditentukan oleh cara
Anda memperlakukan orang lain. Karena itu, menunjukkan empati kepada orang lain akan menjadi faktor yang sangat penting. Dengarkan
orang lain dengan sungguh-sungguh, jagalah harga
diri orang lain, bangunlah interaksi dua arah. Orang
yang mampu mendengarkan orang lain akan lebih
memiliki power, karena ia akan lebih disukai dari pada orang yang banyak bicara. Karena ia disukai, orang lain dengan senang hati akan mendengarkan dia, kata Sylvina.
3. Tunjukkan sisi humanis Anda. Berkarisma bukan
berarti harus jaim! Kalau kita membuat kesalahan,
tak usahlah terlalu patah hati. Kita, toh, bisa
menertawakan kesalahan kita, kemudian
memperbaikinya. Tertawa saat mendengarkan
lelucon, atau bahkan melempar canda, mempunyai efek yang sama seperti meditasi, yaitu membuat kita
lebih relaks. Jika ingin mengembangkan karisma, belajarlah untuk relaks dan mengelola bahasa tubuh. Berteman dengan diri sendiri sama dengan membangun esteem, sehingga kita bisa menularkan aura kita kepada orang lain. Kalau kita bisa bersikap kalem, karena kita relaks, kita akan lebih mudah memengaruhi orang lain, lanjut Sylvina.
IYAA
kalau karisma itu menguap bersamaan dengan
lenyapnya jabatan, kemungkinan besar karisma itu
memang diberikan oleh kewenangan. Sehingga,
power of influence yang dia miliki murni didapat dari
posisi, bukan karena karakternya.
Kualitas pribadi yang karismatik sangat dibutuhkan
dalam leadership, karena seorang pemimpin harus
bisa memengaruhi orang lain. Itulah mengapa
karisma menjadi penting bagi orang-orang yang
duduk di posisi tinggi, katakanlah, para eksekutif. Kenyataannya, banyak orang yang punya title, dan
dengan sendirinya karisma itu sudah diberikan, tapi
kata-katanya tetap tidak didengar. Bisa dibilang,
karismanya tidak mempan. Padahal, sebagai
pimpinan, ia bertugas untuk melakukan koordinasi
dan memastikan bahwa permintaannya dikerjakan oleh orang lain dengan senang hati, tutur Sylvina. Dengan demikian, itu berarti, akan lebih penting bagi
kita untuk mengembangkan karakter yang lebih
berkarisma ketimbang mendapatkan karisma
tersebut sekadar dari jabatan.
Lalu, bagaimana cara mengembangkan karisma Seorang jurnalis dan penulis dari Amerika, Robert
Brault, menyebutkan, karisma adalah nama mewah
yang diberikan karena kemampuan seseorang
menyuguhkan perhatian penuh kepada orang lain.
Jadi, kuncinya adalah dari hati. Inilah hal-hal yang bisa Anda lakukan agar lebih karismatik.
1. Pancarkan rasa percaya diri dalam takaran tepat.
Seseorang yang percaya diri secara otomatis akan
mampu menyihir orang lain untuk menuruti
keinginannya. Jika Anda merasa belum pede,
tingkatkanlah. Rasa percaya diri itu bisa datang dari
berbagai cara, misalnya postur tubuh yang tegak, bibir yang selalu mengukir senyum tulus, dan
menatap mata lawan bicara saat berkomunikasi.
2. Berkomunikasilah dengan hati. Karisma berkaitan
erat dengan orang lain, artinya berhubungan juga
dengan emotional communications, atau komunikasi
dengan hati. Karisma sangat ditentukan oleh cara
Anda memperlakukan orang lain. Karena itu, menunjukkan empati kepada orang lain akan menjadi faktor yang sangat penting. Dengarkan
orang lain dengan sungguh-sungguh, jagalah harga
diri orang lain, bangunlah interaksi dua arah. Orang
yang mampu mendengarkan orang lain akan lebih
memiliki power, karena ia akan lebih disukai dari pada orang yang banyak bicara. Karena ia disukai, orang lain dengan senang hati akan mendengarkan dia, kata Sylvina.
3. Tunjukkan sisi humanis Anda. Berkarisma bukan
berarti harus jaim! Kalau kita membuat kesalahan,
tak usahlah terlalu patah hati. Kita, toh, bisa
menertawakan kesalahan kita, kemudian
memperbaikinya. Tertawa saat mendengarkan
lelucon, atau bahkan melempar canda, mempunyai efek yang sama seperti meditasi, yaitu membuat kita
lebih relaks. Jika ingin mengembangkan karisma, belajarlah untuk relaks dan mengelola bahasa tubuh. Berteman dengan diri sendiri sama dengan membangun esteem, sehingga kita bisa menularkan aura kita kepada orang lain. Kalau kita bisa bersikap kalem, karena kita relaks, kita akan lebih mudah memengaruhi orang lain, lanjut Sylvina.
IYAA