Meskipun yang ditawarkan adalah perguruan tinggi dalam negeri, kuliah tak melulu di Indonesia. Mahasiswa nantinya akan mengenyam kuliah di luar negeri mulai satu hingga empat semester, bergantung kesepakatan perguruan tinggi di Indonesia dan mitranya di luar negeri.
Mitra program internasional umumnya adalah kampus-kampus di Australia dan kampus-kampus di Eropa, terutama Inggris, Belanda, Jerman, dan Perancis. Ada juga kampus di Amerika Serikat (AS), Kanada, Korea Selatan, dan Dubai.
Perguruan tinggi yang membuat program atau kelas internasional jenjang S-1 umumnya menawarkan gelar tunggal (single degree) dan gelar ganda (double degree). Sejak awal pendaftaran, calon mahasiswa harus jelas memilih karena hal itu menentukan besarnya biaya kuliah dan hidup di luar negeri yang mesti ditanggung.
Mahasiswa yang memilih gelar tunggal berarti hanya mendapat gelar sarjana S-1 dari perguruan tinggi di Indonesia. Mereka berkuliah di kampus mitra di luar negeri hanya selama satu semester.
Namun, mahasiswa yang sudah menyandang gelar sarjana dari Indonesia itu ada juga yang bisa langsung melanjutkan ke program master di luar negeri dengan masa kuliah cuma setahun. Jadi, bisa saja, dalam empat tahun, mahasiswa tersebut menyandang gelar master dari kampus di luar negeri.
Adapun yang gelar ganda, mahasiswa bakal mendapat gelar S-1 dari Indonesia dan bachelor dari kampus luar negeri. Mereka kuliah ke luar negeri pada tahun kedua atau ketiga.
Pengakuan internasional juga bisa didapat dari kampus yang menawarkan sertifikat internasional. Prita Kemal Gani, Direktur STIKOM London School Public Relations (LSPR), mengatakan, mahasiswa menjalani mata kuliah internasional yang diuji lembaga profesional penguji internasional dan universitas di Inggris dan Australia
Program tersebut membuat mahasiswa mudah mencari pekerjaan di samping dipersiapkan benar-benar dalam mata kuliah praktik. Juga bisa dipastikan, bahasa Inggris lulusan STIKOM LSPR lebih baik. Selain itu, lulusannya bisa mendapat kemudahan untuk melanjutkan ke sekolah di luar negeri, selain dapat melanjutkan di universitas yang menjadi mitra LSPR.
Kelas khusus
Mahasiswa yang bergabung di program atau kelas internasional itu diajar secara khusus, terpisah dari mahasiswa reguler. Mereka belajar dengan bahasa pengantar bahasa Inggris dan kurikulum yang mengacu pada kurikulum internasional.
Untuk itu, saat pendaftaran, calon mahasiswa mesti melampirkan bukti tes TOEFL yang aman, yaitu di atas 500, sedangkan IELTS mencapai lebih dari 6. Peserta lulusan SMA atau sederajat setara A level atau IB.
Minaldi Loeis, Dean of Programs Binus International, mengatakan, program internasional dimulai pada 2001 sebagai alternatif untuk belajar di luar negeri. Binus awalnya memulai di ilmu komputer yang bermitra dengan Universitas RMIT, Australia. Saat ini, mitra kampusnya berkembang dari Australia, Jerman, Inggris, Selandia Baru, Swiss, Korea Selatan, hingga Dubai.
"Setelah krisis, banyak orangtua yang masih ingin menyekolahkan anak-anak mereka ke luar negeri. Tetapi, kurs dollar yang fluktuatif sempat membuat ngeri juga. Ini peluang bagi Binus untuk menawarkan program internasional," ujar Minaldi.
Minaldi yakin, program internasional bakal diminati karena kelas menengah Indonesia terus berkembang. Selain itu, era globalisasi menuntut generasi masa kini punya wawasan internasional yang membuatnya mampu bersaing di dalam dan luar negeri.
Mahasiswa asal Indonesia pun lebih siap kuliah di luar negeri. Ada waktu persiapan yang cukup bagi lulusan SMA menyiapkan mental hingga mengubah cara belajarnya sesuai tuntutan di kampus luar negeri.
Pada open house kelas internasional Universitas Indonesia (M), awal April lalu, koordinator-koordinator sejumlah fakultas di UI yang punya kelas internasional mempromosikan keunggulan masing-masing program khusus tersebut. Biaya yang ditawarkan relatif lebih ringan karena hanya satu hingga dua tahun kuliah di luar negeri, tetapi bisa memperoleh gelar ganda.
Mahasiswa juga tidak perlu ikut kelas persiapan. Sebab, mereka sudah dipersiapkan di kampus dalam negeri. Ketika memilih universitas di luar negeri, mahasiswa mesti berhitung benar, apakah dirinya mampu memenuhi syarat yang ditetapkan kampus yang dipilih.
Hal penting perlu dipersiapkan adalah skor TOEFL/IELTS, indeks prestasi kumulatif, (IPK), hingga skor menulis sesuai standar kampus yang diincar. Di UI, kelas internasional Fakultas Kedokteran (FK) termasuk yang diburu calon mahasiswa. Mahasiswa internasional akan memperdalam riset kedokteran di kampus di Australia atau Inggris.
"Saya memang ingin kuliah di luar negeri. Sudah cari yang kedokteran di Australia dan Malaysia, tetapi untuk mahasiswa asing syaratnya tidak mudah. Kelas internasional FK UI membuat saya tetap bisa dapat gelar dokter dari luar negeri," kata Mike, mahasiswa semester IV FKUI kelas internasional.
Adapun biaya masuk FKUI sebesar Rp 75 juta. Biaya per semester Rp 35 juta. Di kampus mitra, Monash University, biaya kuliah setahun 42.000 dollar Australia, sedangkan di Melbourne University 48.000 dollar Australia. Biaya tersebut di luar biaya hidup selama di luar negeri.
kompas.com